DAT - Pelajaran 01

Nama Kelas : Doktrin Allah Tritunggal
Nama Pelajaran : Pengertian dan Dasar Alkitab Doktrin Allah Tritunggal
Kode Pelajaran : DAT-P01

Pelajaran 01 -- Pengertian dan Dasar Alkitab Doktrin Allah Tritunggal

Daftar Isi

  1. Pengertian Doktrin Allah Tritunggal
    1. Istilah "Tritunggal"
    2. Definisi Doktrin Allah Tritunggal
  2. Allah Tritunggal dalam Perjanjian Lama
    1. Kisah Penciptaan
      1. Kejadian 1:26-27
      2. Yesaya 48:12-16
    2. Nubuat Mesianik
      1. Yesaya 9:5
      2. Yesaya 7:14
    3. Penggunaan "Elohim" (Jamak)
  3. Allah Tritunggal dalam Perjanjian Baru
    1. Amanat Agung
    2. Doa Berkat
    3. Ajaran Yesus
      1. Baptisan Yesus
      2. Penyataan Yesus
      3. Doa Yesus

Doa

Pelajaran 01: Pengertian dan Dasar Alkitab Doktrin Allah Tritunggal

Doktrin Allah Tritunggal adalah dasar utama dari iman Kristen yang membedakan agama Kristen dengan agama-agama lain. Karena itu, mengerti ajaran Allah Tritunggal dengan benar sangatlah penting. Namun, mengerti secara menyeluruh ajaran Allah Tritunggal tidaklah mudah karena Allah jauh melebihi kemampuan manusia untuk dimengerti. Walaupun demikian, bukan berarti kita tidak bisa mempelajarinya. Dalam pelajaran pertama, kita akan mengeksplorasi pengertian dan dasar Alkitab dari doktrin Allah Tritunggal.

  1. Pengertian Doktrin Allah Tritunggal
  2. Dari mana istilah "Tritunggal" ini muncul dan dan apa artinya?

    1. Istilah "Tritunggal"
    2. Istilah "Tritunggal" tidak pernah disebutkan dalam Alkitab. Namun, secara konsep, ajaran Tritunggal banyak muncul dalam Alkitab sejalan dengan pembahasan tentang natur dan sifat Allah. Konsep Tritunggal berasal dari ajaran Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama yang menyebutkan keberadaan tiga Pribadi yang berbeda dari Allah yang satu.

      Kata "Tritunggal" berasal dari kata Latin "Trinitas", yang berarti "Tiga dalam Satu". Kata ini pertama kali digunakan oleh Tertullian, seorang teolog Kristen dari Kartago, dalam tulisan-tulisannya yang menjelaskan tentang Bapa, Anak, dan Roh Kudus sebagai satu Allah yang esa.

    3. Definisi Doktrin Allah Tritunggal
    4. Doktrin Allah Tritunggal tidak ditemukan dan dirangkai oleh manusia, tetapi dinyatakan oleh Allah sendiri melalui Alkitab. Karena itu, orang percaya wajib mempelajarinya sebagai ketaatan kita pada otoritas Alkitab. Jadi, bagaimana kita mendefinisikan ajaran Allah Tritunggal ini?

      Secara umum, doktrin Allah Tritunggal adalah ajaran yang menyatakan bahwa ada satu Allah yang secara kekal memiliki tiga Pribadi yang berbeda -- Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Setiap Pribadi adalah Allah sepenuhnya dan memiliki kesetaraan. Pemahaman ini dirumuskan selama berabad-abad melalui refleksi dan perdebatan teologis untuk menjawab pertanyaan dan tantangan tentang natur Allah.

      Meskipun istilah “Tritunggal” tidak ditemukan dalam Alkitab, istilah ini merangkum ajaran Alkitab yang tersebar dalam Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Mari kita menelusuri petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Alkitab di bawah ini.

  3. Allah Tritunggal dalam Perjanjian Lama
  4. Banyak orang Kristen berpikir bahwa dasar Alkitab dari ajaran Allah Tritunggal hanya ada dalam Perjanjian Baru. Padahal dalam Perjanjian Lama pun, ajaran Allah Tritunggal sudah ada. Kita akan melihat beberapa ayat dalam Perjanjian Lama:

    1. Kisah Penciptaan
    2. Allah Tritunggal sudah hadir sejak awal kejadian bumi diciptakan.

      1. Kejadian 1:26-27
      2. Allah berfirman, "Sekarang, mari Kita membuat manusia dalam rupa Kita, menurut keserupaan Kita ...." Kata ganti jamak "Kita membuat" dalam konteks penciptaan ini menunjukkan percakapan dalam diri Allah sendiri. Hal ini menunjukkan adanya pluralitas (kemajemukan) dalam identitas Allah. Kata "Kita" yang digunakan dalam konteks ini memang menimbulkan pertanyaan, siapa yang dimaksudkan dengan "Kita". Meskipun ada beberapa interpretasi, banyak teolog berpendapat bahwa "Kita" di sini merujuk pada kehadiran Allah yang lebih dari satu Pribadi.

      3. Yesaya 48:12-16
      4. "Akulah Dia. Akulah yang Awal dan Akulah yang Akhir ...." "Aku" di sini jelas Allah yang berbicara. Namun, perhatikan bahwa dalam ayat 16, Ia melanjutkan dengan berkata, "... Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Roh-Nya." Ini mengisyaratkan bahwa Pribadi yang mengutus ini berbicara tentang Pribadi Ilahi yang lain. Pribadi yang mengutus ini juga mengutus "Roh-Nya". Jika kita memahami bahwa Pribadi yang diutus adalah Anak dan Roh-Nya, Pribadi yang mengutus tentulah Allah Bapa. Dalam ayat ini, kita melihat dengan jelas adanya tiga Pribadi Tritunggal yang disebutkan secara bersamaan.

    3. Nubuat Mesianik
    4. Nubuat Mesianik dalam Perjanjian Lama merujuk pada janji-janji yang diberikan oleh Allah tentang kedatangan Mesias, yang kemudian digenapi dalam Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Meskipun nubuat-nubuat ini tidak secara eksplisit menyebutkan doktrin Allah Tritunggal, mereka memberikan gambaran tentang identitas, misi, dan karakter Mesias yang kemudian dimengerti sebagai petunjuk tentang Anak yang memiliki sifat-sifat keAllahan. Misalnya:

      1. Yesaya 9:5
      2. "Sesungguhnya, seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah dikaruniakan bagi kita, dan pemerintahan akan ada di bahunya; nama-Nya akan disebut: 'Penasihat Ajaib', 'Allah Yang Mahakuasa', 'Bapa Yang Kekal', 'Raja Damai'." Ayat ini mengantisipasi kedatangan Mesias yang bukan manusia biasa, melainkan memiliki atribut-atribut keAllahan.

      3. Yesaya 7:14
      4. "Karena itu, TUHAN sendiri akan memberimu suatu tanda ini: Seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, nama-nya akan disebut: Imanuel." Nama "Imanuel" berarti "Allah menyertai kita," yang menandakan kehadiran ilahi Allah dalam diri Mesias yang akan datang.

      Secara langsung, contoh nubuat Mesianik dalam Perjanjian Lama di atas tidak secara spesifik dan eksplisit menyebutkan tentang Tritunggal seperti yang dijelaskan dalam Perjanjian Baru. Namun demikian, nubuat-nubuat ini memberikan dasar teologis yang mendukung pemahaman bahwa Allah adalah satu hakikat/substansi, tetapi memiliki tiga Pribadi yang berbeda, sehingga dapat dikatakan Perjanjian Lama memberikan fondasi dan pemahaman teologis yang mendukung pengajaran tentang Allah Tritunggal dalam Perjanjian Baru.

    5. Penggunaan "Elohim" (Jamak)
    6. Kata "Elohim" (bahasa Ibrani) sering diterjemahkan sebagai "Allah" (bahasa Indonesia). Ada petunjuk yang dapat kita pelajari dari kata "Elohim" dalam Perjanjian Lama.

      "Pada mulanya, Allah (Elohim) menciptakan langit dan bumi." (Kejadian 1:1) Secara tata bahasa, kata "Elohim" dalam contoh ayat ini berbentuk jamak, tetapi kata kerja yang dipakai merujuk pada Tuhan Israel dalam bentuk tunggal. Fenomena ini disebut "jamak keagungan" atau "jamak intensitas", atau bentuk jamak yang menunjukkan kebesaran dan keagungan dari subjeknya, yaitu Allah.

      Beberapa teolog dan ahli kitab melihat penggunaan bentuk jamak dari "Elohim" memberi petanda yang mengimplikasikan bahwa Allah adalah lebih dari satu Pribadi. Pluralitas dari "Elohim" ini menunjukkan kompleksitas sekaligus kesatuan sifat Allah.

      Pluralitas nama Allah "Elohim" dalam bahasa Ibrani memang masih menjadi perdebatan. Namun, sifat tata bahasa ini dipahami memiliki keselarasan dengan wahyu Tritunggal dalam Perjanjian Baru. Doktrin Tritunggal berkembang melalui inspirasi yang progresif dalam Alkitab. Pada puncaknya dinyatakan secara sangat jelas dalam Perjanjian Baru tentang keberadaan dari tiga Pribadi Allah yang berbeda, yaitu Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Oleh karena itu, meskipun kata "Elohim" itu sendiri tidak secara eksplisit mengajarkan tentang Tritunggal, kata ini memberikan kontribusi pada kerangka kerja Alkitab yang mendukung pemahaman tentang kesatuan Allah dengan tiga Pribadi seperti yang dinyatakan dalam ajaran Tritunggal PB.

  5. Allah Tritunggal dalam Perjanjian Baru
  6. Perjanjian Lama memberikan sekilas gambaran tentang pluralitas dalam Pribadi Allah. Natur Tritunggal ini kemudian ditegaskan dengan lebih jelas dalam Perjanjian Baru melalui kehidupan dan pengajaran Yesus dan para rasul-Nya.

    1. Amanat Agung
    2. "Karena itu, pergilah dan muridkanlah semua bangsa, baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus ...." (Matius 28:19) Ayat ini adalah perintah Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke surga. Perintah ini menegaskan bahwa baptisan dilakukan dalam nama tiga Pribadi, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Formula ini menjadi pengakuan resmi gereja tentang identitas tiga Pribadi Allah Tritunggal sebagai pengakuan iman bagi mereka yang menerima baptisan. Ini menunjukkan bahwa ketiga Pribadi Allah terlibat secara aktif dalam kehidupan gereja dan dalam pengalaman rohani orang percaya.

    3. Doa Berkat
    4. "Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan persekutuan dari Roh Kudus menyertai kamu semua." (2 Korintus 13:13) Ayat ini adalah doa yang digunakan oleh Rasul Paulus untuk mengakhiri suratnya kepada jemaat di Korintus. Doa yang dikenal sebagai "doa berkat" ini menunjukkan bahwa kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus adalah hal yang berdampingan dan berkesinambungan dalam pengalaman orang percaya. Kehadiran dan peran aktif dari tiga Pribadi Allah ini sangat nyata dalam kehidupan komunitas Kristen.

    5. Ajaran Yesus
    6. Yesus sendiri memberikan wawasan tentang hubungan antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus dengan sangat jelas dalam banyak peristiwa saat Ia masih hidup di dunia.

      1. Baptisan Yesus
      2. "Setelah dibaptis, Yesus langsung keluar dari air, dan lihat, surga terbuka dan Dia melihat Roh Allah turun seperti burung merpati datang ke atas-Nya. Dan, dengarlah suara dari surga yang berkata, 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.'" (Matius 3:16-17)

        Pada saat Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, terjadi manifestasi dari tiga Pribadi Allah: Yesus sebagai Anak, Roh Allah yang turun seperti burung merpati, dan suara Bapa dari surga yang memberi kesaksian tentang Anak. Ini adalah momen unik ketika ketiga Pribadi Ilahi hadir dan bertindak dalam melaksanakan rencana keselamatan bagi manusia. Ini adalah gambar kehadiran tiga Pribadi Allah yang muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa.

      3. Penyataan Yesus
      4. "Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30)

        Pernyataan ini dikatakan oleh Yesus saat Ia berbicara kepada orang-orang Yahudi. Ini adalah pernyataan yang mengklaim kesatuan esensi atau substansi Yesus (Anak) dan Bapa. Meskipun ini tidak menguraikan secara langsung ketritunggalan Allah, hal ini menegaskan bahwa Bapa dan Anak memiliki esensi keAllahan yang setara.

      5. Doa Yesus
      6. "... supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau; supaya mereka juga menjadi satu di dalam Kita sehingga dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."" (Yohanes 17:21)

        Doa Yesus kepada Bapa ini mengekspresikan keinginan-Nya agar kesatuan yang ada antara Bapa dan Anak juga dialami oleh orang percaya. Ini menyoroti kehidupan Kristen yang sejati mengalir dari persatuan dengan Allah Tritunggal. Yesus berbicara tentang hubungan yang erat antara Bapa, Anak, dan orang yang percaya, yang merupakan bagian dari rencana keselamatan Allah.

    Masih banyak lagi contoh peristiwa dalam Injil yang langsung atau tidak langsung menolong kita melihat betapa jelasnya Allah mengungkapkan sifat/natur ketritunggalan-Nya kepada rasul-rasul dan pengikut Yesus.

Pengertian dan landasan alkitabiah dari Allah Tritunggal terbentang dari nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama hingga penyataan-Nya dalam Perjanjian Baru melalui para rasul-Nya, bahkan Yesus sendiri. Dasar Alkitab dari doktrin ini sangat penting untuk kita yakini supaya iman kita tidak goyah.

Akhir Pelajaran (DAT-P01)

Doa

"Terima kasih Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang telah membukakan mata rohaniku untuk melihat kebesaran-Mu. Aku semakin disadarkan betapa kecilnya otak manusia untuk mengerti kebesaran-Mu. Namun, sekalipun tidak mungkin, Engkau telah berkenan menyatakan Diri-Mu kepadaku. Terima kasih Allah Tritunggal."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA