PDK - Pelajaran 01
Nama Kelas | : | Dasar-Dasar Iman Kristen - Penciptaan dan Kejatuhan |
Nama Pelajaran | : | Penciptaan Alam Semesta |
Kode Pelajaran | : | PDK-P01 |
Pelajaran 01 -- Penciptaan Alam Semesta
Daftar Isi
- Bagaimana Alam Semesta Diciptakan?
- Alkitab Memiliki Jawabannya
- Allah Adalah Pencipta Alam Semesta
- Allah Sudah Ada Sebelum Segala Sesuatu Ada
- Kehadiran Allah Tritunggal dalam Penciptaan
- Bagaimana Keadaan Segala Sesuatu Sebelum Diciptakan?
- Tidak Berbentuk dan Kosong
- Penciptaan Waktu
- Bagaimana Allah Menciptakan Alam Semesta?
- Allah Menciptakan dari yang Tidak Ada
- Tujuh Hari Penciptaan
- Bagaimana Keadaan Setelah Penciptaan
- Semua yang Diciptakan Baik Adanya
- Allah Memelihara Semua yang Diciptakan-Nya
- Tujuan Allah Menciptakan Alam Semesta
Doa
Pelajaran 01: Penciptaan Alam Semesta
Alkitab adalah firman Allah yang menjelaskan kepada kita tentang asal-usul dari segala sesuatu. Melalui kitab pertama dalam Alkitab, yaitu Kejadian, Allah menunjukkan kepada kita bahwa alam semesta tidak terjadi secara kebetulan dan tidak terjadi dengan sendirinya. Penciptaan alam semesta ini merupakan rancangan indah dari Allah yang Maha Kuasa untuk menunjukkan kebesaran-Nya dan kasih-Nya kepada manusia. Mari kita mempelajari dengan lebih teliti bagaimana Dia merancangkan semua ini.
- Bagaimana Alam Semesta Diciptakan?
- Alkitab Memiliki Jawabannya
- Allah Adalah Pencipta Alam Semesta
- Allah Sudah Ada Sebelum Segala Sesuatu Ada
- Kehadiran Allah Tritunggal dalam Penciptaan
- Bagaimana Keadaan Segala Sesuatu Sebelum Diciptakan?
- Tidak Berbentuk dan Kosong
- Penciptaan Waktu
- Bagaimana Allah Menciptakan Alam Semesta?
- Allah Menciptakan dari yang Tidak Ada
- Tujuh Hari Penciptaan
- Bagaimana Keadaan Setelah Penciptaan
- Semua yang Diciptakan Baik Adanya
- Allah Memelihara Semua yang Diciptakan-Nya
- Tujuan Allah Menciptakan Alam Semesta
Bagaimana terjadinya alam semesta telah menjadi pertanyaan yang paling sering ditanyakan dari zaman ke zaman. Kejadiannya pastilah merupakan keajaiban yang tidak terbayangkan sehingga membuat setiap manusia yang lahir di dunia ini bertanya-tanya, siapakah yang dapat menciptakan ciptaan yang sedemikian sempurna dan luar biasa hebatnya ini. Pertama-tama, mari kita melihat terlebih dahulu jawaban Alkitab.
Sejak mulanya, manusia ingin tahu bagaimana segala sesuatu yang ada di alam ini terjadi. Banyak pendapat telah diberikan mengenai asal-usul alam, khususnya asal-usul bumi. Muncul teori Big Bang (Teori Ledakan Besar), teori evolusi, dll.. Namun, semua itu hanyalah teori karena pada dasarnya manusia sendiri adalah ciptaan sehingga tidak ada seorang pun yang mengetahui jawabannya secara pasti.
Mungkinkah kita mengetahuinya secara pasti? Ya, dengan percaya atau mengimani firman Tuhan (Ibr. 11:3). Alkitab adalah firman Tuhan, dan di dalam Alkitab, kita dapat menemukan jawabannya secara pasti, sebab Alkitab bukan tulisan yang berasal dari pengertian manusia. Alkitab tidak pernah berspekulasi. Dengan tegas, Alkitab mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di surga dan di bumi diciptakan, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik takhta, kekuasaan, pemerintah, maupun penguasa, segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan (Kol. 1:16).
Pernahkah Anda bertanya mengapa kitab pertama dalam Alkitab disebut kitab "Kejadian"? Sebab, kitab Kejadian menceritakan tentang permulaan atau asal-usul segala sesuatu. Kata ‘kejadian’ berarti permulaan. Kitab ini menceritakan tentang permulaan langit, bumi, dan segala isinya. Walaupun dijelaskan dengan sangat singkat, kitab ini dimulai dengan memberi jawaban yang sangat tegas bahwa, "Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi." (Kej. 1:1)
Ya, dengan sangat jelas dan tegas, Alkitab memberikan jawaban bahwa Allahlah yang menciptakan alam semesta. Berikut ini beberapa ayat Alkitab yang menjadi dasar jawaban di atas:
"Akulah yang menjadikan bumi, dan menciptakan manusia di atasnya. Tangan-Kulah yang membentangkan langit dan Aku telah menetapkan semua penghuninya." (Yes. 45:12)
"... Yang menjadikan langit dan bumi, laut dan semua yang ada di dalamnya, yang tetap setia selama-lamanya." (Mzm. 146:6)
"... Dialah Allah .... Dia mendirikannya dan tidak membiarkannya kosong, tetapi membentuknya untuk didiami ...." (Yes. 45:18)
Kapan dan sudah berapa lamakah Tuhan ada? Tuhan sudah ada dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya sebelum segala sesuatu ada. Alkitab mengatakan, "Pada mulanya, Allah ..." (Kej. 1:1; Yoh. 1:1). Keberadaan-Nya ialah dari kekal sampai kekal. Dia selalu ada, dahulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya. Mazmur 90:2 berkata, "... dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, Engkau adalah Allah."
Kisah penciptaan alam semesta dapat ditemukan dengan membaca Kejadian pasal 1 dan 2, dan kisah tentang Taman Eden pada pasal 3. Kejadian pasal 1 mengatakan bahwa saat itu segala sesuatu belum ada, kecuali Allah sendiri. Jadi, Allah tidak memiliki masa prasejarah.
Tuhan bukan sekadar kuasa atau pengaruh yang dahsyat. Dia adalah 3 Pribadi yang kita sebut sebagai Allah Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak (Yesus Kristus), dan Allah Roh Kudus. Dialah yang menyebabkan segala sesuatu menjadi ada. Tiga Pribadi Allah ini hadir pada peristiwa penciptaan sebagaimana ditunjukkan dalam Kej. 1:1-3. Allah Bapa berfirman, "... Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air." Dan, Firman-Nya, yaitu Kristus, Allah Anak berkata, "Jadilah Terang." Allah Tritunggal juga dinyatakan dalam berbagai fakta Alkitab bahwa Mereka adalah Pencipta segala sesuatu (Yoh. 1:3; Kis. 17:24; Ibr. 11:3). Segala sesuatu dalam konteks ini jelas diartikan sebagai alam semesta.
Bagaimanakah sebenarnya keadaan segala sesuatu yang ada sebelum diciptakan? Inilah fakta yang kita dapatkan:
"Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi tidak berbentuk dan kosong, kegelapan menutupi permukaan samudra, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air." (Kej. 1:1-2)
Aspek lain yang menjadi bagian dari ciptaan adalah waktu. Ketika kita berbicara tentang "sebelum" segala sesuatu Allah sudah ada, bukan berarti bahwa waktu sudah ada dan tidak ada awal mulanya. Sebelum Allah menciptakan alam semesta, waktu tidak ada. Allah hidup dalam kekekalan dan Dia tidak dibatasi oleh waktu atau tempat. Waktu tercipta saat Allah berkata, "... 'Jadilah terang' .... Kemudian, Allah memisahkan terang itu dari gelap. Allah menyebut terang itu siang dan gelap itu malam ...." (Kej. 1:3-5) Inilah terjadinya penciptaan waktu.
Penciptaan alam semesta yang dikerjakan Allah dapat ditemukan di kitab Kejadian dalam Alkitab. Kitab Kejadian menjelaskan banyak tentang awal dari segala sesuatu yang Allah jadikan, termasuk di antaranya adalah kisah penciptaan.
Berbeda dengan Allah, alam semesta ini memiliki titik permulaan. Allah menciptakannya dari yang tidak ada menjadi ada dan seluruh keberadaan alam semesta ini bergantung kepada Tuhan. Dalam Kej. 1:1, kata 'menciptakan' di sini tidak berarti memindahkan atau menghadirkan sesuatu yang sudah ada ke tempat lain untuk menggantikan yang sebelumnya. Sebaliknya, Ia membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada tanpa bahan (ex nihilo).
Dia menciptakan langit dan bumi dengan firman-Nya. Alkitab berkata:
"Oleh firman TUHAN, langit dijadikan, dan oleh napas mulut-Nya, seluruh bala tentara-Nya." (Mzm. 33:6) Firman Tuhan keluar dari mulut Allah yang berkuasa! Firman Tuhan mencipta segala sesuatu menjadi ada sesuai dengan yang difirmankan Allah. Seperti ada tertulis:
"Dia berbicara, dan hal itu terjadi; Dia memerintah, dan semua itu berdiri kukuh." (Mzm. 33:9) "Allah berfirman, 'Jadilah ....'" (Kej. 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, 26)
Allah menciptakan alam semesta dalam waktu enam hari yang mengesankan dan menakjubkan. Enam hari secara harfiah, dengan 24 jam per hari, segala sesuatu diciptakan tanpa ada jeda. Dan, Allah menyatakan bahwa semua yang diciptakan-Nya sangat baik. Lalu, pada hari yang ketujuh, Allah beristirahat.
Allah menciptakan semua makhluk hidup seperti burung, ikan, binatang, dan memberi kemampuan kepada mereka untuk berkembang biak menurut ketetapan-Nya, yaitu berkembang biak "menurut jenisnya masing-masing" (Kej. 8:19). Tidak ada binatang yang dapat berganti jenis menjadi jenis binatang yang lain, demikian juga manusia. Tidak ada binatang yang bisa menjadi manusia atau sebaliknya. Ketetapan ini masih berlaku hingga hari ini. Setiap makhluk hidup melahirkan keturunan atau anak menurut jenisnya.
Setelah Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk manusia, semua dalam keadaan baik. Mengapa?
Dalam Kejadian pasal 1, setiap hari, setelah selesai menciptakan, selalu disebutkan bahwa, "... Allah melihat bahwa itu baik. " (Kej. 1:10, 12, 18, 25, 31) Kondisi alam pada saat diciptakan sungguh membuat Allah menyukainya dan menyatakan sukacita-Nya, terutama ketika selesai menciptakan manusia pada hari keenam, Allah berkata, "... itu sangat baik." (Kej. 1:31)
Setelah kejatuhan dan dunia dihukum Tuhan akibat dosa yang dilakukan manusia, kebaikan keadaan ciptaan-Nya masih bisa dilihat sehingga kita masih terus bisa mengaguminya (Mazmur). Paulus pun menyebutkan bahwa segala sesuatu yang telah diciptakan Tuhan harus kita terima dengan ucapan syukur (1Tim. 4:4).
Itu sebabnya, setiap orang percaya dipanggil untuk bertanggung jawab terhadap semua kebaikan yang telah Allah ciptakan, terutama bumi tempat kita tinggal (1Tim. 6:17). Kita harus terus memeliharanya, bahkan mengembangkannya dengan kreativitas yang Allah berikan sebagai cara kita memuliakan Dia.
Beberapa orang beranggapan bahwa setelah Allah menciptakan dunia dan segala isinya, Dia menarik diri dan membiarkan ciptaan-Nya berjalan sendiri begitu saja. Paham ini disebut "Deisme", bahwa Allah tidak peduli lagi dengan ciptaan-Nya. Dia lepas tangan setelah menciptakan mereka. Hal ini tidak benar. Alkitab mengatakan sampai saat ini, Allah masih memelihara ciptaan-Nya. Allah, selain Pencipta Agung dari segala sesuatu, Dia juga Pemelihara, Pemimpin, Pengatur, dan Pemerintah atas semua makhluk ciptaan, dan benda-benda ciptaan. Mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil, Allah memelihara dengan kebijaksanaan-Nya yang paling bijak dan pemeliharaan-Nya yang kudus, sesuai dengan pengetahuan yang tidak bisa salah dan kehendak-Nya yang bebas dan tidak berubah.
Kalau langit, bumi, dan segala isinya ini masih ada sampai sekarang, ini semua karena pemeliharaan Allah terhadap ciptaan-Nya (2Ptr. 3:7). Semua ciptaan masih ada karena Allah menopangnya (Ibr. 1:3). Kata 'menopang' di sini tidaklah pasif, melainkan memiliki pemahaman yang aktif karena dengan maksud kehendak-Nya, Dia mengontrol dan mengawasi semuanya secara terus-menerus. Jadi, Yesus secara aktif terlibat dalam karya pemeliharaan (providensia) alam semesta.
Bagaimana dengan kehidupan manusia di bumi ini? Apakah Allah masih memperhatikannya? Ya. Ada banyak ayat dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Dia mengatur kehidupan di bumi ini. Allah mengatur kelahiran dan kehidupan manusia (Mzm. 139:16), Dia memberikan perlindungan kepada orang benar (Mzm. 5:12; Ul. 33:12, 25-28; 1Sam. 2:9), memenuhi kebutuhan umat-Nya (Ul. 8:3; Flp. 4:19) dan seterusnya. Jika kita masih bernapas, ini adalah bukti dari pemeliharaan-Nya terhadap manusia. Jadi, Allah masih campur tangan terhadap ciptaan-Nya. Semua keberadaan, sifat-sifat, dan gerak segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tidak bisa dilepaskan dari pemeliharaan Tuhan terhadapnya.
Kita telah sering mendengar bahwa Allah menciptakan manusia untuk tujuan kemuliaan-Nya (Yes. 43:7). Akan tetapi, bukan hanya manusia yang Allah ciptakan dengan tujuan. Seluruh ciptaan-Nya diciptakan untuk menunjukkan kemuliaan-Nya, bahkan termasuk bintang-bintang, bulan dan langit, sebab mereka menceritakan kemuliaan Allah (Mzm. 19:1; Why. 4:11). Namun, perlu diingat bahwa Allah tidak punya kewajiban untuk menciptakan dunia yang membuat-Nya menjadi mulia. Allah sudah mulia bersama dalam 3 Pribadi dari kekal sampai kekal. Oleh karena itu, tidak ada apa pun yang bisa menambahkan kemuliaan Allah karena Allah tidak kekurangan apa-apa. Jika Allah dengan keinginan-Nya sendiri menciptakan alam semesta, termasuk manusia, itu karena Dia ingin berbagi kasih dan kebahagiaan kekal yang Dia miliki bersama dengan ciptaan-Nya.
Demikianlah Allah, dengan hikmat dan bijaksana-Nya menciptakan alam semesta. Keindahan dan kekompleksan seluruh ciptaan-Nya ini terus terpelihara hingga saat ini. Melalui pelajaran ini kita semakin melihat kasih dan kesetiaan Allah dalam memelihara manusia. Karena itu, sudah selayaknya manusia mensyukuri kebesaran dan kemurahan-Nya.
Akhir Pelajaran (PDK-P01)
Doa
"Engkaulah yang menciptakan langit, bumi, dan segala isinya. Sungguh luar biasa kejadiannya. Karena itu, aku hanya bisa memuji kebesaran-Mu, ya Allahku. Ajarku untuk terus mengenal, mengasihi, dan menyembah-Mu dengan segenap hatiku. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA