AUA-I Referensi 05a
Pelajaran 05 | Pertanyaan 05 | Referensi 05b
Nama Kursus | : | APOLOGETIKA UNTUK AWAM I (AUA I) |
Nama Pelajaran | : | Karakter Manusia Setelah Ditebus Kristus |
Kode Referensi | : | AUA I-R05a |
Referensi AUA I-R05a diambil dari:
Judul buku | : | Diselamatkan Oleh Anugerah |
Judul artikel | : | Regenerasi |
Pengarang | : | Anthony A. Hoekhema |
Penerbit | : | Momentum, Jakarta, 2001 |
Halaman | : | 133 -- 147 |
REGENERASI
-
Tiga Pengertian Regenerasi.
-
Ajaran Alkitab Mengenai Regenerasi
-
Menurut Perjanjian Lama.
-
Menurut Perjanjian Baru
-
Natur Esensial Dari Regenerasi
-
Regenerasi merupakan perubahan yang terjadi secara seketika.
-
Regenerasi merupakan perubahan yang supranatural.
-
Regenerasi merupakan perubahan yang radikal.
-
Regenerasi berarti pemberian atau "penanaman " kehidupan rohani yang baru. Di saat regenerasi inilah pendosa yang mati menjadi hidup secara rohani, penolakannya terhadap Allah diubah menjadi penerimaan, dan kebencian kepada Allah diubah menjadi kasih. Regenerasi berarti orang yang tadinya di luar Kristus sekarang telah berada di dalam Kristus. Karena itulah perubahan ini disebut radikal, bukan sekedar perubahan pada kulitnya saja.
-
Regenerasi merupakan suatu perubahan yang mempengaruhi keseluruhan pribadi. Regenerasi merupakan suatu perubahan total - suatu perubahan yang mecakup keseluruhan pribadi itu. Dalam istilah yang Alkitabiah, regenerasi merupakan pemberian hati yang baru. Dan hati di dalam Alkitab adalah inti rohani dari satu pribadi, pusat dari seluruh aktivitas; sumber yang darinya mengalir keluar semua pengalaman mental dan rohani, dan sebagainya. Sumber inilah yang diperbaharui di dalam regenerasi. Akan tetapi perlu ditambahkan bahwa regenerasi bukan berarti penyingkiran seluruh kecenderungan berdosa. Meskipun orang yang telah diregenerasikan adalah manusia yang baru, namun dia belum sempurna.
-
Regenerasi merupakan suatu perubahan yang terjadi di bawah kesadaran. Hal ini jelas, pertama-tama dari cara Alkitab mendeskripsikan kondisi natural kita. Jika kita, sebagaimana yang dikatakan Alkitab, sesuai natur kita adalah mati di dalam dosa, cemar, tidak tunduk terhadap hukum Allah, tidak mampu menerima hal-hal yang berasal dari Roh Allah, maka kita tidak dapat secara sadar memutuskan untuk mengubah diri kita menjadi kondisi yang bertentangan dengan natur kita tersebut. Kita harus diubah pada akar keberadaan kita, dengan cara yang supranatural. Dengan demikian perubahan ini haruslah, seperti yang dikatakan para psikolog, di bawah radar - akan tetapi merupakan suatu yang pasti menampakkan dirinya di dalam kehidupan sadar kita.
Alkitab membicarakan regenerasi dalam tiga pengertian yang berbeda tetapi berkaitan: (1) sebagai permulaan kehidupan rohani yang baru, yang ditanamkan di dalam diri kita oleh Roh Kudus, memampukan kita untuk bertobat dan percaya (Yoh. 3:3,5); (2) sebagai manifestasi pertama dari hidup baru yang telah ditanamkan (Yak. 1:18; 1 Pet. 1:23); dan (3) sebagai pemulihan keseluruhan ciptaan dalam kesempurnaannya yang final (Mat. 19:28).
Dalam pengertian lebih sempit, regenerasi dapat didefinisikan sebagai karya Roh Kudus yang dengannya Roh Kudus mula-mula membawa orang-orang ke dalam kesatuan yang hidup dengan Kristus, mengubah hati mereka sehingga mereka yang dulunya mati secara rohani menjadi hidup secara rohani, dan sekarang berkemampuan dan berkehendak untuk bertobat dari dosa, mempercayai Injil dan melayani Tuhan.
Di dalam Perjanjian Lama kita sudah mendapatkan pengajaran bahwa hanya Allah yang menyebabkan perubahan radikal yang diperlukan untuk memampukan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan-Nya. Di Ulangan 30:6, kita menemukan bahwa pembaharuan rohani kita dideskripsikan secara figuratif sebagai sunat terhadap hati: "Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup." Karena hati merupakan inti rohani dari satu pribadi, maka ayat ini mengajarkan bahwa Allah harus membersihkan diri rohani kita sebelum kita dapat benar-benar mengasihi-Nya. Apa yang kita sebut regenerasi dideskripsikan oleh Yeremia dengan kata-kata ini: "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku" (31:33). Untuk mendeskripsikan regenerasi ini Yehezkiel menggunakan suatu gambaran yang walaupun merefleksikan cara berpikir Perjanjian Lama, namun masih sering kita pakai sekarang: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat" (36:26; band. 11:19). Di sini Allah, melalui Yehezkiel, menjanjikan kepada mereka yang dibuang ke Babilonia bahwa di masa yang akan datang Dia akan memperbaharui kerohanian mereka.
Perjanjian Baru memberikan pengajaran yang lebih lengkap dan lebih kaya mengenai regenerasi daripada Perjanjian Lama. Di dalam Injil- Injil Sinoptik, kata "regenerasi" tidak dipakai dalam arti "lahir baru." Akan tetapi ide itu tetap hadir di sana. Ketika Yesus berkata, "Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik" (Mat. 7:17), Dia mengimplikasikan bahwa pohon itu harus dijadikan baik sebelum dapat menghasilkan buah yang baik. Ketika Yesus menegaskan, "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya" (Mat. 15:13), Dia mengimplikasikan bahwa tanaman-tanaman yang telah ditanam oleh Bapa sorgawi-Nya tidak akan dicabut. Pernyataan-pernyataan seperti ini dengan jelas menunjukkan kebutuhan akan regenerasi.
Mungkin tidak ada bagian di dalam Perjanjian Baru yang mengajarkan kedaulatan karya Allah di dalam regenerasi sejelas pasal ketiga dari Injil Yohanes (3:1-8). Kita telah mempelajari bahwa pelaku ilahi dari regenerasi adalah Roh Kudus. Bahwa kehidupan baru yang diterima berbeda secara radikal dari kehidupan biologis biasa, dan bahwa meskipun regenerasi merupakan kejadian yang misterius, kita dapat mengetahui bahwa itu telah terjadi dengan mengamati buahnya.
Walaupun Titus 3:5 merupakan satu-satunya bagian di mana Paulus mempergunakan kata "regenerasi", tetapi kiasan mengenai regenerasi di dalam surat-suratnya begitu sering muncul. Di Efesus 2:5 Paulus menegaskan bahwa ketika kita mati di dalam pelanggaran, Allah menghidupkan kita bersama Kristus. Di Efesus 2:10 dan 2Korintus 5:17 Paulus memakai suatu gambaran baru bagi regenerasi: regenerasi merupakan suatu jenis keberadaan baru yang mencengangkan kita, sehingga ia hanya dapat dibandingkan dengan suatu penciptaan baru: "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus"; "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru." Dari penyataan-pernyataan Paulus juga kita mempelajari bahwa regenerasi merupakan buah dari karya pemurnian dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh, yang terjadi di dalam kesatuan dengan Kristus, dan bahwa ini berarti kita sekarang menjadi bagian dari ciptaan baru Allah yang ajaib.
Petrus juga membicarakan regenerasi di dalam suratnya yang pertama. Dia memakai kata anagennao, yang berarti "memperanakkan kembali" atau "menyebabkan untuk dilahirkan kembali": "Karena [di dalam rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati" (1 Pet. 1:3). Kita dilahirkan kembali, melalui kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus sungguh merupakan sumber kehidupan rohani kita yang baru; karena Allah menjadikan kita hidup bersama- sama dengan Kristus, kehidupan baru kita merupakan suatu sharing terhadap kehidupan kebangkitan Kristus. Petrus melihat regenerasi dalam perspektif eskatologis: awal hidup baru kita di dalam Kristus menyibakkan pemandangan yang mulia dari warisan kekal kita.
Di 1 Yohanes 2:29 kita melihat bahwa orang yang mengalami regenerasi adalah orang yang terus menerus melakukan hal yang benar: "Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, [telah] lahir dari pada-Nya" Kata kerja yang diterjemahkan sebagai "[telah] lahir" adalah dalam bentuk perfect tense (gegennetai), yang mengindikasikan bahwa orang ini telah diregenerasikan di waktu lampau dan terus-menerus menunjukkan bukti regenerasi itu di saat ini. Orang yang telah diregenerasikan adalah orang yang kehidupan luarnya ditandainya oleh karakteristik berikut: dia melakukan apa yang benar, tidak terus hidup di dalam doa, mengasihi sesamanya yang percaya, percaya bahwa Yesus adalah Kristus, dan akan terus mengalahkan dunia ini.
Sekarang kita ringkaskan apa yang telah kita dapatkan dari penelaahan Alkitabiah mengenai regenerasi: regenerasi merupakan suatu perubahan radikal dari kematian rohani menjadi kehidupan rohani, yang dikerjakan oleh Roh Kudus - suatu perubahan dimana kita sepenuhnya pasif. Perubahan ini yang mencakup suatu perubahan rohani dari natur kita, merupakan buah dari anugerah Allah yang berdaulat, dan terjadi di dalam kesatuan dengan Kristus.
Berdasarkan studi eksegetis, regenerasi di dalam pengertian sebagai suatu penanaman kehidupan rohani yang baru, bukanlah suatu karya di mana manusia bekerja bersama Allah, melainkan suatu karya di mana hanya Allah sebagai Pelaku tunggalnya. Dengan kata lain, regenerasi bersifat "monergistik, karya Allah sendiri, bukan "synergistik," sesuatu yang dicapai melalui kerja sama Allah dan manusia.
Alkitab mengajarkan bahwa regenerasi merupakan suatu karya Allah dimana manusia hanya bersikap pasif. Dari ajaran-ajaran Alkitabiah mengenai regenerasi ini, kita mengetahui kedaulatan mutlak Allah di dalam soteriologi: keselamatan kita merupakan karya Allah dari awalnya. Karena itu, hanya Allah yang layak menerima semua pujian!
Regenerasi itu sangat misterius - pertama-tama, karena sesuai dengan definisinya regenerasi merupakan karya Allah; kedua, karena kita tidak pernah dapat mengamati atau merasakan regenerasi; kita hanya dapat mengamati efek-efeknya. Memahami regenerasi dalam pengertiannya yang lebih sempit, sebagai penanaman suatu kehidupan baru, kita tidak pernah dapat yakin kapan regenerasi itu terjadi, kita hanya dapat mendeduksi dari bukti-bukti tertentu dengan kepastian yang besar atau kecil (kepastian yang lebih baru jika menyangkut diri kita sendiri, dan lebih kecil jika menyangkut orang lain) bahwa regenerasi itu terjadi.
Tiga komentar mengenai natur esensial dari regenerasi:
Regenerasi bukan suatu proses bertahap seperti pengudusan yang progresif. Di Efesus 2:5, regenerasi dideskripsikan sebagai menjadikan pendosa yang telah mati hidup kembali; kata kerja yang diterjemahkan "menghidupkan kita bersama-sama Kristus," synezoopoiesen memakai bentuk aorist tense yang berarti tindakan yang seketika atau sekejap. Dalam Kisah 16:14, kita membaca mengenai konversi yang dialami Lidia: "Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus." Peristiwa pembukaan hati ini jelas mendeskripsikan regenerasi. Kata yang diterjemahakan menjadi "membuka" (dienoixen) juga dalam bentuk aorist tense. Regenerasi itu sendiri pastilah bersifat seketika, karena tidak ada kondisi pertengahan di antara kehidupan dengan kematian.
Regenerasi, penciptaan baru, pembangkitan dari kematian dan menghidupkan adalah sedemikian jelas diajarkan oleh Alkitab, di mana Allah sendiri yang bekerja di dalam diri kita tanpa bantuan kita. Tetapi regenerasi ini pasti tidak terjadi hanya dengan ajaran dari luar, persuasi moral, atau dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga setelah Allah selesai berkarya manusialah yang tetap berkuasa memutuskan apakah dirinya mau dilahirbarukan, atau diubah, atau tidak. Sebaliknya, regenerasi secara keseluruhan merupakan karya supranatural, karya yang paling berkuasa, paling memberikan sukacita, karya yang ajaib, tersembunyi dan tidak terkatakan, yang mana kuasa untuk melakukannya tidak kurang atau lebih rendah dari kuasa untuk menciptakan atau membangkitkan dari orang mati, seperti yang diajarkan oleh Alkitab.
Karena istilah "radikal" berasal dari kata Latin untuk "akar" (radix), maka ini berarti regenerasi merupakan suatu perubahan pada akar natur kita.
Lebih lanjut lagi, bahwa perubahan ini terjadi di bahwa kesadaran kita juga jelas di dalam istilah-istilah yang dipergunakan Alkitab untuk mendeskripsikan regenerasi: "Aku akan memberikan kepadamu hati yang baru"; "jika dia tidak dilahirkan dari atas"; "yang lahir dari daging adalah daging, dan yang lahir dari Roh adalah roh"; "dihidupkan bersama dengan Kristus." Ungkapan-ungkapan seperti ini menunjukkan suatu transformasi yang begitu radikal sehingga pasti merupakan suatu perubahan pada akar keberadaan kita di bawah sadar. Karena itulah, di dalam regenerasi, dengan pengertian yang lebih sempit, kita tidak aktif, melainkan pasif.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA