Rangkuman Diskusi PPL Januari/Februari 2012
TERMIN I
Topik 1
Subjek: Bangsa Pilihan
Pertanyaan: Apakah artinya "bangsa pilihan"? Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel yang keras kepala dan tegar tengkuk sebagai "bangsa pilihan"?
Bangsa pilihan sesuai dengan namanya adalah bangsa yang dipilih Oleh Allah untuk diberkati, dan olehnya semua bangsa lain di dunia akan memperoleh berkat. Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel adalah otoritas Allah sendiri, yang telah memilih Abraham sebagai bapa orang percaya (bapa dari keturunan Israel).
Alasan Allah memilih Israel bukan hanya untuk sekedar kedatangan Mesias semata-mata. Keinginan Allah bagi Israel adalah bahwa mereka akan pergi dan mengajar bangsa-bangsa lain mengenai Dia. Oleh sebab itu Israel dipanggil menjadi bangsa imam, nabi dan misionari kepada dunia ini. Rencana Allah adalah bagi Israel menjadi bangsa yang berbeda, bangsa yang membawa orang kepada Allah dan janji-Nya mengenai Penebus, Mesias dan Juruselamat. Secara umum, bangsa Israel telah gagal dalam menjalankan tugas ini. Namun demikian, tujuan utama Allah bagi Israel, yaitu membawa Mesias dan Juruselamat, telah terpenuhi dengan sempurna dalam diri Yesus Kristus.
Allah memakai bangsa Israel sebagai alat untuk menyelamatkan umat manusia seperti yang dijanjikan kepada Abraham bapa nenek moyang bangsa Israel (Kejadian 12:1-3). Dikatakan ketika Allah memanggil keluar Abraham, keluar dari negerinya untuk menjadi bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi umat manusia. Tuhan memilih bangsa Israel yang keras kepala dan tegar tengkuk sebagai bangsa pilihan karena Tuhan tetap konsisten dengan janji-Nya pada Abraham, meskipun dalam kenyataannya bangsa Israel selalu mengecewakan Tuhan dalam segala perbuatannya. Allah bermaksud mengajarkan kepada Umat Israel bahwa semua kebaikan dan kehebatan bangsa itu adalah murni karena karya Allah semata dan agar jangan sampai bangsa Israel selamanya bersandar pada kekuatannya sendiri. Itulah sebabnya Allah turunkan hukum-hukum dan peraturan agar bangsa Israel belajar tunduk dan taat pada Allah.
Gagasan kunci dalam Alkitab adalah bahwa Allah telah memilih umat-Nya untuk melayani kehendak-Nya di dunia ini. Pertama-tama, Ia memilih Abraham (Kej. 12:2) dan bangsa yang bersemi daripadanya, bukan bangsa- bangsa lain, walaupun mereka lebih kuat dan lebih besar jumlahnya daripada Israel (Ul. 7:7). Hal ini merupakan kebebasan Allah, namun Israel berulang kali gagal, karena penyembahan berhala atau ketidaktaatan. Yesaya menubuatkan bahwa hanya sisa-sisa umat ini akan tetap hidup untuk memperoleh ganjaran atas kesetiaannya.
Topik 2
Subjek: Memahami PL
Pertanyaan: Ada orang-orang Kristen yang berpendapat bahwa sulit memahami Allah melalui PL, karena menurut mereka Allah PB tidak seperti yang ada di PL. Contohnya, Allah PL terlihat lebih kejam dan suka menghukum, sedangkan Allah PB lebih mengasihi dan mengampuni. Bagaimana menurut pendapat Anda?
PL dan PB tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. PL dan PB lengkap menceritakan karakter Allah yang setia, adil, mengasihi dan mengampuni. Kedua Perjanjian ini mengungkapkan Allah yang sama sucinya, sama pemurahnya dan sama adilnya, yang harus menghukum dosa namun ingin membawa orang-orang berdosa kepada diriNya melalui pengampunan yang hanya dimungkinkan melalui korban penebusan Kristus sebagai pembayaran untuk dosa. Allah yang ada di PL dan PB sama saja, penuh kasih terhadap semua manusia. Memang kalau dilihat sekilas, kelihatannya di PL, Allah seolah-olah lebih kejam dan suka menghukum, tapi sebenarnya Dia bersikap demikian karena Dia mengasihi bangsa Israel dan ingin mendidik mereka untuk mencapai tingkat kehidupan jasmani maupun rohani yang lebih baik. Dalam PL, Allah mengajar manusia melalui manusia/nabi, sedangkan dalam PB, Allah mengajar manusia secara langsung melalui Yesus Kristus.
Memang kalau membaca PL, kita seperti ditunjukkan bahwa Allah adalah sosok yang sangat berkuasa dan cenderung otoriter. Semua pelanggaran yang dilakukan manusia selalu diberi hukuman yang begitu keras bahkan terkesan tanpa ampun(contoh. hukuman mati untuk seluruh anggota keluarga karena sang ayah melanggar perintah Allah.(baca Yosua 7:1- 26)), dan banyak yang lainnya. Menurut saya, hal ini dimaksudkan agar bangsa Israel benar-benar memahami, bahwa setiap pelanggaran akan perintah Allah sekecil apapun akan mendapat hukuman yang berdampak sangat serius bukan hanya bagi hidup dirinya sendiri, tetapi juga untuk seluruh anggota keluarganya. Itu sebabnya PL begitu banyak menuliskan mengenai cara Allah mendidik dengan keras umat pilihan-Nya, Bangsa Israel. PB menggambarkan satu sifat Allah yang paling utama, "kasih". Seluruh tulisan di dalam kitab PB, ditulis oleh mereka yang telah mengalami jamahan Kasih Allah. Mereka ingin menceritakan kepada semua orang yang kelak membaca tulisan mereka, bahwa Allah adalah Kasih. Ia mengasihi semua orang dan rela menyerahkan nyawa-Nya, sebagai wujud Ia mengasihi umat manusia.
Teman-teman Kristen yang sulit memahami PL dikarenakan kebanyakan membawa isi PL dalam konteks masa kini yang situasinya jelas berbeda sangat jauh dengan situasi ketika kisah-kisah PL terjadi. Contohnya zaman kisah PL terjadi, belum ada istilah Hak Azasi Manusia banyak dikenal bahkan ada organisasi dan hukum yang menaungi, maka hukuman seperti cambuk dan lempar batu sampai mati untuk para pelaku zinah pada zaman itu bisa saja bukan merupakan pelanggaran HAM. Hal-hal yang di masa sekarang termasuk katogeri pelanggaran HAM. Untuk bisa memahami Allah secara utuh harus melalaui PL dan PB karena jika hanya PB maka pemahaman akan Allah tidak lengkap. Situasi zaman PL memerlukan cara yang tidak sama untuk Allah menegaskan otoritas-Nya, khususnya kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk, sehingga Bangsa Israel belajar untuk tunduk dan taat pada Allah. Itu sebabnya Allah menggunakan cara-cara yang di zaman sekarang dinilai kejam dan suka menghukum. Jadi bisa disimpulkan kalau Allah di PL itu juga mengasihi, tidak jauh berbeda dengan di PB.
TERMIN II
Topik 1
Subjek: Sejarah PL
Pertanyaan: Dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah PL, dapatkah Anda tunjukkan peristiwa-peristiwa mana yang dapat ditarik sebagai satu benang merah berita inti dari sejarah keselamatan yang Allah anugerahkan kepada manusia?
Peristiwa kejatuhan manusia dalam Kejadian 3:15 "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya". Dari situlah awal mula rencana/nubuatan keselamatan Allah dinyatakan. Peristiwa-peristiwa lain mengarah dengan indahnya oleh rencana Allah sendiri untuk anugerah keselamatan terjadi oleh keturunan Adam-Hawa. Untuk meremukkan kepala ular, untuk rencana keselamatan bagi manusia terjadi di dunia.
Nabi Yesaya berbicara tentang janji mulia yang luar biasa itu, Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, dan Raja Damai (Yes. 9:5). Imamat 5:18, haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, sebagai korban penebus salah. Imam itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima pengampunan.
Allah menciptakan segala sesuatu dan manusia adalah ciptaan-Nya yang utama, diciptakan menurut gambar dan citra-Nya. Manusia menjadi wakil Allah dan rekan kerja Allah. "Allah melihat semuanya itu baik" Kemalangan dan kejahatan bukan berasal dari Allah tetapi sebagai konsekuensi dosa manusia. "Janji Allah pada Abraham" Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. (Kej 17:7) "Abraham, Ishak, Yakub, anak-anak Yakub, Israel" Allah mampu membawa kebaikan dari hal-hal yang tidak baik. Bahkan kesalahan kita dimasa lalu pun bisa menjadi alat yang berguna di tangan Allah. "Aku adalah Aku" Allah selalu ingin dekat dengan manusia, Ia memakai Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir, menyebrangi laut merah, memberikan 10 perintah di gunung Sinai & memberikan Kanaan sebagai tanah terjanji. "Kuduslah kamu, karena Aku, TUHAN, adalah kudus" Jumlah aturan & hukum dalam seluruh Taurat ada 613 hukum: 365 diantaranya bersifat larangan, sisanya 248 berisikan upaya keharusan ini dan itu. Kesemuanya dapat diambil manfaat jika kita memandangnya sebagai sebuah dokumen yang berisi idealisasi para leluhur yang berupaya menghormati Allah dengan benar. (Im 20) "12 suku Israel, Musa, Yosua, Eleazar" TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka. (Bil 6:24-27)"Allah Yang Maha Esa" Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. (Ul 6:4-5) "Raja Daud" Allah membuat perjanjian dengan Daud untuk membangun kerajaan yang besar, membuat tahta putra Daud kekal (2 Sam 7:8-19) "Yesus, rasul-rasul, rasul Paulus" Yesus keturunan Daud, 12 rasul yang dipilih Yesus, rasul pengganti Yudas, rasul Paulus sebagai pelopor kekristenan diluar Yahudi.
Kisah Perjanjian Lama dimulai dengan pemanggilan Abraham untuk menjadi bangsa pilihan disini Abraham, Iskak dan Yakub diberkati untuk menjadi berkat bagi bangsa bangsa didunia, bangsa Israel dipilih Allah menjadi bangsa yang akan melahirkan Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat Penebus Dosa Umat manusia yang pasti dengan perbuatannya sendiri tidak sanggup menyelamatkan dirinya sendiri. Ketika bangsa Israel dibawa keluar dari Tanah Mesir tempat Perbudakan oleh Musa, bangsa Israel diberi Taurat yang merupakan hukum-hukum Allah, dan disini kita mengerti bahwa dengan kemampuan diri sendiri tak mungkin manusia bisa memenuhi hukum Taurat. Dari kisah Sejarah bangsa Israel kita bisa melihat bahwa bangsa pilihan Allah inipun banyak kali mengecewakan Allah ...bahkan seringkali memberontak melawan Allah ....dan dari Perjanjian lama kita bisa melihat tidak ada satupun manusia yang sempurna memenuhi kriteria kesucian dan keadilan Allah.
Lalu Rahab sekeluarga dari Yeriko, diselamatkan karena percaya kepada Allahnya bangsa Israel yang dahsyat, bahkan Rahab menjadi salah satu nenek moyangnya Yesus Kristus. Lalu ada lagi Rut, perempuan Moab yang memilih ikut Allahnya Naomi, mertuanya, bahkan jadi neneknya Raja Daud, dan Ruth adalah salah satu moyang dari Yesus Kristus juga.
Topik 2
Subjek: Peraturan/Hukum PL
Pertanyaan: Apakah ada aturan-aturan/hukum-hukum dalam PL yang tidak lagi kita terapkan sekarang, lalu bagaimana kita membedakan mana yang masih harus kita laksanakan dan mana yang tidak? Dan mengapa?
Ada, diantaranya: 1. Ibadah di hari sabat, karena sejak zaman PB ibadah diganti hari minggu, hari kebangkitan Tuhan Yesus. 2. Korban anak domba, karena sudah digantikan dengan kematian Tuhan Yesus diatas kayu salib sebagai anak domba Allah yang tak bercacat. 3. Sunat, di PB sunat bukan secara lahiriah.....dan lain sebagainya. Mengenai mana yang kita lakukan mana yang tidak.....kita bisa mengutip perkataan Rasul Paulus.....segalanya halal bagiku tetapi tidak semua itu berguna bagiku...... dapat diartikan: bahwa jika kita anggap hal itu berguna dan membangun, kita lakukan tidak apa-apa, dan juga mengutip perkataan rasul Paulus, dimana dasar kita melakukan itu adalah supaya tidak menimbulkan syak bagi orang lain.
Kalau mau dirinci satu-satu, sangat banyak bisa ditemukan dalam Kitab Imamat, dan sebenarnya peraturan PL sudah dimulai sejak di Kitab Keluaran ketika umat Israel menerima ketetapan dan peraturan ketika di Sinai. Itu sebabnya membaca Kitab Imamat pada pembacaan Alkitab tahunan biasanya menjadi bagian paling melelahkan, namun terpujilah Kristus, karena didalam Kristus, semua peraturan yang rumit tersebut sudah dilunasi di salib dan bangkit mengatasi semua itu. Salah satunya mengenai minyak urapan. Pada jaman sekarang tidak lagi perlu dipergunakan sebab itu hanya dipakai pada jaman PL saja, jika fenomena yang seringkali terjadi justru ada gereja tertentu yang memperjualbelikan minyak tersebut atau seperti "mengkramatkan", tentu bukan hal yang berdasarkan Alkitab tetapi hal mengenai orang yang diurapi masih tetap ada sampai sekarang.
Ada aturan /hukum dalam PL yang tidak diterapkan lagi sekarang misal hal pengorbanan untuk menebus dosa yang berupa domba atau burung merpati hal ini disebabkan Tuhan Yesus telah sempurna menebus Dosa seluruh Umat manusia. Juga akan menghormati hari Sabat yang sekarang digantikan dengan hari Minggu (seharusnya Sabtu) hal ini juga disebabkan karena Tuhan Yesus adalah Tuhan dari hari Sabat dan hari Minggu merupakan hari Kebangkitan Tuhan Yesus. Makanan-makanan Yang Najis yang tidak boleh dimakan dalam PL seperti Babi, Gagak dan lainnya, karena Petrus sudah diberi penglihatan dan disuruh makan binatang yang najis... sebab bukan yang masuk kemulut yang menajiskan tetapi yang keluar dari mulut yang menajiskan. Yang masih harus kita laksanakan adalah hukum hukum yang mensejahterakan umat manusia seperti jangan berzinah, jangan membunuh, jangan bersaksi dusta ....dan seterusnya. Hal tersebut dikarenakan Hukum Taurat bukan untuk menghukum umat manusia tetapi untuk mensejahterakan umat manusia .....jangan manusia untuk Hukum Taurat tatapi Hukum Taurat untuk kesejahteraan Umat Manusia.
Hukum sunat, hukum persembahan qurban hewan dan hukum-hukum lainnya yang bersifat praktis, tidak lagi dilakukan oleh orang Kristen sekarang karena hukum itu sudah digenapi oleh Yesus Kristus. Dan yang masih berlaku sampai sekarang adalah "the Ten Commandement" atau 10 hukum yang diturunkan kepada Musa. Ke-10 hukum ini bersifat doktrinal dan menjadi fondasi bagi hukum-hukum yang bersifat universal.
Yang jelas adalah tata cara dalam hukum sunat dan korban bakaran yang sudah berubah sebab sudah lebih disederhanakan, tapi jika dilihat dari prinsip dasarnya, semua itu tetap harus dilaksanakan, sebab walau bagaimanapun peraturan tetap peraturan yang harus ditaati dan dilaksanakan, hanya saja caranya yang berbeda. Jadi kita ikuti saja bagaimana praktisnya sekarang tanpa memilih-milih mana yang masih harus diikuti atau tidak, sebab saya percaya Tuhan membuat peraturan-peraturan tersebut tujuannya untuk kebaikan kita juga.
TERMIN III
Topik 1
Subjek: Allah Menyesal
Pertanyaan: Dalam Kejadian 6:6, dikatakan bahwa Allah telah "menyesal" sebab Ia telah menjadikan manusia yang ternyata memilukan hati-Nya. Apakah makna Allah menyesal dalam hal ini? Sedangkan Allah sendiri yang menciptakan manusia, ciptaan-Nya yang sempurna dan paling berharga?
Tujuan pertama Allah menciptakan manusia adalah agar manusia memilih 'kehidupan' tetapi kenyataan berkehendak lain, manusia dengan kehendak bebasnya memilih 'kematian', seiring perjalanan waktu manusia semakin terjerumus makin dalam yang berakibat Allah menyesal telah menciptakannya. Kata Menyesal bagi Allah tidak secara harafiah sama dengan menyesal pada manusia. Mungkin kata menyesal bagi Allah berkaitan dengan sifat Kasih-Nya terhadap manusia yang diciptakan serupa/segambar dengan Dirinya, disebabkan karena Allah melihat manusia lebih mempercayai perkataan setan dan melanggar perintah-Nya sehingga memilukan hati-Nya. Kata "menyesal" menunjukkan kesedihan hati Allah, tetapi penyesalan tersebut tentu tidak bertentangan dengan sifat Allah yang baik. Allah Maha Baik dan apapun yang terjadi tidak mungkin bertentangan dengan kebaikan-Nya. Manusia yang sudah salah langkah karena kejatuhannya dalam dosa tetap dikasihi Allah sehingga Ia merencanakan penyelamatan melalui Yesus Kristus.
Menyesal ini personifikasi, tapi tidak bisa disamakan dengan menyesalnya manusia. Sesuai Bil 23:19. Tuhan bukan manusia yang bisa menyesal, tapi ada rasa kecewa karena kasihnya Allah pada manusia ciptaan-Nya yang paling disayangi. Allah menyesal mengandung arti: Ia sangat sedih karena manusia yang diciptakannya cenderung lebih memilih hidup dalam dosa dan kejahatan yang berujung kepada kebinasaan daripada hidup bersekutu dengan-Nya yang menghasilkan kehidupan kekal. Allah ingin menunjukkan bahwa Dia itu benar-benar kesal terhadap tingkah manusia yang tidak kapok-kapok untuk jatuh ke dalam dosa yang sama. Menyesal = "tobat-tobat" melihat tingkah manusia yang begitu bodoh. Manusia bukannya hidup untuk memuliakan dan menikmati Tuhan, tetapi justru membiarkan kejahatan semakin merajarela dan hati mereka tidak pernah terpaut kepada Allah. Mereka begitu senang kalah terhadap tabiat manusia yaitu melakukan dosa, bukannya melakukan kehendak Allah.
Allah adalah kudus dan suci tidak bisa kompromi dengan dosa. Allah menyesal karena dengan tindakan manusia yang tidak taat kepada-Nya maka hubungan manusia dengan Allah terputus/mati. Allah menyesal manusia mau di perdaya oleh iblis atas kehendak bebas yang Allah anugrahkan kepada manusia. Tapi karena kasih Allah, maka Dia memberikan jalan keluar melalui keselamatan dalam Yesus Kristus yang menjadikan manusia kembali sempurna dan berharga.
Allah Sang Pencipta adalah Allah yang sempurna, pasti Ia menciptakan manusia yang sempurna dan berharga dimata-Nya dibandingkan dengan ciptaan-Nya yang lain. Tapi karena manusia jatuh ke dalam dosa, maka manusia yang Tuhan ciptakan sempurna "seolah-olah" menjadi tidak sempurna. Segala kecenderungan hati manusia selalu berbuahkan kejahatan semata-mata. Tuhan sebenarnya tidak menyesal telah menciptakan manusia, KEJ 6:6 hanya merupakan cetusan kekesalan hati-Nya saja atas kejahatan-kejahatan manusia. Dalam hal ini, Allah menyesal merujuk kepada gambaran betapa jahatnya perbuatan manusia dan bukan Allah menyesal mencipta Manusia. Wajar seorang Bapa memiliki hati sedih ketika melihat anak-Nya salah dan tersesat, cuma lebih dipahami lagi ketika dikatakan Allah menyesal, Ia tidak pernah berubah dan tidak ada satupun yang membuat-Nya bergantung dari diri manusia. Tuhan penuh kasih, Dia tidak menghendaki semua manusia binasa, maka sebelum manusia diciptakan Dia sudah merencanakan jalan keselamatan bagi mereka.
Topik 2
Subjek: Poligami di PL
Pertanyaan: Ada diantara tokoh-tokoh Alkitab PL yang melakukan poligami? Apakah berarti Tuhan PL mengijinkan poligami?
Alkitab tidak secara spesifik mengatakan mengapa Allah mengizinkan poligami. Ada beberapa faktor kunci untuk dipertimbangkan, Pertama, selalu lebih banyak perempuan daripada laki-laki di dalam dunia. Statistik sekarang menunjukkan bahwa kira-kira 50,5 persen dari populasi dunia adalah perempuan, dengan laki-laki 49,5 persen. Dengan menganggap persentase yang sama pada zaman dahulu, dan dilipatgandakan dengan jutaan manusia, maka akan ada puluhan ribu perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Kedua, peperangan pada zaman dahulu kala sangat kejam, dengan kematian yang luar biasa tinggi. Hal ini bahkan akan mengakibatkan perbedaan persentase yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki. Ketiga, karena dalam masyarakat patriarki hampir tidak mungkin bagi perempuan yang tidak menikah untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri. Para perempuan seringkali tidak berpendidikan dan tidak terlatih. Para perempuan bergantung kepada ayah, saudara laki-laki, dan suami mereka untuk penyediaan kebutuhan hidup dan perlindungan.
Memang benar tidak ada "tulisan" larangan poligami, namun dari berbagai ayat yang menjelaskan perkawinan dan perzinahan maka dari sana sudah sangat jelas tersirat adanya larangan poligami. Kisah Abraham; hagar adalah cerminan dari upaya manusia mencari jalan sendiri diluar janji Allah; sara adalah cerminan janji Allah dan cara Allah meskipun sekilas nampak mustahil bagi manusia. Kisah Abraham bukan menitikberatkan pada poligami tapi kecenderungan manusia yang memilih caranya sendiri dan tidak bersandar pada janji dan cara Allah akan mengakibatkan kegagalan.
Oleh sebab itu, kalangan agama Kristen dilarang berpoligami. Allah menciptakan satu pria[Adam] dan satu wanita[Hawa] untuk menjadi satu kesatuan dalam menciptakan rumahtangga dan melahirkan keturunan. Allah tidak menciptakan dua perempuan sekaligus untuk pendampingi Adam. Allah juga tidak menciptakan dua atau tiga laki-laki untuk menjadi teman hidup Hawa. Jadi disini Allah jelas bermaksud bahwa kehidupan dalam berumahtangga itu memerlukan keseimbangan sebagai satu kesatuan dalam tubuh, jiwa dan raga. Dalam injil matius 19:6; dikatakan; "Demikianlah mereka tidak lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak dapat diceraikan manusia." Disitu dikatakan "tidak lagi dua", bukan "tidak lagi tiga" atau "tidak lagi empat" dan sererusnya. Ini menjelaskan bahwa pasangan pernikahan Kristen haruslah satu laki-laki dan satu perempuan, sehingga satu laki-laki dan satu perempuan ini akan menjadi satu kesatuan yang utuh untuk selamanya, sampai akhir hayat. Jadi poligami tidak berlaku bagi agama Kristen dengan alasan apapun.
Pernikahan Kristen adalah pernikahan monogami, meskipun banyak tokoh-tokoh Alkitab melakukan pernikahan poligami. Sebut saja Abraham, Yakub, Daud, apalagi Salomo yang memiliki 1.000 wanita disekelilingnya. Dalam 1 Raja-raja 11:3, "Ia mempunyai 700 isteri dari kaum bangsawan dan 300 gundik; istri-istrinya itu menarik hatinya dari pada Tuhan." Argumentasi lain adalah bahwa poligami adalah alternatif atau substitute bagi perzinahan, yaitu daripada berzinah lebih baik berpoligami. Kelihatannya dibalik poligami demikian ada motivasi nafsu seksual yang tidak teratasi sehingga poligami menjadi saluran. Studi lain menyebutkan bahwa mereka yang berpoligami juga banyak yang berzinah kalau alasannya dorongan seksual yang berlebihan dan ini bukan alasan yang tepat bagi pembenaran poligami. Berdasarkan kenyataan-kenyataan ini, umat Kristen harus menyadari bahwa Allah menghendaki umatnya tidak berpoligami dan perzinahan seharusnya tidak menjadi bagian kehidupan berkeluarga. Kasih, kesetiaan, keadilan, dan pengorbanan harus menjiwai setiap keluarga Kristiani.
TERMIN IV
Topik 1
Subjek: Pengajaran PL
Pertanyaan: Apakah kisah-kisah dalam PL masih relevan untuk dipelajari sebagai pengajaran iman Kristen digereja? Kalau ya, mengapa gereja sedikit sekali memberikan pengajaran yang diambil dari PL?
Kisah-kisah di PL masih relevan untuk dipelajari sebagai pengajaran iman Kristen, karena banyak sekali tokoh-tokoh di PL yang bisa diambil hikmahnya baik dalam hal ketaatan (mis: Abraham, Nuh), kelemahan tapi berhasil dipulihkan (mis: Elia, Yunus), kesetiaan (Ayub), dan masih banyak tokoh yang bisa dijadikan sebagai contoh kasus untuk pembelajaran & pembenahan diri. Banyak juga gereja yang memberikan pelajaran yang diambil dari PL, yang diselaraskan dengan pelajaran di PB, karena di PB sendiri juga banyak tercantum tokoh-tokoh PL. Tapi secara umum kisah-kisah PL banyak diceritakan di sekolah minggu. PL merupakan bagian firman Allah juga. Gereja harus belajar dan tetap mengajarkan kisah-kisah PL sebagai nubuatan dan janji Allah yang tergenapi pada masa PB dan sampai saat ini. Didalam PL ada banyak pelajaran yang dapat kita lihat dari kehidupan banyak tokoh yang jatuh dalam dosa. Sebagian besar contoh-contoh mengenai iman, ketaatan dan ketergantungan manusia kepada Allah dapat kita temui dalam PL, misalnya Abraham, Musa, Daud, Yusuf dan masih banyak lagi. Gereja memang tidak begitu banyak membahas PL kecuali jika mereka membahas tentang iman, mereka lebih cenderung mengajarkan hal-hal yang lebih praktis seperti yang diajarkan oleh Yesus serta pengabaran Injil dan pencarian jiwa seperti yang dilakukan oleh Paulus dan Petrus.
Kisah-kisah dalam PL tetap relevan, karena PL terbukti memberikan kesadaran bahwa kita semua telah melihat fakta dosa memunculkan berbagai kejahatan sep?rti pembunuhan, iri hati, penipuan, perjinahan dll. Yang sampai saat ini kejahatan terus menerus dilakukan oleh manusia yang berdosa. Dari sisi kebajikan PL juga mengajarkan manusia sifat seperti kesetiaan, Pengorbanan, kasih & pengampunan. Gereja sedikit sekali mengajarkan PL, dikarenakan lebih bersifat Hukum- hukum/peraturan yang sulit diterapkan dimasa kini. Disamping itu budaya/adat istiadat PL sulit dipahami oleh orang di masa kini. Kisah di PL tetap relevan, PL dan PB merupakan satu kesatuan, kisah keduanya berkesinambungan. Sedangkan dalam PB diceritakan kehidupan Yesus Kristus serta apa saja yang telah dilakukan-Nya dan bagaimana kita seharusnya menanggapi karunia hidup kekal dan kehidupan kita sekarang dengan rasa syukur untuk segala yang telah diperbuat-Nya bagi kita (Roma 12). PB lebih mudah dimengerti karena pasal-pasalnya seperti cerpen, sedangkan PL seperti pelajaran sejarah, terasa sulit untuk jemaat seperti saya dengan daya ingat menurun.
Karena kalau kita mempercayai Alkitab adalah Firman Tuhan yang tidak dapat ditambah maupun dikurang, yang kekal dan tidak berubah, maka kita akui kebenaran dalam PL dan PB adalah kebenaran yang dipimpin oleh Roh Tuhan. Kebenaran yang dapat membawa kita ke dalam pengenalan akan Tuhan lebih jauh lagi.
Topik 2
Subjek: Aplikasi PL
Pertanyaan: Bagaimana otoritas PL terhadap hidup kekristenan, dan apa yang dapat Anda pelajari dari PL?
Otoritas PL terhadap hidup kekristenan sangatlah penting untuk membangun iman dan tindakan yang harus kita lakukan yang selayaknya harus sesuai dengan maksud dan kehendak Tuhan. Dari PL kita dapat belajar banyak: Siapa Sang Pencipta alam semesta & manusia. Iman percaya & ketaatan yang ditunjukkan Abraham, Nuh, Ayub, Musa. Keberanian Daniel, Sadrakh, Mesakh & Abednego, dalam mempertahankan iman percaya mereka. Pemeliharaan Tuhan terhadap bangsa Israel, walaupun jatuh bangun iman percayanya. Masih banyak lagi Tuhan berkarya melalui nabi-nabi-Nya yang dapat kita pelajari. Janji diberikan-Nya Juruselamat, yang sudah tergenapi di PB.
PL adalah Firman Allah, yang isinya adalah nubuatan akan Tuhan Yesus Kristus yang akan datang. Dimulai dari nubuatan PL dan penggenapan di PB. Kalau bukan Tuhan yang mengatur dan memelihara segala sesuatunya, maka mungkin karya keselamatan tidak akan ada, bersyukur bahwa Allah kita, Allah yang maha kuasa, dan bijaksana. PL dalam hidup kekristenan adalah mutlak tidak bisa diganggu gugat seperti layaknya PB. Kita harus mengakui otoritas PL maupun PB sebagai Firman Allah yang benar dan mahakuasa, serta tidak pernah ingkar. Berakar dari sini maka kita harus merenungkan PL dan mengambil banyak pelajaran dari kitab PL. Sebab langit bumi akan musnah tetapi tidak dengan Firman-Nya.
PL merupakan firman Allah sama dengan PB yang juga perlu untuk dipelajari. Yang dapat dipelajari dari PL banyak kisah tentang pelajaran hidup dari contoh tokoh tokoh PL dan juga pelajaran hikmat dari Amsal dan Pengkhotbah maupun syair dari Mazmur. Sifat ilahi Tuhan. Yang paling penting yaitu memahami Allah yang Maha kasih dan Maha adil. Didalam sifat kasih Allah terdapat keadilan-Nya, dan di dalam keadilan-Nya terdapat kasih-Nya. Setia kepada bangsa Israel meskipun bangsa pilihan-Nya ini tegar tengkuk dan tidak setia. Memahami bahwa penyertaan Tuhan atas hidup manusia tidak pernah lepas. Melihat tokoh-tokoh yang begitu hebat dalam relasinya dengan Tuhan (yang tidak terdapat dalam PB). Ayub yang begitu saleh, sampai Tuhan menantang Iblis untuk mencobai Ayub. Abraham yang begitu beriman, sampai disebut Bapak Orang Beriman. Daud yang begitu cinta akan Tuhan dan senang bergumul untuk mengenal Tuhan di dalam segala hal yang dia alami. Salomo Raja yang terkaya dan memiliki hikmat yang hebat sebelum dia jatuh menyimpang dari Tuhan. Nabi Besar maupun Nabi Kecil seperti Musa dan Yeremia yang ketika dipanggil khusus oleh Tuhan sebagai perantara Tuhan dengan bangsa Israel, menolak panggilan khusus Tuhan sebagai Nabi dengan alasan "saya bukan orang pandai, saya pun tidak pandai berbicara" Namun Tuhan perlengkapi mereka.
Belajar bahwa Sejarah adalah hal yang penting dalam kehidupan seluruh manusia. Sebab Tuhan tidak pernah tidak bekerja tanpa sejarah. Intinya seluruh kejadian masa lalu, pasti ada campur tangan Tuhan (banyak/sedikit), dan dari pelajaran masa lalu kita dapat belajar untuk tidak mengulangi kesalahan untuk di masa yang akan datang.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA