PDA - Pelajaran 02

Nama Kursus : Pengantar Doktrin Alkitab
Nama Pelajaran : Dasar Mempelajari Alkitab
Kode Pelajaran : PDA-P02

Pelajaran 02 – Dasar Mempelajari Alkitab

Daftar Isi

  1. Pengertian Alkitab Adalah Firman Allah
    1. Firman Allah sebagai Perkataan Allah Langsung
    2. Firman Allah sebagai Kata-Kata yang Berkuasa
    3. Firman Allah yang Diucapkan Melalui Manusia
    4. Firman Allah sebagai Pribadi Kristus
    5. Firman Allah dalam Bentuk Tulisan
  2. Sumber dan Otoritas Alkitab
    1. Kesaksian dari Alkitab Sendiri
    2. Sifat-Sifat Allah Tritunggal yang Menjamin Keabsahan Alkitab
    3. Kesaksian Kristus tentang Alkitab
    4. Kesaksian Roh Kudus dalam Meneguhkan Kebenaran Alkitab
  3. Mengapa Allah Memberikan Firman-Nya untuk Ditulis Menjadi Alkitab?
    1. Karena Kasih-Nya, Allah Berkenan Menyatakan Diri-Nya untuk Dikenal Manusia
    2. Supaya Firman-Nya Abadi dan Menjaga Umat-Nya dari Kesesatan
    3. Menjamin Otoritas bagi Gereja dan Bukti Sejarah bagi Dunia

Doa

Pelajaran 02 – Dasar Mempelajari Alkitab

Dalam pelajaran kedua ini, kita akan membahas tentang dasar kita mempelajari Alkitab. Di antaranya, akan dijelaskan tentang pengertian bahwa Alkitab adalah firman Tuhan, dari mana sumber dan otoritas Alkitab, dan bagaimana penerimaan gereja dan orang percaya terhadap Alkitab. Kiranya pelajaran ini akan menolong kita untuk semakin mengetahui Alkitab sebagaimana yang Tuhan kehendaki.

  1. Pengertian Alkitab Adalah Firman Allah
  2. Istilah "Alkitab adalah firman Allah" adalah deklarasi teologis yang menjadi dasar dari doktrin Bibliologi dalam teologi sistematika. Menyatakan bahwa Alkitab adalah firman Allah berarti bahwa Alkitab bukan sekadar tulisan manusia, melainkan wahyu yang diberikan oleh Allah melalui perantaraan manusia. Mari kita melihat lebih jauh beberapa arti yang diberikan oleh Alkitab tentang hal ini:

    1. Firman Allah sebagai Perkataan Allah Langsung
    2. Allah sering dicatat dalam Alkitab berbicara secara langsung kepada manusia, dan manusia dapat mendengarnya dengan jelas, bahkan menuliskannya kembali dengan cara yang mereka mengerti. Hal ini terjadi, misalnya, ketika Allah berbicara kepada Adam dan orang-orang yang Tuhan perkenan, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Ketika Allah berbicara, firman-Nya tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga penuh kuasa dan otoritas. Setiap perkataan yang keluar dari Allah membawa kebenaran dan kehendak-Nya yang mutlak bagi manusia (Kel. 19:9).

    3. Firman Allah sebagai Kata-Kata yang Berkuasa
    4. Firman yang diucapkan Allah dalam konteks Alkitab ini adalah kata-kata yang merupakan ketetapan Allah, sehingga ketika diucapkan, firman itu menyebabkan suatu peristiwa terjadi secara supernatural (Kej. 1:3). Jadi, firman Allah memiliki kuasa yang luar biasa, apa dikatakan-Nya langsung terjadi. Firman Allah bukan sekadar kata-kata biasa, tetapi merupakan kehendak Allah yang berkuasa, yang dinyatakan dalam tindakan nyata (Mzm. 33:6, 9).

    5. Firman Allah yang Diucapkan Melalui Manusia
    6. Dalam Alkitab, sering disebutkan bahwa Allah berfirman dengan memakai mulut manusia (Ul. 18:18-20, Yer. 1:9). Allah menaruh firman-Nya dalam mulut nabi-nabi-Nya agar mereka menyampaikan pesan-Nya kepada umat-Nya. Meskipun diucapkan oleh manusia, kuasa firman Allah ini tidak lebih rendah dibandingkan jika Allah sendiri yang berbicara. Tidak memercayai-Nya akan mendatangkan akibat yang sama seperti tidak memercayai Allah sendiri (2Ptr. 1:20-21).

    7. Firman Allah sebagai Pribadi Kristus
    8. Alkitab dengan jelas juga mencatat ayat-ayat yang menunjuk langsung kepada Kristus sebagai Firman Allah. Misalnya, Wahyu 19:13; Yohanes 1:1, 14; 1 Yohanes 1:1. Ayat-ayat ini mengindikasikan bahwa di antara Allah Tritunggal, Allah Anaklah yang secara Pribadi dan melalui kata-kata-Nya mengomunikasikan karakter dan kehendak Allah kepada manusia. Jadi, dapat dikatakan bahwa Kristus sendiri adalah penyataan sempurna dari Allah Bapa. Yesus adalah Firman yang hidup, dan Dia menyatakan sifat, kehendak, dan kasih Allah secara sempurna kepada dunia.

    9. Firman Allah dalam Bentuk Tulisan
    10. Pada akhirnya, Allah menyatakan diri-Nya dalam tulisan, yaitu dalam Alkitab. Alkitab mencatat bahwa firman Allah ditulis melalui nabi-nabi dan rasul-rasul yang memiliki kuasa dan otoritas. Misalnya, ketika Allah memerintahkan Musa untuk menuliskan apa yang ingin disampaikan-Nya kepada Israel (Kel. 31:18). Contoh yang lain adalah Yosua (Yos. 24:26) dan Paulus di Perjanjian Baru (1Kor. 14:37). Firman yang ditulis juga memiliki kuasa sebagaimana Allah sendiri yang berbicara.

      Fokus dari modul ini adalah mempelajari Alkitab sebagai firman Allah yang ditulis melalui tangan-tangan para penulis Alkitab. Firman Allah yang tertulis inilah yang akan menjadi objek utama untuk dipelajari dan diteliti.

  3. Sumber dan Otoritas Alkitab
  4. Dasar utama penerimaan bahwa Alkitab adalah firman Allah terletak pada sifat dan kesaksian dari Alkitab itu sendiri dan Allah Tritunggal. Beberapa penjelasan berikut ini akan memberikan dasar yang kuat:

    1. Kesaksian dari Alkitab Sendiri
    2. Alkitab sendiri memberikan kesaksian bahwa dia adalah firman Allah yang diilhamkan. Dalam 2 Timotius 3:16, dikatakan bahwa "Semua Kitab Suci dinapasi oleh Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik dalam kebenaran." Ayat ini menunjukkan bahwa Alkitab berasal dari Allah sendiri, bukan sekadar tulisan manusia.

    3. Sifat-Sifat Allah Tritunggal yang Menjamin Keabsahan Alkitab
    4. Sifat Allah yang sempurna, benar, dan suci, menjamin bahwa apa yang ditulis-Nya dalam Alkitab adalah firman-Nya yang tidak mengandung kesalahan. Dari masa ke masa, terbukti bahwa Allahlah yang menuliskan Alkitab karena kebenarannya telah teruji. Alkitab telah membuktikan diri mengetahui hal-hal yang belum diketahui manusia sebelumnya, sehingga manusia mengakui bahwa jika bukan Allah yang Maha Tahu yang menuliskannya, tidak mungkin kebenaran itu terbukti.

      Kita juga harus menerima bahwa Alkitab adalah firman Allah yang berotoritas karena pribadi Allah yang Maha Kuasa. Apa yang dikatakan Alkitab bukan hanya benar dan sempurna, tetapi juga berkuasa dan mampu mengubah hidup manusia yang berdosa menjadi tidak berdosa; hidup manusia yang tidak berarti menjadi berarti. Kuasa Allah dinyatakan bagi mereka yang percaya kepada firman-Nya yang tertulis, yaitu Alkitab, dan beriman kepada Allah Tritunggal.

      Jadi, Alkitab adalah firman Allah yang tertulis, sempurna, dan berotoritas sebagaimana sifat-sifat Allah sendiri. Kesaksian Pribadi Allah yang Kedua dan Ketiga dari Allah Tritunggal juga menguatkan penerimaan kita bahwa Alkitab adalah firman Allah.

    5. Kesaksian Kristus tentang Alkitab
    6. Yohanes memberikan kesaksian tentang Firman yang menjadi daging dalam diri Kristus (Yoh. 1). Oleh karena itu, kita pun percaya bahwa apa yang dinyatakan Kristus memberikan bukti akan otoritas Alkitab. Berulang kali, Kristus mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama. Hal ini membuktikan bahwa Kristus pun mengakui secara eksplisit keberadaan Alkitab sebagai firman Allah.

      Beberapa bukti di antaranya: Kristus mengatakan bahwa Alkitab ditulis oleh manusia (Mrk. 7:6, 10; 12:36), tetapi juga adalah "firman Allah" (Mrk. 7:13; Mat. 4-5) yang disampaikan oleh Roh Kudus (Mat. 22:43; Mrk. 12:36). Kristus mengakui inspirasi verbal sepenuhnya dari Perjanjian Lama. Kristus menegaskan bahwa satu "iota" atau "titik" tidak akan dibatalkan dari Perjanjian Lama (Mat. 5:18). Kristus juga tidak meragukan historisitas Alkitab. Ia menerima kisah penciptaan bumi dan manusia pertama (Mrk. 13:19; Mat. 19:45), peristiwa zaman Nuh (Mat. 24:37-39; Luk. 17:26-27), peristiwa Sodom dan Gomora (Luk. 17:28-29), keberadaan Abraham Ishak, dan Yakub (Mat. 8:11), serta riwayat Yunus (Mat. 12:40-41) sebagai peristiwa sejarah, bukan sekadar cerita buatan manusia.

      Yesus Kristus juga mengakui pengilhaman Allah dalam Alkitab dan menerima otoritas Alkitab dalam kehidupan-Nya. Sejak kelahiran-Nya di Betlehem, Ia selalu menaati Perjanjian Lama. Ia disunat pada hari kedelapan (Luk. 2:21), dipersembahkan ke Bait Allah (Luk. 2:22, 39), Ia menaati otoritas Alkitab ketika dicobai (Mat. 4:1-11), bahkan sampai mati di kayu salib untuk menaati rencana Allah yang dinyatakan dalam Alkitab. Oleh karena itu, Ia mengecam kaum Saduki yang menempatkan logika di atas Alkitab dan kaum Farisi yang menyelewengkan makna Alkitab.

      Hal-hal di atas sudah cukup untuk memberikan bukti-bukti akan kesaksian Kristus atas penerimaan-Nya bahwa Alkitab adalah firman Allah.

    7. Kesaksian Roh Kudus dalam Meneguhkan Kebenaran Alkitab
    8. Ada begitu banyak fakta historis, arkeologis, dan fisik yang membuktikan bahwa Alkitab adalah firman Allah. Namun, tanpa kesaksian Roh Kudus, dasar penerimaan kita terhadap Alkitab belumlah sempurna. Peranan Roh Kudus sedemikian pentingnya, sehingga tanpa-Nya, manusia tidak mungkin dapat percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah.

      Roh Kuduslah yang memberikan kemampuan kepada manusia untuk dapat melihat, mendengar, dan percaya akan hal-hal yang rohani. Roh Kudus mengubah hati seseorang yang sudah mati terhadap hal-hal rohani sehingga menjadi hidup kembali. Tanpa keyakinan dari Roh Kudus yang ditanamkan dalam hati seseorang, mustahil orang tersebut menerima bahwa Alkitab adalah firman Allah.

      Ada beberapa alasan penting lainnya mengapa kita memerlukan kesaksian Roh Kudus untuk meyakinkan kita bahwa Alkitab adalah firman Allah. Pertama, perbedaan secara ontologis antara Allah dan manusia. Allah adalah Pencipta, sedangkan manusia adalah ciptaan. Allah bersifat transenden, berada di luar jangkauan pemahaman manusia. Ia tidak terbatas, sedangkan manusia adalah makhluk yang terbatas dalam segala hal. Oleh karena itu, peranan Roh Kudus sangat penting, sebab hanya Roh Kudus yang dapat meyakinkan hati manusia bahwa Alkitab adalah firman Allah. Jika akal atau pembuktian manusia ditempatkan melebihi Alkitab, manusia seolah-olah menjadi sama dengan Allah dalam hal pengetahuan.

      Alasan lain mengapa kita memerlukan kesaksian Roh Kudus adalah karena manusia sudah jatuh dalam dosa. Hati manusia tidak lagi jujur dan tidak mampu memahami wahyu Allah dengan benar. Dengan pertolongan Roh Kudus, otak manusia ditundukkan untuk melihat kebenaran firman Allah sebagaimana yang Allah kehendaki. Alkitab yang adalah firman Allah, memiliki kuasa karena Roh Kuduslah yang menghidupkan firman itu.

  5. Mengapa Allah Memberikan Firman-Nya untuk Ditulis Menjadi Alkitab?
  6. Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan, yang menjadi pedoman hidup dan sumber kebenaran bagi setiap orang percaya. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa Allah memilih untuk menuliskan firman-Nya? Mengapa Allah, yang Maha Kuasa, yang mampu berbicara langsung kepada umat-Nya, memilih untuk menyampaikan wahyu-Nya dalam bentuk tulisan yang kita kenal sebagai Alkitab? Ada beberapa alasan:

    1. Karena Kasih-Nya, Allah Berkenan Menyatakan Diri-Nya untuk Dikenal Manusia
    2. Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia bukanlah semata-mata tindakan kewajiban atau terpaksa, tetapi sebagai tindakan kasih yang penuh perhatian terhadap manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya (Yoh. 3:16). Penyataan Allah ini diberikan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya dalam tulisan yang dapat dimengerti oleh bahasa manusia. Segala sesuatu yang Allah ingin manusia ketahui telah Allah sampaikan dalam apa yang sekarang kita kenal sebagai Alkitab. Karena itu, Alkitab adalah sumber utama bagi manusia untuk mengetahui tentang Allah. Hanya melalui Alkitablah, manusia dapat memahami siapa Allah dan apa kehendak-Nya bagi hidup manusia.

    3. Supaya Firman-Nya Abadi dan Menjaga Umat-Nya dari Kesesatan
    4. Alkitab ditulis untuk memastikan bahwa penyataan Allah ini tetap abadi dan diteruskan dari generasi ke generasi. Meskipun Allah berbicara melalui nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya, dengan menuliskan Firman-Nya, Allah menjamin bahwa kebenaran-Nya akan tetap ada sepanjang zaman (Mzm. 119:89) Alkitab menjadi wahyu yang tetap dan tidak berubah, memberikan umat manusia dasar yang kokoh untuk hidup sekaligus menjaga umat-Nya dari penyimpangan akibat ajaran sesat.

    5. Menjamin Otoritas bagi Gereja dan Bukti Sejarah bagi Dunia
    6. Dengan firman Allah yang tertulis, gereja dan umat percaya memiliki otoritas yang pasti. Mereka tidak hanya bergantung pada tradisi lisan atau pengalaman pribadi, tetapi juga pada wahyu yang sudah ditulis dan diakui sebagai firman Allah yang berkuasa dan tidak berubah. Allah menuliskan Firman-Nya agar orang percaya bisa melihat rekam jejak karya-Nya dalam sejarah umat manusia. Alkitab memberikan gambaran yang jelas tentang tindakan Allah sepanjang sejarah, seperti penciptaan, perjanjian dengan umat Israel, kelahiran dan karya Yesus, serta peran Roh Kudus dalam gereja. Dengan Firman yang tertulis, orang percaya dapat belajar dari sejarah dan menyaksikan kesetiaan Allah yang tidak berubah.

    Sebagai kesimpulan, Allah memberikan firman-Nya untuk ditulis dalam Alkitab agar umat manusia dapat memiliki pedoman yang tetap, teruji, dan diilhami oleh Allah. Alkitab menjadi sumber kebenaran yang dapat dipelajari, dipahami, dan diteruskan kepada generasi berikutnya. Ini bukan hanya tentang dokumentasi sejarah atau teks ajaran, tetapi lebih penting lagi, Alkitab adalah sarana untuk mengenal Allah dan menjalani hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Akhir Pelajaran (PDA-P02)

Doa

"Tuhan, biarlah Engkau sendiri yang membukakan pikiranku sehingga aku memiliki iman percaya kepada Engkau yang berkenan menuliskan firman-Mu untuk dimeteraikan sebagai kebenaran dalam hatiku. Amin."

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA