DIK 1 - Pelajaran 04
Nama Kelas | : | Dasar-Dasar Iman Kristen 1 |
Nama Pelajaran | : | Kejatuhan Manusia |
Kode Pelajaran | : | DIK1-P04 |
Pelajaran 04 -- Kejatuhan Manusia
Daftar Isi
- Pengertian Dosa
- Definisi Dosa
- Asal-Usul Dosa
- Bagaimana Manusia Jatuh ke dalam Dosa?
- Larangan Tuhan kepada Adam di Taman Eden
- Setan Memperdaya Hawa dan Menjerumuskan Adam
- Kehendak Bebas Manusia
- Adam Menciptakan Dosa Asal bagi Seluruh Umat Manusia
- Hukuman atas Dosa
- Hukuman Kematian
- Kematian Rohani
- Kematian Jasmani
- Kematian Kekal
- Merasa Malu dan Takut
- Diusir dari Taman Eden dan Mengalami Kesulitan Hidup
- Diusir dari Taman Eden
- Hawa Harus Melahirkan Keturunan dengan Kesakitan
- Manusia Akan Mencari Nafkah dengan Susah Payah
- Hukuman atas Ular dan Alam Semesta
- Janji Penebusan/Keselamatan Allah atas Manusia
- Dasar Alkitab
- Cara Tuhan Memenuhi Kebutuhan Manusia
- Janji Anugerah Keselamatan
Doa
Pelajaran 04 -- Kejatuhan Manusia
Ketika diciptakan, Adam suci karena tidak berdosa. Namun, Adam diciptakan dengan kondisi dapat berbuat dosa. Apabila Adam memilih untuk terus taat kepada Tuhan, Adam tidak akan berdosa. Dalam hal inilah, banyak orang Kristen menyalahkan Tuhan dengan berkata, "Seharusnya Allah menciptakan Adam dengan kondisi tidak dapat berbuat dosa." Mari kita selidiki lebih dalam.
- Pengertian Dosa
- Definisi Dosa
- Asal-Usul Dosa
- Bagaimana Manusia Jatuh ke dalam Dosa?
- Larangan Tuhan kepada Adam di Taman Eden
- Setan Memperdaya Hawa dan Menjerumuskan Adam
- Kehendak Bebas Manusia
- Adam Menciptakan Dosa Asal bagi Seluruh Umat Manusia
- Hukuman atas Dosa
- Hukuman Kematian
- Kematian Rohani
- Kematian Jasmani
- Kematian Kekal
- Merasa Malu dan Takut
- Diusir dari Taman Eden dan Mengalami Kesulitan Hidup
- Diusir dari Taman Eden
- Hawa Harus Melahirkan Keturunan dengan Kesakitan
- Manusia Akan Mencari Nafkah dengan Susah Payah
- Hukuman atas Ular dan Alam Semesta
- Janji Penebusan/Keselamatan Allah atas Manusia
- Dasar Alkitab
- Cara Tuhan Memenuhi Kebutuhan Manusia
- Janji Anugerah Keselamatan
Konsep dosa merupakan salah satu ajaran yang dibahas secara panjang lebar dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB).
Dalam PL, setidaknya ada 8 kata dasar yang merujuk pada pengertian dosa (khata, ra, pasha, awon, shagag, asham, rasha, dan taah). Jika ditarik kesimpulan, dosa dalam PL adalah hal yang bertentangan dengan norma, dan pada dasarnya merupakan ketidaktaatan kepada Allah. Tindakan dosa bukan hanya perbuatan yang tidak mencapai sasaran, tetapi juga tindakan yang mencapai sasaran yang keliru.
Dalam PB, setidaknya ada 12 kata dasar yang menjelaskan pengertian dosa, yaitu: kakos, poneros, asebes, enokhos, hamartia, adikia, anomos, parabates, agnoein, planao, paraptoma, dan hipokrisis. Jika ditarik kesimpulan, dosa dalam PB adalah pemberontakan secara aktif terhadap Allah.
Dosa berarti tidak mencapai sasaran, pemberontakan, memilih jalan yang tidak benar, kejahatan, pelanggaran terhadap hukum, dll.. Secara ringkas, dosa diartikan sebagai pelanggaran terhadap hukum Allah (1Yoh. 3:4). Jadi, sifat utama dosa terletak pada arah yang bertentangan dengan Allah (Rm. 3:23).
Sudah sejak awal sejarah peradaban, manusia memperdebatkan pertanyaan dari mana datangnya kejahatan dan dosa di dunia. Sebagai orang percaya, kita tahu bahwa dosa sebelumnya tidak ada dan bukan Allah yang menciptakan dosa. Sebab Alkitab sangat jelas mengungkapkan bahwa Allah itu suci dan segala sesuatu yang Tuhan ciptakan itu baik dan sempurna adanya (Kej. 1:31).
Dosa berasal dari hati Lucifer (Pelajaran 3). Lucifer adalah makhluk malaikat yang diciptakan Tuhan dengan berbagai kelebihan. Namun, hal itu membuatnya sombong dan ingin menjadi Tuhan sehingga dia memberontak melawan Tuhan (Yeh. 28:15-17; Yes. 14:13-14) sehingga Tuhan mencopot jabatannya di surga dan mengusirnya ke dunia. Namanya diganti menjadi Iblis atau Setan, dan melaluinya, segala jenis dosa dan kejahatan ada di dunia ini. Pekerjaan Setan sekarang adalah menggoda manusia untuk jatuh ke dalam dosa dan menjadikan mereka pengikut Setan.
Ketika menciptakan manusia, Adam dan Hawa, Allah rindu agar manusia memiliki relasi yang harmonis dan akrab dengan Allah. Itu sebabnya, Allah membawa manusia untuk hidup berdampingan dengan-Nya di Taman Eden yang indah agar manusia mengalami kebahagiaan yang penuh bersama Allah. Untuk itu, Adam dan Hawa harus memercayai dan mengasihi Allah sehingga mereka dapat hidup berdampingan dengan Allah. Ini bukan suatu paksaan, melainkan kerelaan. Bagaimana Allah menguji bahwa Adam dan Hawa memercayai dan mengasihi Allah?
Setelah menciptakan Adam dan Hawa, Tuhan menempatkan mereka di Taman Eden yang indah dan memberi mereka tanggung jawab untuk memeliharanya. Ada banyak jenis pohon di taman itu, dan Adam dan Hawa diperbolehkan makan buah apa pun dari semua pohon di taman itu, kecuali buah dari satu pohon yang disebut "pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat". Allah dengan jelas memberi peringatan dan larangan agar mereka tidak memakan buah dari pohon tersebut (Kej. 2:17).
Pada suatu ketika, Setan dalam wujud ular masuk ke dalam taman dan Hawa memberi kesempatan kepada Setan untuk bercakap-cakap dengannya. Setan bertanya, "Apakah Allah benar-benar berfirman, ‘Kamu tidak boleh makan dari pohon mana pun di taman ini?'" (Kej. 3:1). Pertanyaan ini kedengarannya tidak berbahaya, tetapi Setan memiliki niat jahat. Hawa menjawab, ".... Kami boleh makan buah dari pohon-pohon di dalam taman, tetapi dari buah pohon yang ada di tengah taman, Allah telah berfirman, ‘Kamu tidak boleh memakannya, kamu juga tidak boleh menyentuhnya, nanti kamu akan mati'" (Kej. 3:2, 3). Perkataan yang diucapkan Setan selanjutnya kepada Hawa adalah dusta belaka (Kej. 3:4, 5).
Perkataan Setan itu meracuni pikiran dan hati manusia untuk meragukan Tuhan yang seakan-akan menyembunyikan sesuatu dari Adam dan Hawa. Setan membuat Hawa memakan buah itu karena dia ingin menjadi seperti Allah. Ketika Allah berkata, "Pastilah engkau mati," Setan berkata, "Kamu tidak akan mati." Seperti yang kita ketahui, Hawa memilih untuk memercayai Setan!
Rencana Setan berhasil. Hawa tertipu dan memercayai dusta Setan. Bagaimana bisa? Hawa tertipu karena lebih memercayai Setan daripada perkataan Allah. Kita pun akan tertipu apabila kita tidak memercayai firman Allah. Rencana jahat Setan tidak hanya berhenti di situ. Setan menunggu Hawa menularkan tipuan itu kepada Adam. Strategi Setan untuk berbicara dengan Hawa dahulu sangatlah hebat karena Hawa dengan mudah dapat mencapai Adam daripada Setan.
Sekalipun Adam tahu apa yang Allah katakan kepadanya, bahkan tahu akibat dari memakan buah itu, yaitu kematian, hati Adam telah tertular dengan keinginan untuk menjadi seperti Allah. Bukannya mendapatkan kuasa, Adam justru tertipu dan jatuh ke dalam dosa. Inilah pemberontakan manusia pertama terhadap Allah, Sang Pencipta.
Mengapa Allah tidak menciptakan manusia dengan kondisi tidak dapat berbuat dosa? Karena Allah tidak membuat manusia robot. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Karena itu, manusia memiliki kemampuan intelektual untuk berpikir dan membuat pilihan bebas. Allah ingin manusia dengan kerelaan hatinya melakukan apa yang diperintahkan Tuhan dengan hati yang penuh syukur dan taat. Oleh karena itu, diberikanlah kehendak bebas kepada manusia supaya manusia dapat membuat keputusan sendiri bahwa dengan rela hati dia memercayai dan mengasihi Allah.
Karena Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah, ketika dia jatuh ke dalam dosa, seluruh keturunannya pun menanggung akibat dari kejatuhan ini (Ef. 2:3; Rm. 6:20; 7:20). Anak Adam akan lahir dengan warisan dosa dari Adam, yang selanjutnya akan diturunkan lagi ke semua anak-anaknya yang lain, sampai kepada semua keturunannya hingga hari ini. Ini merupakan suatu akibat yang sangat mengerikan karena berarti seluruh umat manusia yang lahir di dunia tidak ada yang terlahir tanpa dosa; semua sudah mewarisi dosa dari Adam. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan dalam Kejadian 5:2 bahwa dari Adam, lahirlah seorang anak laki-laki yang "segambar" dengan Adam.
Setiap perbuatan memiliki konsekuensi, terlebih perbuatan dosa yang sudah dilakukan oleh Adam. Alkitab berkata, "... upah dosa ialah maut ..." (Rm. 6:23). Apa artinya?
Akibat dari ketidaktaatan Adam adalah kematian! Namun, mengapa Adam tidak langsung mati pada saat dia memakan buah terlarang itu? Dalam Alkitab, ada tiga macam kematian yang disebutkan.
Ini artinya terpisahnya roh manusia dengan Roh Allah. Dosa membuat manusia hidup terpisah dari Allah. Akibat dari ketidaktaatannya, Adam, seketika itu juga, tidak dapat lagi hidup berdampingan dengan Allah karena Allah membenci dosa dan Dia suci adanya.
Ini artinya terpisahnya tubuh dengan roh manusia. Dosa akan mengakibatkan kematian jasmani, walaupun tidak seketika itu juga. Itu sebabnya, Adam tidak langsung mengalami kematian jasmani saat dia memakan buah terlarang. Dia masih hidup untuk beberapa ratus tahun lagi sebelum akhirnya mengalami kematian tubuh.
Ini artinya terpisahnya roh manusia dengan Roh Allah selama-lamanya dalam penghukuman kekal. Hal ini akan terjadi jika manusia menolak Injil dan menolak keselamatan yang diberikan Allah melalui penebusan oleh Tuhan Yesus Kristus.
Hal inilah yang pertama kali disadari oleh Adam dan Hawa saat mereka jatuh ke dalam dosa, yaitu mereka merasa malu karena mendapati diri mereka telanjang (Kej. 3:7). Mereka juga diliputi rasa bersalah dan takut sehingga mereka menyembunyikan diri dan tidak ingin bertemu dengan Allah. Mengapa mereka tidak merasa malu dan takut sebelumnya? Karena mereka telah kehilangan kemuliaan Allah yang selama ini menjadi pakaian dan perlindungan mereka.
Adam dan Hawa diusir oleh Tuhan dari Taman Eden (Kej. 3:23) karena mereka harus berpisah dari Allah dan kehilangan hak istimewa kedekatan relasi dengan Allah.
Kejadian 3:16 mengatakan: "... susah payahmu ketika mengandung; dalam kesakitan kamu akan melahirkan anak-anak ...." Sesuatu yang seharusnya menjadi sukacita, sekarang menjadi kesakitan dan penderitaan.
Sebagai akibat bumi dikutuk oleh Tuhan, Adam harus mencari nafkah dengan susah payah seumur hidupnya (Kej. 3:19).
Selain Adam dan Hawa, ular juga mendapatkan hukuman (Kej. 4:14). Demikian juga alam semesta dan ciptaan yang lain. Manusia tidak lagi memiliki hubungan harmonis dengan alam dan binatang, malah kadang saling memusuhi dan merugikan (Kej. 3:19).
Apakah untuk selamanya manusia dipisahkan dari Allah? Tidak.
Setelah jatuh ke dalam dosa, Tuhan tidak meninggalkan Adam dan Hawa, Allah justru mencari mereka. Adam dan Hawa mencoba menyembunyikan diri dari Allah, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat menyembunyikan diri dari Allah. Allah, yang kudus dan benar, memang tidak dapat membiarkan dosa tidak dihukum. Namun, karena kasih-Nya, Allah memanggil Adam dan Hawa untuk kembali datang kepada-Nya (Yoh. 3:16).
Setelah jatuh ke dalam dosa, Adam dan Hawa merasa malu karena telanjang sehingga mereka mencari jalan keluar sendiri dengan membuat pakaian dari daun pohon ara dan bersembunyi (Kej. 3:7-10). Allah tahu yang mereka alami. Karena itu, Dia mencari mereka (Kej. 3:9) dan menyediakan jalan keluar yang lebih baik, yaitu dengan membuatkan pakaian dari kulit binatang (Kej. 3:21). Artinya, ada seekor binatang yang tidak bersalah yang harus mati agar kulitnya dapat menjadi pakaian bagi mereka. Jalan keluar Allah ini merupakan tindakan simbolis yang Allah tunjukkan kepada Adam dan semua orang percaya bahwa tanpa penumpahan darah dari orang yang tidak berdosa, tidak akan ada pengampunan dosa (Ibr. 9:22).
Allah mempunyai rencana agar manusia kembali memiliki relasi dengan Allah. Rencana itu Allah wujudkan dengan cara memberi janji keselamatan kepada manusia (Kej. 3:15). Itulah yang telah digenapi Kristus ketika Dia mati di kayu salib dan bangkit dari kubur. Kristus memulihkan hubungan yang terputus. Dialah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29). Jadi, kematian-Nya di atas kayu salib adalah dasar bagi pengampunan dosa manusia. Oleh kematian-Nya, tumit-Nya diremukkan, dan ketika Dia bangkit dari kematian, kepala Iblis, yaitu sengat maut, dikalahkan (Kej. 3:15).
Akhir Pelajaran (DIK1-P04)
Doa
"Allah yang Mahakasih, Aku bersyukur untuk firman-Mu yang begitu gamblang menjelaskan tentang dosa. Betapa mengerikannya dosa yang telah diperbuat nenek moyang kami. Ajarkan kepada kami untuk menghargai pengurbanan Kristus sehingga Engkau mau mengampuni dosa-dosa kami yang sebenarnya tidak pantas untuk diampuni. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA