Permulaan ku belajar di PESTA

Saya seorang Kristen sejak lahir karena berasal dari keluarga Kristen, tetapi kehidupan saya tidak mengikut firman Tuhan sejak saya masih remaja sehingga usia 33 tahun. Memang, saya pernah membantu pelayanan seperti memberikan sumbangan keuangan kepada gereja, tetapi saya anggap itu hanya kewajiban sebagai orang Kristen ketika hati saya jauh dari Tuhan. Saya sangat jarang ke gereja, tidak pernah mengikuti aktivitas gereja, dan pernah bertahun-tahun tidak datang ke gereja. Saya juga ketagihan dengan arak dan rokok sehingga sering menghabiskan masa akhir minggu bersama teman-teman untuk meminum arak. Saya sangat percaya kepada Tuhan, tetapi saya mengabaikan firman-Nya karena saya pikir kedatangan Tuhan menjemput mempelai-Nya masih lama dan saya masih sempat bertobat apabila saya sudah tua.

Memuji

Pada tahun 2009, adik saya pulang ke kampung dan dia membawa CD video kesaksian Pdt. Daud Rajawali, Pdt. Dr. Eku Hidayat, dan Benjamin Stephen. Setelah saya menonton video kesaksian tersebut, saya tersadar akan kebesaran kuasa Tuhan, tiada yang mustahil bagi Tuhan. Saya berpikir, para pendeta ini pada mulanya bukan Kristen, tetapi akhirnya jadi hamba Tuhan oleh karena kasih karunia Tuhan. Saya yang Kristen sejak lahir, apakah tidak bisa seperti mereka? Sejak hari itu, saya mulai suka menonton video kesaksian di YouTube. Banyak video kesaksian saya download sehingga saya berjumpa video khotbah Pdt. Petrus Agung Purnomo. Setelah menonton video khotbah Pdt. Petrus Agung, saya sangat suka dengan cara khotbahnya, firman Tuhan digali dengan dalam dan penyampaiannya sangat jelas serta mudah dipahami, suaranya, dan kesaksian-kesaksiannya yang luar biasa menyebabkan saya sangat mengaguminya walaupun belum pernah ketemu secara tatap muka. Saya mulai download banyak video khotbahnya di YouTube sebagai koleksi pribadi, saya tonton bila ada waktu terluang. Pada waktu itu, saya hanya suka menonton video khotbah tetapi kehidupan saya masih sama seperti dahulu, masih minum arak dan rokok dan masih tidak datang ke gereja, tidak mengikuti aktivitas gereja. Pada bulan Maret 2016, saya membaca di media sosial bahwa Pdt. Petrus Agung meninggal, saya sangat sedih dan menangis karena saya sering dengar dan minat khotbahnya. Disebabkan perasaan sedih itu, saya berdoa. Saya berkata, -Tuhan tolong sampaikan pada Pdt. Petrus Agung, aku kirim salam, dan sekiranya Engkau izinkan, aku mau jadi seperti dia.- Doaku kelihatan aneh, tetapi justru itulah yang saya ucapkan pada masa itu. Saya sendiri tidak mengerti kenapa tiba-tiba hatiku seperti tertusuk pada masa itu, apakah disebabkan oleh kesedihan atau Roh Kudus bekerja dalam diriku. Hati saya tergerak untuk berubah meninggalkan cara hidup yang lama. Mulai hari itu, saya semakin sering menonton video khotbah Pdt. Petrus Agung, siang dan malam dengar video khotbah.

Saat saya sedang menonton video berjudul Covenant, saya melihat jemaat di Holly Stadium diberikan kertas kecil yang ada tulisan firman Tuhan, saya berpikir, "Kalau untuk aku, apa ya firman yang sesuai." Lalu, saya ambil Alkitab (terjemahan bahasa Malaysia) dan berdoa minta tunjukin firman yang sesuai denganku, sambil berdoa, saya belek-belekin Alkitab kemudian tunjuk isi Alkitab, saya dapat ayat 2 Timotius 2:13, "Jika kita tidak setia, Dia tetap setia kerana Dia tidak dapat bertentangan dengan diri-Nya sendiri." Kemudian, saya ulang berdoa dan tunjuk Alkitab lagi. Kali kedua saya dapat ayat ini Wahyu 3:19, "Aku menghukum dan menegur orang yang Aku kasihi. Oleh itu kamu harus bersungguh-sungguh dan juga bertobat daripada dosa." Saya merenung ayat ini dan menurut pemahamanku, ini menegur dosa dan menuntut pertobatan. Seminggu kemudian, saya bermimpi, saya ditangkap dan diikat di dalam sebuah rumah usang oleh sekumpulan orang yang tidak kukenali, mereka memotong daging betisku sehingga saya menjerit kesakitan, kemudian kumpulan orang itu meninggalkanku sendirian. Saya berusaha melepaskan diri dan berhasil, saat sedang mencari jalan keluar, tiba-tiba seseorang menghampiriku dan berkata, "Memang kakimu terasa sakit tapi itu baik, apabila kamu berjalan kakimu ringan, tidak terasa berat," katanya. Melihat orang itu bersuara lembut, ketakutan saya hilang dan saya coba berjalan. Ternyata benar. Aku rasa ringan, dan yang anehnya rasa sakit terus hilang. Saya menceritakan mimpi itu kepada seorang pendeta, yaitu Rev. Miran Berol dan beliau berkata, "Tinggalkan hidup kedaginganmu, salibkan keinginan daging." Selepas itu, selama beberapa bulan saya hidup dalam pergumulan. Saya bertekad untuk mengubah cara hidup dan ingin mendalami firman Tuhan, tetapi tidak ada yang membimbing. Saya juga tidak punya banyak teman di gereja karena sudah bertahun-tahun tidak ke gereja. Akhirnya, saya mengambil keputusan untuk sekolah Alkitab, tetapi tidak tahu harus sekolah di mana karena saya terikat dengan pekerjaan yang lokasinya jauh di pedalaman sedangkan sekolah Alkitab letaknya di kota. Lalu, saya cari di internet dan terjumpa website PESTA (Pendidikan online walau bagaimanapun saya belum berhasil untuk menamatkan pembelajaran karena kesibukan saya pada saat itu. Saya bekerja sambil belajar mengikuti pengajian jarak jauh di Open University Malaysia. Saya hanya dapat menyambung pembelajaran saya di PESTA, selepas saya tamat belajar di universitas pada tahun 2017.

Komunitas

Saya juga mengikuti pembacaan Alkitab di grup GBA (Gerakan Baca Alkitab dari Indonesia) dan setelah selesai membaca kitab Perjanjian Baru, saya dimasukan dalam grup tim pendoa GBA. Walaupun saya lemah dalam hal doa, tidak bisa berdoa panjang, tetapi saya terima tugas itu. Di dalam grup inilah, saya berkenalan dengan Host Uke atau nama sebenarnya Jina Susilawati Dana dari GBI. Saya bertanya padanya banyak perkara yang saya ingin belajar dan akhirnya Host Uke bertanya padaku, -Maukah kamu lahir baru?- Saya menjawab, -Ya.- Lalu, Host Uke kirimkan saya doa mengundang Yesus melalui Whatsapp dan suruh saya baca doa itu dengan sepenuh hati. Pada masa yang sama dia juga topang saya dalam doa. Beliau juga ajar saya banyak hal seperti cara bergaul dengan Roh Kudus, saya sangat teruja karena sebelumnya saya hampir tidak menyadari kewujudan Roh Kudus sebagai satu Pribadi, saya hanya tahu Roh Kudus itu kuasa Tuhan. Host Uke juga kirimkan saya lagu pujian dan penyembahan, dan mengajar saya menyembah, semua yang dia ajar saya ikut. Saya mulai menyembah sendiri dan berdoa pada waktu malam, dan pada malam ketiga saya melakukannya. Saat sedang berdoa, tubuh saya tiba-tiba bergetar dan terasa sejuk. Mulut saya turut bergetar, sukar untuk berkata-kata. Saya sempat berpikir, "Ada apa dengan diriku?" Saya rasa ketakutan, lalu saya paksa mulut saya untuk bersuara. Saya tengking, -Dalam nama Yesus, iblis keluar.- Karena saya pikir ada iblis masuk dalam diriku, kemudian saya cepat-cepat masuk ke kamar untuk tidur, tetapi sukar sekali saya melelapkan mata karena pikiranku masih bingung apa yang terjadi sebentar tadi. Keesokan harinya, saya cerita kepada Host Uke apa yang terjadi. Dia beritahu saya bahwa dia tidak bisa membantuku. Katanya, kamu perlu cari orang yang tingkat rohaninya lebih tinggi. Aku teringat, ada seorang pendeta dari gereja beraliran karismatik yang baru kukenal saat saya membeli buku kesaksian darinya, yaitu Rev. Miran Berol. Lalu saya kirim pesan melalui Whatsapp. Saya ceritakan pengalaman yang saya baru alami. Beliau tidak memberitahu apa sebab badanku bergetar dan sejuk tetapi dia berkata, "Roh Kudus ada berbicara, kamu harus doa pelepasan." Pada tanggal 3 Juli 2016, saya mengikuti doa pelepasan dan dibaptis. Saya tinggalkan cara hidup lama dan berusaha untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan. Selepas itu, saya mula bergerak ke mana-mana mengikuti KKR. Saya mulai aktif mengikuti acara di gereja dan bersekutu dengan jemaat yang lain.

Dalam grup Whatsapp tim pendoa GBA, ada seorang pendoa yang baru bergabung. Saat diperkenalkan diri. Namanya Lidya Rahayu dari Semarang. Saat saya terbaca pengenalan diri tersebut, saya teringat gereja Pdt. Petrus Agung letaknya di Semarang. Lalu, aku kirim Whatsapp kepada Lidya Rahayu dan ternyata dia adalah jemaat dari Holly Stadium, jemaatnya Pdt. Petrus Agung (saat ini dia menjadi jemaat JKI HTE Semarang). Saya sangat gembira karena akhirnya saya ketemu dengan seseorang yang bisa saya tanya banyak hal tentang pribadi Pdt. Petrus Agung. Saya mulai bertobat karena sedih semasa Pak Agung meninggal dan saya sangat minat khotbahnya, jadi semua hal tentang pribadi Pak Agung saya mau tahu. Jika ada pengajaran dalam video khotbah Pak Agung yang tidak saya pahami juga bisa saya tanyakan ke Lidya Rahayu. Ternyata benar, dari tahun 2016 sehingga saat ini, dia masih membimbingku dan menjadi salah satu ibu rohaniku.

Saya belum ada pelayanan khusus di gereja pada masa ini. Pada bulan September 2016, saya mulai belajar meniup shofar dan pada awal tahun 2017, saya bergabung dengan Pasukan Shofar Malaysia yaitu satu pasukan peniup shofar di Malaysia yang berada dibawah naungan Nafiri Indonesia diketuai oleh Ps. Roy Danel Sitepu. Saya juga menjadi ahli di Rumah Doa dan grup pendoa syafaat, melakukan peperangan rohani dan berdoa buat kota dan bangsa. Sekian, kesaksian pertobatan dari saya. Tuhan memberkati.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA