AUA-I Referensi 02b
Pelajaran 02 | Pertanyaan 02 | Referensi 02a | Referensi 02c
Nama Kursus | : | APOLOGETIKA UNTUK AWAM I (AUA I) |
Nama Pelajaran | : | Permulaan dari Segalanya |
Kode Referensi | : | AUA I-R02b |
Referensi AUA I-R02b diambil dari:
Judul buku | : | Pengakuan Baptis 1689 |
Judul artikel | : | Pemeliharaan Allah |
Penerjemah | : | Dr. Charles W. Cole |
Penerbit | : | Carey Publication, 1996 |
Halaman | : | 13 -- 15 |
PEMELIHARAAN ALLAH
-
Allah yang tak terbatas dalam kuasa dan kebijaksanaan telah menciptakan segala sesuatu, menopang, memimpin, mengatur dan memerintah segala yang diciptakan-Nya [1]. Usaha Allah itu meliputi segala makhluk dan benda, baik yang agung maupun yang remeh [2]. Pengaturan dan pemeliharaan Allah itu mahabijaksana dan mahasuci. Pengaturan dan pemeliharaan itu dilaksanakan menurut kemampuan Allah, untuk tanpa salah, tahu terlebih dahulu segala yang akan terjadi dan menurut keputusan kehendak-Nya yang tak terbatas dan mutlak [3]. Allah menggenapi maksud dan rencana-Nya yang semua bagi semua yang diciptakan. Pengaturan dan pemeliharaan Allah mendatangkan kepujian dan kemuliaan bagi kebijaksanaan Allah, kuasa-Nya, keadilan-Nya, kebaikan-Nya dan belas kasihan-Nya.
- [1] Ibr 1:3; Ayb 38:1 1; Yes 46:10, 11; Mzm 135:6
- [2] Mat 10:29-31
- [3] Ef 1:11
Tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan atau yang terjadi di luar pengawasan dan pengetahuan Allah[1]. Allah adalah sebab yang pertama bagi segala akibat[2]. Segala sesuatu dilakukan tanpa perubahan dan tanpa kekeliruan, menurut pengetahuan dan ketetapan Allah yang berhubungan denganNya. Allah dengan pengaturan dan pemeliharaan-Nya menguasai segala sesuatu yang terjadi supaya penyebab yang kedua yang berjalan secara bebas, atau yang, berupa hukum tetap atau yang bergantung pada penyebab lain menggenapi rencana dan maksud Allah[3].
- [1] Kis 2;23
- [2] Ams 16:33
- [3] Kej 8:22
- [1] Yes 55:10, 11; Dan 3:27; Hos 1:7; 2Kis 27:31, 44; Rm 4:19-21
Kemahakuasaan, kemahabijaksanaan dan kebaikan Allah yang tanpa batas di dalam menyatakan diri-Nya dalam segala sesuatu, sehingga kejatuhan manusia ke dalam dosa yang pertama dan semua tindakan berdosa baik yang dibuat oleh malaikat maupun oleh manusia berjalan sesuai dengan rencana-Nya yang berdaulat [1]. Bukan berarti bahwa Allah yang mengizinkan orang berdosa, melainkan Allah menurut kebijaksanaan- Nya membatasi, mengatur dan menguasai dengan berbagai-bagai cara tindakan dosa agar tujuan-Nya yang suci tercapai [2]. Namun demikian dosa yang dilakukan baik oleh malaikat atau manusia bukan berasal dari Allah. Allah yang paling suci dan paling benar mustahil menjadi pangkal atau penyetuju dosa [3].
- [1] Rom 11:33-34; 2Sam 24:1; 1Taw 21:1
- [2] 2Raja 19:28; Mzm 76:11; Kej. 50:20; Yes 10:6, 7, 12
- [3] Mzm 50:21; 1Yoh 2:16
Allah yang paling benar, bijaksana dan murah hati sering membiarkan umat-Nya untuk beberapa waktu lamanya mengalami bermacam-macam godaan dan mengalami kedosaan hatinya. Hal itu diperbuat-Nya untuk mengajar umat-Nya menjadi rendah hati dengan menyatakan kepadanya betapa kuatnya kejahatan dan penipuan yang masih tinggal di dalam hati mereka [1]. Hal ini diperbuat untuk menghukum umat-Nya bagi dosa yang telah pernah diperbuat. Allah bertujuan supaya mereka menjadi sadar terhadap keperluan mereka untuk selalu bergantung kepada-Nya dan untuk menolong mereka menjadi lebih waspada terhadap dosa di kemudian hari. Rencana dan tujuan Allah yang adil dan suci dijalankan dengan cara di atas atau lainnya agar semua yang terjadi pada orang pilihan-Nya sesuai dengan ketentuan-Nya, untuk kemuliaan-Nya dan untuk kebaikan orang terpilih itu [2].
- [1] 2Taw 32:25, 26, 31; 2Sam 24: 1; 2Kor 12:7-9
- [2] Rm 8:28
Allah sebagai hakim yang adil berlaku berbeda kepada orang yang jahat dan tidak mengenal-Nya. Allah memberikan kepada mereka kebutaan hati dan kekerasan hati karena dosa mereka [1]. Ia tidak memberikan kepadanya kasih karunia yang dapat membuat hati dan akal budi menjadi terang [2]. Karunia yang pernah diberikan kepadanya kadang-kadang diambil kembali [3]. Ia memberikan kesempatan kepada orang yang hatinya jahat untuk berdosa [4]. Dengan kata lain, Ia menyerahkan mereka pada nafsu yang busuk, pada pencobaan dunia dan kepada kuasa Setan, sehingga mereka mengeraskan hatinya [5]. Kekerasan hati terjadi dengan sarana yang sama dengan yang dipakai Allah untuk melunakkan hati orang yang lain.
- [1] Rm 1:24, 26, 28; 11:7, 8
- [2] Ul 29:4
- [3] Mat 13:12
- [4] Mzm 81:12, 13; UI 2:30; 2Tes 2:10-12
- [5] Kel 8:15, 32; Yes 6:9, 10; 1Pet 2:7, 8
Pengaturan dan pemeliharaan Allah meliputi semua makhluk, tetapi dengan cara istimewa Allah memelihara Gereja-Nya. Segala sesuatu dikuasai-Nya demi kebaikan Gereja [1].
- [1] 1Tim 4:10; Ams 9:8, 9; Yes 43:3-5
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA