PIR - Pelajaran 01

Nama Kursus : Pembinaan Iman Remaja
Nama Pelajaran : Pengertian Pembinaan Iman Remaja
Kode Pelajaran : PIR-P01

Daftar Isi

  1. Pengertian Pembinaan Iman
    1. Definisi Pembinaan Secara Umum
    2. Definisi Pembinaan Iman Kristen
  2. Pengertian Pembinaan Iman Remaja
    1. Definisi Istilah
    2. Tujuan Pembinaan Iman Remaja
    3. Komponen Pembinaan Iman Remaja

Doa

PENGERTIAN PEMBINAAN IMAN REMAJA (PIR)

Apakah masa remaja itu? Masa remaja adalah masa antara anak-anak dan pemuda. Jika diukur berdasarkan usia, masa ini berkisar antara usia 12 sampai 18 tahun. Masa ini biasa dimengerti sebagai masa transisi karena pada masa-masa ini remaja mengalami banyak sekali perubahan, mulai fisik, psikologi, kerohanian, dan masih banyak lagi. Karena itu, tidak heran jika pada masa ini, remaja mengalami kebingungan, khususnya dalam hal pencitraan diri. Proses pencarian 'citra diri' atau 'jati diri' inilah yang sering membawa remaja jatuh dalam berbagai masalah.

Sehubungan dengan hal ini, sangat penting bagi kita untuk membantu remaja menemukan 'identitas diri' mereka yang sesungguhnya sebagai anak Tuhan. Oleh karena itu, gereja harus mulai lebih serius dalam memberikan suatu pembinaan yang sesuai dengan firman Tuhan.

  1. Pengertian Pembinaan Iman
    1. Definisi Pembinaan Secara Umum

      Istilah pembinaan sering kali dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan. Namun, satu hal yang harus kita garis bawahi bahwa kata 'pembinaan' sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda dengan 'pendidikan'. Lalu, apakah 'pembinaan' itu? Secara umum, pembinaan memiliki pengertian sebagai berikut.

      Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia, kata "pembinaan" berasal dari suku kata "bina" yang memiliki pengertian "membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik" sedangkan kata 'pembinaan' menunjuk pada "suatu proses, cara, perbuatan, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik". Secara psikologi, pembinaan diartikan sebagai "upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana seharusnya". Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pembinaan memiliki satu tujuan yaitu 'proses pembaharuan' untuk mencapai hasil/keadaan yang diharapkan.

    2. Definisi Pembinaan Iman Kristen

      Sebelum menjabarkan definisi Pembinaan Iman Kristen, pertama-tama kita perlu melihat kata 'iman' yang ditinjau dari dua bahasa asli Alkitab yaitu Ibrani dan Yunani, menurut pembagian kanon kitab Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Iman di dalam bahasa Ibrani artinya "ha emin" yang berarti "mengamini". Di dalam PL "iman" adalah "memercayai semua pernyataan Allah sebagai kebenaran". Kata iman menunjuk pada sikap yang benar terhadap Allah. Orang yang beriman hanya mengandalkan Allah dalam kehidupannya, bukan kepada yang lain (Mazmur 37:3; Amsal 3:5; Yeremia 17:5).

      Dalam PB, kata iman di tuliskan dengan kata benda "pistis" dan kata kerja "pisteuo", dalam bahasa Yunani. Di sini, iman dilihat dari latar belakang karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus. Pusat dari iman adalah karya penyelamatan Allah untuk mendamaikan manusia dengan Allah melalui pengurbanan Yesus Kristus. Iman juga dapat diartikan sebagai sikap hidup seseorang yang melepaskan andalan usahanya sendiri untuk mendapat keselamatan, entah itu melalui kebajikan, kebaikan susila atau apa saja, untuk sepenuhnya hanya mengandalkan Yesus Kristus untuk memperoleh keselamatan (Kisah Para Rasul 16:30; Yohanes 3:16, 5:24). Dalam kekristenan, orang yang beriman disebut orang percaya. Iman berarti memegang teguh janji Allah di dalam Kristus Yesus dengan memusatkan seluruh kepercayaan kepada karya sempurna Kristus untuk keselamatannya. Iman mencakup kepercayaan yang utuh dan ketaatan mutlak pada kehendak Allah.

      Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembinaan Iman Kristen adalah proses pembaharuan kehidupan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sehingga mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kepercayaan yang utuh dan ketaatan yang mutlak pada kehendak Allah.

  2. Pengertian Pembinaan Iman Remaja
    1. Definisi Istilah

      Kata "remaja" berasal dari kata latin "adolesence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence memunyai arti yang lebih luas lagi mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Sulit untuk menempatkan remaja pada status tertentu karena remaja tidak dapat digolongkan sebagai anak-anak ataupun dewasa. Suatu proses transisi atau peralihan sangat jelas tampak pada masa ini karena perubahan dari aspek emosional, mental, dan fisik sangat terlihat drastis. Secara sederhana, remaja dapat diartikan sebagai "individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial".

      Berdasarkan beberapa definisi istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembinaan Iman Remaja adalah "proses pembaharuan kehidupan remaja Kristen untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kepercayaan yang utuh dan ketaatan yang mutlak pada kehendak Allah".

      Adapun dua hal penting yang menjadi acuan bagi Pembinaan Iman Remaja. Pertama, pokok-pokok pengajaran iman Kristen atau kebenaran Alkitab yang mencakup pengetahuan Alkitab. Kedua, pengalaman rohani keagamaan yang membentuk kelakuan hidup yang rohani.

      1. Pokok-Pokok Pengajaran Iman Kristen, Kebenaran Alkitab, dan Pengetahuan Alkitab

        Hal pertama yang menjadi dasar dari Pembinaan iman remaja adalah pokok-pokok pengajaran iman Kristen, kebenaran Alkitab, dan pengetahuan Alkitab. Mengapa ketiga hal ini begitu penting. Sebab, pengenalan akan Allah yang benar bermula dari ketiga hal tersebut. Pokok-pokok pengajaran iman Kristen berisi tentang pengajaran-pegajaran iman terhadap Allah Tritunggal, kematian Yesus di kayu salib untuk menebus dosa manusia, serta peran Roh Kudus dalam kehidupan mereka. Sementara itu, kebenaran Alkitab dan pengetahuan Alkitab tidak hanya untuk menguasai isi Alkitab, melainkan menanamkan suatu pola pikir yang berdasarkan kebenaran-kebenaran yang diajarkan oleh Alkitab. Oleh sebab itu, para remaja perlu mendapatkan pembinaan yang dilandasi oleh ketiga hal ini.

      2. Pengalaman Rohani/Keagamaan yang Membentuk Kelakuan Hidup yang Rohani

        Memperbaharui perilaku hidup seorang remaja dalam melakukan pembinaan tidak cukup hanya dengan memperkenalkan atau mengajarkan dasar-dasar pengajaran iman Kristen saja. Oleh sebab itu, dasar kedua dalam pembinaan iman kristen adalah pengalaman rohani secara pribadi bagi setiap remaja yang dilakukan terus-menerus. Pengalaman seperti inilah yang akan membuahkan sebuah karakter Kristus di dalam diri remaja.

    2. Tujuan Pembinaan Iman Remaja
      1. Membina Remaja untuk Memiliki Hubungan yang Dekat dengan Tuhan (Efesus 5:32)

        Pembinaan iman remaja memiliki beberapa tujuan. Pertama, untuk membangun kerohanian remaja Kristen sehubungan dengan hubungan pribadi mereka dengan Allah. Perlu kita ketahui bahwa mengajak remaja untuk membangun hubungan pribadi dengan Allah merupakan hal yang sangat penting. Remaja perlu memiliki konsep hidup bahwa ia dan Allah adalah dua pribadi yang menjadi satu, sangat dekat, dan saling berhubungan. Ketika seorang remaja memiliki hubungan pribadi dengan Allah, dengan sendirinya ia akan selalu mengandalkan Allah dan bergantung pada Allah sepanjang hidupnya.

      2. Membentuk Karakter Kristus dalam Diri Remaja (Yohanes 15:5)

        Karakter yang baik menurut penilaian umum adalah dapat dipercaya, memiliki rasa hormat, jujur, disiplin, setia, menerima diri sendiri, bertanggung jawab, rajin, bekerja keras, berani, toleran, ramah, bersikap adil, memiliki kepedulian, dan berintegritas. Sementara itu, karakter yang buruk adalah kebalikan dari karakter baik. Tujuan pembinaan iman remaja yang kedua adalah untuk membentuk karakter yang baik dalam diri remaja Kristen. Dan satu-satunya cara adalah melalui pembentukan karakter Kristus di dalam diri remaja. Dalam Filipi 2:1-4 dikatakan, "Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,...." Oleh karena itu, perlu bagi remaja untuk memiliki karakter seperti Kristus sehingga mereka mampu melakukan segala kebaikan yang sesuai dengan kehendak Allah.

      3. Mampu Menjadi Saksi Kristus

        Sebuah perintah penting yang diberikan oleh Yesus dalam Kisah Para Rasul 1:8 menyatakan bahwa orang-orang percaya harus menjadi saksi Kristus. Sebuah perintah yang wajib untuk dilakukan, tetapi ironisnya banyak remaja-remaja Kristen yang tidak memahami perintah ini sehingga mereka tidak pernah menjalankan perintah. Jadi, tujuan penting yang tercakup dalam pembinaan iman remaja adalah membimbing para remaja Kristen agar mampu menjadi saksi Kristus di mana pun mereka berada.

  3. Komponen Pembinaan Iman Remaja

    Seperti halnya pendidikan, pembinaan juga memiliki komponen-komponen yang biasa disebut sebagai komponen pembinaan. Komponen adalah bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Maka, komponen pembinaan berarti bagian-bagian dari sistem proses pembinaan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pembinaan.

    Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pembinaan, yaitu:

    1. Tujuan Pembinaan (Amsal 22:6)

      Setiap pekerjaan akan memperoleh hasil yang baik bila memiliki suatu tujuan yang jelas. Demikian juga, suatu pembinaan iman remaja akan memperoleh hasil yang maksimal apabila pembinaan itu memiliki tujuan yang jelas. Suatu tujuan akan menentukan setiap langkah dan pola pembinaan yang akan dilakukan sehingga pembinaan yang dilakukan tidak bersifat abstrak.

    2. Peserta Pembinaan (Amsal 22:6)

      Suatu pembinaan tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya peserta pembinaan, dalam hal ini yang menjadi target pembinaan, yaitu para remaja. Keaktifan peserta dan keberadaan peserta akan membuat proses pembinaan berjalan dengan baik. Maka, para peserta pembinaan harus menjadi perhatian utama dalam pembinaan.

    3. Kegiatan Pembinaan (Titus 2:11-12)

      Pembinaan akan memperolah keberhasilan dan mencapai sutu tujuan yang diharapkan apabila ada kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Sebab, akan menjadi sia-sia apabila pembinaan memiliki tujuan yang baik, tetapi tidak ada satu pun kegiatan yang dilakukan.

    4. Orang Tua (Amsal 23:12)

      Keluarga, terutama orang tua, memiliki peranan yang sangat penting dalam pembinaan. Hal ini dikarenakan orang tua menjadi figur yang akan menjadi panutan agar anak dapat menilai yang baik atau tidak. Apabila orang tua memberikan suatu teladan dan didikan yang baik, kemungkinan besar seorang anak akan bertumbuh menjadi seseorang yang baik pula. Namun, akan terjadi sebaliknya apabila orang tua memberikan didikan atau teladan yang buruk bagi anak.

    5. Guru/Pembina di Gereja (1Korintus 12:28)

      Guru atau pembina memiliki peran sebagai penyampai materi sekaligus menjadi penuntun bagi remaja binaannya. Oleh karena itu, tugas dan tanggung jawab yang dimilikinya sangatlah besar. Selain itu, pembina juga memiliki peran sebagai orang tua secara rohani sehingga dibutuhkan keseriusan dan pengorbanan dalam menjalankan tugas tersebut.

    6. Pemimpin Gereja

      Bagi kebanyakan remaja, seorang gembala (pemimpin gereja) merupakan sosok yang lebih disegani daripada orang tua mereka sendiri maupun pembina mereka. Remaja cenderung merasa takut dan malu apabila kesalahannya diketahui oleh gembala. Selain itu, seorang gembala juga memiliki peran sebagai pembimbing bagi para pembina dalam melakukan suatu proses pembinaan.

    7. Interaksi Pembina dan Anak Binaan

      Dalam melakukan pembinaan, harus ada hubungan yang sangat baik antara anak binaan dan pembina karena ini akan membuat seorang anak binaan merasa nyaman dalam proses pembinaan tersebut. Untuk mewujudkan hal ini, para pembina diharapkan untuk selalu bersikap dewasa dalam menjalin interaksi dengan remaja.

    8. Isi Pembinaan (2 Timotius 3:16)

      Karena pembinaan bersifat kerohanian, maka isi dari pembinaan adalah firman Tuhan. Firman Tuhan harus menjadi pokok pikiran utama dalam proses pembinaan karena firman Tuhanlah yang mampu membentuk dan mendewasakan iman dan kehidupan setiap remaja Kristen. Dengan itu, apa yang menjadi tujuan utama pembinaan dapat tercapai.

    9. Allah (Titus 2:12 ; Yesaya 28:13)

      Komponen yang terpenting adalah Allah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tujuan gereja untuk membina remaja adalah supaya mereka menjadi seorang remaja yang secara total memusatkan diri mereka pada Allah. Allah merupakan satu-satunya pribadi yang harus diandalkan dan dijunjung tinggi dalam melakukan pembinaan. Karena tanpa Allah, sia-sialah segala sesuatu yang dilakukan. Allah yang memampukan pembina melakukan tugasnya, Allah yang memampukan seorang remaja berubah dan berbuah, demikian pula Allah yang menjadi pemilik tunggal dari misi pembinaan ini. Dan, Allah juga yang berperan dalam membangun karakter Kristus dalam diri remaja.

Akhir Pelajaran (PIR-P01)

DOA

"Bapa dalam surga, aku mengucap syukur dapat mengenal Engkau sebagai satu-satunya Tuhan dan Allah yang akan membina dan membimbing kehidupanku. Terus pimpin dan bimbing aku untuk bertumbuh dalam jalan kebenaran firman-Mu dan memiliki karakter Kristus dalam hidupku supaya aku juga dapat melakukan tugasku untuk membina para remaja yang Engkau percayakan kepadaku. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA