KRP - Pelajaran 05
Nama Kelas | : | Kehidupan Rasul Paulus |
Nama Pelajaran | : | Pengadilan, Pemenjaraan, dan Akhir Hidup Paulus |
Kode Pelajaran | : | KRP-P05 |
Pelajaran 05 -- Pengadilan, Pemenjaraan, dan Akhir Hidup Paulus
Daftar Isi
- Paulus Diadili
- Di Hadapan Feliks
- Di Hadapan Festus
- Di Hadapan Agripa
- Paulus Naik Banding
- Berlayar ke Roma
- Kandas di Malia
- Pemenjaraan Paulus
- Sebagai Tahanan Rumah
- Kebakaran di Roma
- Akhir Hidup Paulus
- Paulus Ditangkap
- Kematian Paulus
- Dampak Kehidupan Paulus bagi Kekristenan
- Semangat Misi
- Kontribusi Teologis
- Warisan dan Teladan Hidup
Doa
Pelajaran 05: Pengadilan, Pemenjaraan, dan Akhir Hidup Paulus
Dedikasi Paulus yang tak tergoyahkan terhadap imannya kepada Yesus Kristus, bahkan dalam menghadapi penganiayaan dan ancaman kematian, merupakan bukti komitmennya yang mengakar kepada Tuhannya. Dalam pelajaran yang terakhir ini, kita akan melihat dengan lebih jelas bagaimana Paulus tetap menjalankan panggilannya di tengah tekanan berat yang dia hadapi.
- Paulus Diadili
- Di Hadapan Feliks
- Di Hadapan Festus
- Di Hadapan Agripa
- Paulus Naik Banding
- Berlayar ke Roma
- Kandas di Malia
- Pemenjaraan Paulus
- Sebagai Tahanan Rumah
- Kebakaran di Roma
- Akhir Hidup Paulus
- Paulus Ditangkap
- Kematian Paulus
- Dampak Kehidupan Paulus bagi Kekristenan
- Semangat Misi
- Kontribusi Teologis
- Warisan dan Teladan Hidup
Akhir kehidupan Paulus ditandai dengan berbagai penganiayaan dan pengadilan karena imannya kepada Yesus Kristus dan pekerjaan misinya. Meskipun rincian spesifik dari pengadilannya tidak akan dijelaskan di sini, beberapa peristiwa pengadilan yang penting adalah sbb.:
Sidang Paulus yang pertama adalah di hadapan Feliks, seorang penguasa yang jahat dan tidak adil. Orang-orang yang mendakwa Paulus bukan orang Yahudi yang berasal dari Asia, melainkan dari Yerusalem. Mereka menyewa Tertulus, pengacara bangsa Romawi. Tertulus mulai menyampaikan tuduhannya di hadapan sidang dengan terlebih dahulu memuji-muji Feliks. Ada dua dakwaan yang disampaikan:
- Paulus adalah seorang anggota sekte Nasrani.
- Ia melanggar kekudusan Bait Allah.
Paulus tidak memiliki pengacara, tetapi dengan keahliannya ia membela kasusnya sendiri. Ia membuktikan bahwa ia tidak melanggar kekudusan Bait Allah. Paulus memenangkan persidangan ini, jadi seharusnya ia dibebaskan. Namun, Feliks takut kepada para pemimpin Yahudi sehingga ia menunda keputusannya dan membiarkan Paulus tetap di dalam penjara (lih. Kisah Para Rasul 24).
Kaisar Nero mengganti Feliks dengan Ponsius Festus, yang diharapkan menjadi seorang pemimpin yang lebih baik daripada Feliks. Dengan adanya pemimpin baru, orang Yahudi sekali lagi membawa perkara Paulus ke hadapan Festus dan memintanya mengadakan pertemuan dengan orang-orang Yahudi Yerusalem. Mereka juga meminta Paulus dikembalikan ke Yerusalem. Festus menolak permintaan itu, tetapi ia mengizinkan mereka meneruskan kasus itu di Kaisarea. Karena itulah, Paulus disidang untuk kedua kalinya di Kaisarea, di hadapan Festus.
Orang Yahudi menuduh Paulus telah menjadi penyebab banyak masalah di antara mereka, seperti hasutan untuk tidak menaati tradisi Taurat, dsb.. Karena Festus tidak terlalu mengerti masalah agama Yahudi, ia mengusulkan agar Paulus dibawa ke Mahkamah Agama di kota Yerusalem. Namun, Paulus tahu bahwa dia tidak akan disidang secara adil di hadapan para pemimpin Yahudi di Yerusalem. Paulus pun minta naik banding karena sebagai warga negara Romawi, ia berhak mengajukannya (lih. Kisah Para Rasul 25:11). Festus terkejut saat menyadari bahwa Paulus adalah seorang warga negara Romawi, tetapi mau tidak mau, ia harus menerima permohonan Paulus. Festus menjawab: "Kamu telah naik banding kepada Kaisar, jadi kamu harus pergi kepada Kaisar." (Kisah Para Rasul 25:12)
Perubahan keputusan ini membuat Festus dalam posisi yang memalukan. Dengan menyerahkan kasus ini kepada Kaisar tanpa satu tuduhan pun akan menjadikan Festus terlihat bodoh. Ia mungkin akan kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin. Namun, kebetulan, saat itu Herodes Agripa II dan saudara perempuannya sedang mengunjungi Festus. Festus beranggapan bahwa mereka semua akan terhibur mendengar apa yang dikatakan oleh tahanan ini. Lagi pula, Agripa cukup tahu tentang adat istiadat dan peraturan agama Yahudi. Festus juga berharap mungkin Agripa dapat menolongnya menyiapkan kasus ini untuk dikirimkan bersama Paulus ke Roma. Acara yang hebat telah disiapkan. Paulus dibawa menghadap sidang yang dipimpin oleh Agripa. Paulus mulai menceritakan pengalamannya, mulai dari pertemuannya dengan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik, sampai ketika ia mulai memberitakan firman tentang Yesus Kristus. Dalam Kisah Para Rasul 26, Festus, Agripa, dan yang hadir saat itu sangat terkesan. Begitu terkesannya sampai Raja Agripa berkata: "Dalam waktu yang singkat, kamu ingin meyakinkan aku untuk menjadi orang Kristen?" (Kisah Para Rasul 26:28). Semua pemimpin yang hadir di persidangan itu setuju bahwa Paulus tidak melakukan kesalahan yang setimpal dengan hukuman mati. Akan tetapi, mereka enggan membebaskannya.
Dari hasil persidangan Festus mengizinkan Paulus naik banding, maka berlayarlah Paulus menuju Roma.
Paulus memulai perjalanannya ke Roma. Yulius adalah perwira yang menjaga Paulus dan tahanan lainnya. Lukas dan Aristarkus juga ikut bersama Paulus. Mereka mengunjungi pelabuhan di sepanjang pantai Asia. Setelah sehari, mereka pun sampai di Sidon dan Paulus diizinkan untuk mengunjungi teman-temannya di kota itu. Kemudian, mereka berlayar lagi ke utara Siprus dan terus ke Mira, sebuah kota di Likia. Dari sini, mereka menumpang kapal yang langsung menuju ke Italia. Setelah beberapa hari, mereka akhirnya tiba di Pelabuhan Indah di Pulau Kreta. Musim badai sudah datang. Karena itu, Paulus memperingatkan mereka supaya tetap tinggal di sana hingga badai berlalu. Akan tetapi, orang banyak, termasuk nakhoda dan pemilik kapal, memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke kota Feniks dan tinggal di sana selama musim dingin (Kisah Para Rasul 27:1-13).
Ketika meninggalkan Pelabuhan Indah, mereka berharap bisa berlayar beberapa jam saja karena tidak jauh. Akan tetapi, angin kencang melanda dan menghanyutkan mereka sampai ke Pulau Kauda. Selama dalam perjalanan laut ini, mereka mengalami peristiwa-peristiwa luar biasa yang mengancam nyawa Paulus, para penumpang, dan semua awak kapal. Namun, seperti yang telah Tuhan janjikan, Paulus dan semua yang ada di kapal selamat sampai tujuan (Kisah Para Rasul 27:14-44).
Kapal Paulus berlabuh di Teluk Napel, kurang lebih 210 km dari Roma. Paulus sangat bersukacita karena ada dua kelompok anggota jemaat dan saudara Kristen yang datang dari Roma. Lalu, mereka melanjutkan perjalanan ke Roma. Akhirnya, Paulus tiba di ibu kota kekaisaran Roma, kota yang terpenting di dunia pada masa itu.
Ketika sampai di Roma, semua tahanan dimasukkan dalam penjara, kecuali Paulus. Ia tinggal di rumah yang disewanya sendiri dan diizinkan untuk dikunjungi teman-temannya (Kisah Para Rasul 28:30). Untuk beberapa alasan, Paulus diberi hak istimewa ini walaupun Paulus masih harus dirantai dan dijaga oleh prajurit Romawi.
Pada waktu itu, banyak orang Yahudi yang menetap di Roma. Tiga hari setelah Paulus tiba di kota itu, ia mengundang orang-orang terkemuka Yahudi. Ia memberi tahu mereka tentang hal-hal yang telah terjadi atasnya karena mereka tidak pernah menerima surat tentang Paulus dari Yerusalem. Mereka menjadi lebih ingin tahu lagi tentang kepercayaan Kristen. Mereka menentukan hari untuk mendengarkan Paulus. Ketika waktunya tiba, banyak orang datang untuk mendengarkan Paulus berkhotbah tentang Injil Kristus. Dari pagi sampai sore, ia menjelaskan tentang kebenaran Kristus. Sebagian orang menjadi percaya, tetapi sebagian lain tetap tidak percaya. Paulus mengatakan kepada mereka bahwa ia akan menghabiskan waktunya di Roma untuk mengajar bangsa-bangsa lain (Kisah Para Rasul 28:17-29).
Paulus berharap dapat menghadapi persidangan dalam waktu yang cepat dan segera dilepaskan. Dua tahun berlalu, dan Paulus masih menunggu kabar. Sementara menunggu, Paulus memberitakan firman Tuhan, mengajar, dan menyambut setiap orang yang datang mengunjunginya. Dia tidak pernah takut. Selama waktu menunggu itu, banyak orang menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat.
Kekaisaran Romawi memiliki beberapa penguasa yang jahat dan kejam, tetapi Kaisar Nero adalah penguasa yang paling kejam. Ia memerintah selama 14 tahun dan terlibat dalam banyak tindak kejahatan yang pernah terjadi di sana. Ia bahkan telah membunuh ibunya sendiri, beberapa istri, dan kawan-kawannya. Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Kaisar Nero juga pernah membakar kota Roma.
Nero merasa ia adalah seorang pemusik yang hebat. Ia berpikir kalau ia menyaksikan api yang sangat besar, barangkali ia dapat bermain biola dengan lebih baik. Lalu, api dinyalakan sementara Kaisar Nero duduk di serambi yang tinggi memainkan biola, menyaksikan kota Roma terbakar. Kota itu terbakar selama enam hari. Penduduk kota Roma sangat marah. Akan tetapi, Nero menyalahkan orang Kristen dan mengatakan bahwa mereka yang memulai kebakaran itu. Karena itu, mereka mulai menganiaya orang Kristen. Ribuan orang Kristen dibakar dengan sangat kejam di atas tiang-tiang api pembakaran. Banyak juga orang Kristen yang ditangkap dan diadu dengan gladiator atau binatang buas.
Ketika Paulus ditangkap untuk kedua kalinya di Roma, ada kemungkinan ia dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah yang dingin, gelap, dan sangat mengerikan. Teman-teman Paulus tidak lagi berani mengunjunginya karena mereka pasti juga akan ditangkap dan dibunuh.
Surat terakhir yang ditulis Paulus adalah suratnya kepada Timotius yang ditunjuk Paulus untuk menjadi pemimpin jemaat di Efesus. Dalam surat itu, Paulus memanggilnya "anak yang sah dalam iman" (1 Timotius 1:2).
Kisah Para Rasul berakhir dengan tibanya Paulus di Roma dan tidak memberikan informasi tentang akhir hidup Paulus. Akan tetapi, semua tradisi jemaat mula-mula menyatakan bahwa Paulus mati syahid di Roma dalam penganiayaan yang diperintahkan Nero pada tahun 64 M. Terdapat dugaan, setelah penundaan yang lama, Paulus akhirnya diadili di Roma, dinyatakan bersalah, dan akhirnya langsung dihukum mati setelah itu.
Eusebius, salah seorang sejarawan gereja mula-mula, memberi tahu bahwa "setelah membela dirinya, sang rasul diutus kembali supaya melakukan pelayanan pemberitaan Injil, dan ketika datang untuk kedua kalinya ke kota yang sama, ia mati syahid di bawah pemerintahan Nero".
Pengaruh Paulus terhadap kekristenan global sangat besar dan luas. Upaya-upaya misi, tulisan-tulisan teologis, dan perannya dalam membentuk gereja Kristen mula-mula telah memberikan dampak yang bertahan lama pada perkembangan dan penyebaran kekristenan di seluruh dunia. Belum lagi teladan hidupnya yang patut dicontoh oleh para pelayan Tuhan.
Perjalanan misi Paulus yang meluas dari Asia sampai Eropa bagi menyebarkan Injil ke berbagai konteks budaya dan geografis menjadi teladan yang kuat bagi pelayanan misi di masa depan. Kesediaannya untuk terlibat dengan budaya yang berbeda dan menyesuaikan pesannya dengan audiens yang beragam telah menjadi model bagi pekerjaan misi Kristen di seluruh dunia.
13 surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru telah menjadi bagian penting dari kanon Alkitab dan mengandung wawasan teologis yang mendalam dan membentuk pemikiran Kristen selama berabad-abad. Ajaran-ajarannya tentang sifat Kristus, pentingnya iman, peran hukum Taurat, dan kesatuan orang percaya telah menjadi pusat perkembangan teologi Kristen yang memengaruhi tradisi Kristen hingga sekarang.
Komitmen Paulus yang teguh terhadap imannya dalam Yesus Kristus, bahkan dalam menghadapi penganiayaan dan akhirnya menjadi martir, telah mengilhami generasi-generasi umat kristiani untuk tetap setia di tengah-tengah kesulitan. Warisannya sebagai rasul yang berdedikasi dan berani telah menjadi teladan dan sumber dorongan serta kekuatan bagi orang-orang Kristen dalam konteks budaya dan sejarah yang beragam.
Secara keseluruhan, hidup Paulus telah memberi pengaruh yang sangat luas terhadap kekristenan. Namanya akan diingat sepanjang sejarah kekristenan karena kasihnya kepada Allah dan jemaat-Nya. Mari hidup meneladani Paulus yang telah meneladani Kristus. Hidupnya yang setia, sederhana, dan rendah hati menjadi inspirasi bagi kita yang hidup pada zaman digital ini untuk terus memuliakan dan membesarkan nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Akhir Pelajaran (KRP-P05)
Doa
"Tuhan, ajarlah aku untuk meneladani kehidupan Paulus yang tak pernah kehilangan akal untuk memberitakan keselamatan dalam Kristus sampai akhir hidupnya. Bimbinglah aku untuk melihat setiap kesempatan sebagai cara Allah membawa aku kepada orang-orang yang membutuhkan Injil-Mu. Sertailah setiap langkahku agar kuasa Allah nyata melalui kehidupanku sampai Engkau memanggilku pulang. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA