Rangkuman Diskusi DIK Juni/Juli 2010
Topik I. Penciptaan
Apakah Anda percaya bahwa dunia ini berawal karena diciptakan oleh Tuhan? Bagaimana dengan teori Big Bang yang mengatakan bahwa dunia terjadi karena "kebetulan"? Apakah berarti Alkitab bertentangan dengan ilmu pengetahuan?
Seluruh para peserta DIK dengan suara bulat mereka menyetujui bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah. Hal ini terlihat didalam Kejadian pasal 1 dimana Allah berkreasi dalam penciptaan alam semesta dengan segala isinya termasuk manusia merupakan karya kreasi Allah yang sangat sempurna dibandingkan dengan ciptaan yang Allah pernah Dia ciptakan. Berkaitan dengan teori Big Bang seluruh para peserta tidak menyetujui teori ini karena:
- Teori ini jelas menghilangkan campur tangan Ilahi didalamnya dalam hubungannya dengan penciptaan.
- Segala sesuatu yang terjadi tidak ada yang namanya kebetulan termasuk masalah penciptaan, semua pasti ada penyebabnya dibalik semua itu, dan Allah yang bekerja dibalik semua itu.
Melalui dua hal ini maka jelas sekali bahwa teori ini tidak dapat dibenarkan sesuai dengan iman Kristen bahwa alam semesta ini terjadi akibat suatu proses pengembangan alam semesta.
Apakah berarti Alkitab bertentangan dengan ilmu pengetahuan?
Alkitab bukanlah buku ilmu pengetahuan, juga tidak mengajarkan ilmu pengetahuan. Ketidaksesuaian antara cerita penciptaan yang ada di Alkitab dengan asumsi yang diberikan oleh para ilmuwan jelas tidak akan pernah menemukan titik temu dalam masalah ini.
Perbedaan ini disebabkan dari pendekatan yang berbeda oleh para ilmuwan yang lebih mengandalkan rasionya dan mengesampingkan faktor campur tangan Ilahi didalamnya sehingga setiap kesimpulan dari setiap teori yang telah dipelajarinya pasti akan bertentangan dengan firman Tuhan.
Topik II. Manusia dan Keturunannya
Apakah ada manusia lain yang diciptakan Allah selain Adam? Alkitab tidak menceritakan tentang anak-anak Adam, dengan siapa anak mereka menikah?
Selain Adam tentu saja tidak ada manusia lain selain dia, karena Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah. Pendapat ini juga yang diberikan oleh para peserta dalam diskusi bahwasanya tidak ada manusia masa itu selain Adam sejak Allah mulai menciptakan alam semesta ini. Alkitab secara gamblang dan jelas memaparkan bahwa Adam merupakan manusia pertama kali dengan kata lain tidak ada manusia lain sebelum itu.
Siapa nama anak-anak Adam dengan siapa ia menikah tidak disebutkan secara jelas di dalam Alkitab. Sehingga para peserta diskusipun berpendapat bahwa pada waktu itu telah terjadi perkawinan antara dua orang yang bersaudara dekat (inses).
Topik I. Asal Usul Setan.
Siapakah setan itu sebenarnya? Dari mana setan berasal? Mengapa setan ada di dunia ini? Mengapa Tuhan membiarkan setan menggoda dan menjatuhkan manusia?
Tidak semua peserta memberikan tanggapan mengenai pertanyaan ini. Setan merupakan bapa pembohong, pendusta yang kerap memutarbalikkan kebenaran firman Tuhan. Asal usul setan adalah dari para malaikat yang ingin menyamai serta memberontak terhadap Allah. Oleh karena keinginannya dan pemberontakkannya itu maka Allah mencampakkan para malaikat serta pengikutnya itu dimuka bumi. Namun, Alkitab tidak menjelaskan secara gamblang dan jelas mengenai masalah kejatuhan malaikat yang notabene memiliki kedudukan yang tinggi diantara para malaikat yang lain. Setan berasal pertama kali dari malaikat Tuhan yang bernama Lucifer. Versi Vulgata, Alkitab dalam bahasa lain mengunakan kata ini dua kali untuk merujuk kepada bintang fajar dalam 2 Petrus 1:19 dan Yesaya 14:12. Kata ini juga merujuk dalam terjemahan seperti King James Version (KJV). Ayat-ayat yang disebutkan diatas lebih mengacu kepada raja Babel yang mencerminkan kesombongan serta berkuasa dimuka bumi ini. Kemungkinan gambaran inilah yang digunakan sebagai gambaran kesombongan Lucifer untuk menyamai diri Allah. Tidak ada kata "Lucifer" dalam Bahasa Yunani maupun Ibrani. Kata "Lucifer" adalah kata terjemahan, bukan kata dalam bahasa aslinya.
Topik II. Kehendak Bebas.
Jika kehendak bebas menjadi penyebab manusia jatuh dalam dosa, mengapa Allah memberikan kehendak bebas kepada manusia? Apakah kehendak bebas yang dimiliki Adam sama dengan kehendak bebas yang kita miliki sekarang?
Kehendak bebas adalah suatu kemampuan untuk membuat pemilihan- pemilihan tanpa ada unsur prasangka sebelumnya atau pengaturan sebelum pemilihan itu dilakukan. Kehendak bebas ini diberikan karena manusia diciptakan bukan seperti robot. Selain itu manusia diciptakan serupa segambar dengan Allah dimana didalam diri manusia memiliki gambar dan rupa mambuat mereka memiliki kemampuan-kemampuan yanng tidak dimiliki oleh ciptaan lainnya yaitu kemampuan untuk berpikir (rasio), mengekspersikan berbagai perasaan (emosi), kemampuan untuk memutuskan sesuatu (kehendak) dan kemampuan untuk berhubungan dengan Allah. Pemberian kehendak bebas itu sendiri adalah supaya manusia dapat memilih tanpa ada satu paksaan untuk mengasihi dan taat kepada Allah maupun sebaliknya. Namun, pada kenyataannya manusia lebih cenderung untuk mengutamakan keinginannya sendiri dan tidak mentaati Allah.
Para peserta setuju bahwa kehendak bebas yang dimiliki Adam tidak sama dengan kehendak bebas kita saat ini. Sebelum Adam jatuh dalam dosa maka kehendak didalam dirinya adalah kehendak yang selalu taat kepada Allah. Akan tetapi, setelah peristiwa kejatuhan manusia di dalam dosa maka kehendak bebas itu sudah dicemari oleh dosa sehingga manusia lebih mencintai dosa dan selalu ingin melawan Allah.
Topik I. Lahir Baru.
Apakah artinya "lahir baru" dalam Kristus? Mengapa penting untuk kita "dilahirbarukan"? Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah "lahir baru"?
Kelahiran baru adalah merupakan tindakan Allah mengubah orang yang percaya dalam memberikan kemampuan rohani serta arah hidup yang baru pada saat mereka menerima Kristus. Yang mendasari hal ini adalah suatu tanggapan tentang sifat manusia yang perlu diubah. Manusia yang mati secara rohani memerlukan kelahiran baru atau kelahiran rohani, karena pada dasarnya manusia yang belum lahir baru tidak akan mampu menerima dorongan rohani ini. Hal inilah yang menunjukkan ketidakpekaan rohani manusia ketika berdosa.
Pada dasarnya kerusakan secara menyeluruh ini disebabkan oleh kondisi natur manusia yang telah tercemar oleh dosa. Maka jelas bahwa sebagai manusia tidak dapat memberikan kehidupan rohani bagi dirinya sendiri. Alkitab juga memberikan pemaparan yang jelas mengenai natur manusia yang telah jatuh kedalam dosa. Kelahiran baru harus dipahami bukan sebagai karya dimana Allah dan manusia bekerja bersama-sama melainkan sebagai karya Allah sendiri dan tidak ada campur tangan manusia didalamnya.
Orang yang telah lahir kembali adalah bagian dari ciptaan baru Allah (bdk. Ef. 2:10). Jadi kelahiran kembali bukanlah kesempurnaan tanpa dosa namun kelahiran baru adalah kondisi manusia yang baru yang ada di dalam Kristus adalah sungguh baru walaupun belum sepenuhnya. Jadi kelahiran baru akan membawa kepada satu kehidupan yang bertambah di dalam kekudusan dan ketaatan. Kelahiran baru merupakan syarat mutlak agar seseorang bisa datang kepada Allah di dalam Kristus, dan diperkenankan masuk ke dalam kerajaan Allah.
Topik II. Keselamatan Bisa Hilang?
Apakah keselamatan yang sudah kita terima dalam Kristus bisa hilang? Betulkah "sekali kita selamat, maka akan tetap selamat"?
Hampir keseluruhan para peserta DIK menyetujui bahwa keselamatan tidak dapat hilang. Hal ini berkaitan dengan kepastian ketekunan orang-orang kudus dengan kata lain sekali dalam anugerah, maka tidak akan kehilangan anugerah itu. Alasan orang percaya yang sejati tidak kehilangan anugerah karena Allah memelihara sehingga kita tidak dapat kehilangan anugerah itu. Ketekunan adalah tindakan yang kita lakukan sedangkan pemeliharaan merupakan tindakan yang dilakukan oleh Allah. Ajaran tentang jaminan kekal atau pemeliharaan orang percaya didasarkan pada janji Allah (baca: Fil. 1:6; Yoh. 10:27-29; 1Pet. 1:3- 5; Ibr. 10:14; Rom. 8:33-39). Ayat-ayat tersebut menyatakan bahwa keyakinan kita didasarkan pada kuasa pemeliharaan Allah dan bukan pada usaha kita untuk mempertahankan keselamatan itu. Dasar keyakinan kita terletak pada kuasa Allah, ketekunan yang kita miliki hanya karena Allah bekerja di dalam kehidupan orang percaya.
Pokok pembahasan diskusi topik ini dilanjutkan dengan adanya kenyataan bahwa ada orang-orang tertentu yang kehilangan anugerah Allah yang pernah diterimanya, di mana mereka memulai imannya dengan semangat namun, ditengah perjalanan kehidupannya ia mulai meninggalkan iman Kristennya dan terhilang dari anugerah itu tidak dibahas secara tuntas dan jelas sehingga menyisakan pertanyaan berkaitan dengan topik ini.
Topik 1. Pertumbuhan Rohani.
Mungkinkah seseorang yang sudah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi tidak mengalami pertumbuhan rohani? Apakah Allah menetapkan target untuk seseorang bertumbuh secara rohani?
Seharusnya tidak. Karena orang percaya yang telah lahir baru akan bertumbuh melalui kebenaran firman Tuhan dan Roh Kudus yang akan mengarahkan seseorang itu untuk semakin mengenal kepada Kristus. Firman itu akan bertumbuh dan membawa kearah pengenalan yang lebih dalam dengan Allah sehingga diharapkan dari pengenalan itu orang percaya dapat mampu menunjukkan pertumbuhan yang positif terhadap firman Allah. Sayangnya hal ini tidak selalu terjadi, sebagaian orang masih menuruti keinginan dagingnya daripada hal-hal yang bersifat rohani. Sehingga kerap kali langkah pertumbuhan kerohanian itu tidak terjadi dengan normal serta pasang surut. Memang pertumbuhan itu tidak selalu berjalan lancar karena pertumbuhan juga ditentukan oleh ketaatan dan kerelaan orang itu untuk dibentuk dan ditumbuhkan.
Apakah Allah menetapkan target seseorang agar bertumbuh? Ya, Allah memang memberikan target untuk serupa dan berpadanan seperti Yesus. Dalam hal ini Allah menuntut kita paling tidak dapat memiliki kriteria karakter yang dimiliki oleh Yesus. Dalam kenyataannya hal ini sangatlah tidak mudah untuk dilakukan, akan tetapi jika kita mau untuk dibentuk dan diproses maka kita bisa menjadi seperti yang Yesus mau dalam setiap kehidupan orang percaya.
Topik II. Doktrin dan Hidup Kristen
Apakah pentingnya mempelajari doktrin Kristen yang benar? Apakah jika kita memiliki doktrin yang benar otomatis hidup Kristen kita juga benar? Bagaimana supaya doktrin Kristen dan hidup Kristen kita bisa berjalan seirama (tidak munafik)?
Sangat penting sekali, karena doktrin Kristen itu dapat memberikan pemahaman dasar pengajaran yang benar sebagai pegangan dalam menjalani kehidupan ditengah-tengah banyaknya pengajaran yang tidak bertanggungjawab dan tidak berorientasi kepada Alkitab sebagai pegangan hidup iman Kristen yang benar. Selain itu doktrin dapat juga sebagai batas-batas kita dalam menilai pengajaran yang sesuai dengan firman Tuhan. Banyaknya pengajaran yang mulai mengalami pergeseran- pergeseran nilai-nilai kebenaran firman Tuhan menuntut setiap kita orang percaya supaya lebih mewaspadai dan belajar firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Belum jaminan jika seseorang yang memiliki doktrin yang benar maka hidupnya juga akan benar, karena kemungkinan pengajaran yang diterimanya hanya sebagai pengetahuan semata tanpa ada wujud nyata konkrit dalam pengajaran itu dalam hidupnya. Namun, tidak menuntut kemungkinan juga jika sebaliknya jika seseorang memiliki pegangan pengajaran yang benar otomatis hidupnya juga akan mengikuti pola yang diyakininya.
Supaya doktrin dan hidup kita selaras semestinya kita harus benar -- memunyai komitmen untuk menghidupi dan melakukan, meskipun terkadang itu harus mengikiskan keinginan terbesar manusiawi kita. Sekalipun semua ketetapan hidup kristiani itu kita lakukan jika tidak disertai ketaatan terhadap firman, maka semua itu tidak lebih dari sekedar penipuan sama seperti orang farisi yang hanya mengajar tetapi tidak melakukan apa yang mereka ajarkan (bdk. Mat.23:3). Iman Kristen bukan sekedar sekumpulan ajaran yang teoritis, namun lebih merujuk kepada tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Respon utama terhadap firman adalah ketaatan, jika seseorang tidak bisa menerima firman itu dengan baik, bagaimana dia dapat melakukan firman tersebut.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA