Murid Sejati
Pada libur akhir Tahun 2007 lalu, aku menyempatkan diri -- disuruh -- untuk membaca sebuah buku selama liburan. Karena berlibur, otomatis saja bukunya dibawa bergerilya kemana-mana, dari satu kota ke kota lain, turun-naik kendaran umum di sekitar Pulau Jawa. Judul buku tersebut adalah "Murid Sejati". Buku yang ditulis oleh Dr. Paul W. Powel, Seorang Pendeta di Gereja Baptis Green Acres di Tyler ini memberikan pengertian yang menyegarkan mengenai Tiga Belas Aspek Penyerahan Diri Kepada Kristus. Tulisan Powel ini memberikan dorongan, tantangan dan sangat berguna. Sejujurnya, beberapa tahun sebelumnya, aku sudah membacanya sepintas lalu, tetapi aku segera melupakan pesannya yang sangat menggugah itu. Oleh sebab itu, pada pembacaan kedua terhadap buku ini, aku ingin meringkas kandungan pemikiran di dalamnya yang sangat berpengaruh itu untuk dibagikan.
1. Terpanggil Untuk MEMIKUL KUK
Ada dua lambang penyerahan diri Kristen, yaitu "salib" dan "kuk". Kuk adalah lambang kerja keras dan lambang pelayanan dan mengingatkan kita pada keringat. Panggilan Kristus untuk penyerahan diri berarti panggilan untuk memikul kuk-Nya. Ini berarti panggilan untuk berserah dan tunduk kepada-Nya. Ada tiga hal yang harus dilibatkan dalam memikul kuk, yaitu (1). Mengambil keputusan untuk mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan mulai mengikuti Dia. (2). Terpanggil untuk pemuridan. Yesus tidak hanya mengajak kita untuk datang keada-Nya, tetapi juga menyuruh kita untuk memikul kuk-Nya sehingga kita bisa belajar kepada-Nya. (3). Terpanggil untuk kelepasan. Yesus berjanji untuk membebaskan kita dari kelelahan dan frustasi karena hidup yang kosong, jika kita bersandar kepada Dia. Inilah ajakan Allah kepada kita, datanglah kepada-Nya - Pikullah kuk-Nya dan belajarlah kepada-Nya - dan Anda akan menemukan Hidup yang berkelimpahan.
2. Terpanggil Untuk MERENDAHKAN DIRI
Tidak ada dosa yang lebih berbahaya daripada kesombongan. Yesus memperingatkan tiga hal tentang kesombongan, yaitu: (1). Kesombongan adalah kejahatan yang terburuk. Kesombongan artinya menganggap diri kita adalah benar dan mampu menutupi dan membenarkan dosa yang lain. Kesombongan merupakan dosa yang paling kecil kemugkinannya untuk diakui dan ditinggalkan. (2). Kesombongan menghapuskan semua kebaikan dalam hidup seseorang. (3). Kesombongan menghalangi seseorang untuk menerima pembenaran dari Allah. Dalam Tuhan, tidak ada tempat untuk kesombongan; yang ada hanya keredahan hati. Dalam jiwa seperti inilah kita terus hidup dengan Allah. Panggilan Allah adalah merendahkan hati dan menyesali dosa-dosa kita.
3. Terpanggil Untuk MENJADI SEPERTI ANAK
Hal-hal apa saja yang kita perlu pelajari dari anak-anak kecil, supaya kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga?
(1). Anak-anak kecil itu jujur. Jika ingin masuk ke dalam Kerajaan Surga, kita harus mempunyai kejujuran dan keterbukaan seperti anak kecil. (2). Anak-anak kecil itu pemaaf terhadap orang-orang yang berbuat salah kepadanya. Orang percaya harus belajar mengampuni seperti anak-anak kecil. (3). Anak-anak kecil itu tanggap. Hati mereka lembut dan lentur. (4). Anak-anak kecil itu percaya. Karakter utama mereka adalah percaya. Mereka hidup bergantung sepenuhnya kepada orang lain hampir dalam segala hal. Mereka tidak cemas atau khwatir tentang apapun juga. Jika kita cukup beriman, untuk berhubungan dengan Allah dan berkata, "Tuhan, tolonglah aku," sisanya Tuhan yang akan menyelesaikannya bagi kita.
4. Terpanggil Untuk BERSIKAP JUJUR
Penyerahan diri yang benar membuat kita menjadi pengikut Kristus yang sejati. Dalam pengajaran-Nya, Yesus memberitahukan kepada kita tiga hal mengenai kemunafikan yang akan menolong kita untuk waspada terhadapnya. (1). Tidak ada seorangpun yang kebal terhadap kemunafikan. Artinya, ada kemunafikan tertentu dalam diri semua orang. (2). Kemunafikan adalah jenis dosa yang paling buruk. Kemunafikan merupakan dosa yang dikutuk Yesus sangat keras. Janganlah hendaknya ada kepura-puraan dalam diri anda. Jadilah seorang yang tulus, sejati dan konsekuen. (3). Anda tak dapat bebas dari hukuman. Kita tidak dapat membohongi Allah. Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan disingkapkan, termasuk kemunafikan. Allah mengetahui semuanya. Pada suatu hari, dosa-dosa kita akan menimpa kita. Oleh sebab itu, orang Kristen sejati adalah pengikut Kristus yang tulus.
5. Terpanggil Untuk BERSEKUTU
Seperti Maria dan Marta, kita semua terjebak dalam dua pilihan, antara 'mendesak' dan 'perlu'. Ketika Yesus berkata bahwa apa yang dikerjakan oleh Maria itu perlu, baik, dan kekal, Ia memperlihatkan tiga bahaya yang timbul sebagai akibat dari kesibukan yang berlebihan. (1). Yang mendesak dapat menyisihkan yang perlu. Jika kita ingin setia kepada Yesus dan melakukan apa yang wajib kita lakukan, kita harus memisahkan hal-hal yang meminta perhatian kita dari satu hal yang benar-benar perlu, semua sasaran, cita-cita, kegiatan, dan keinginan pribadi kita harus diimbangi oleh satu hal yang paling pnting -- hubungan kita dengan Tuhan. (2). Yang baik dapat menyisihkan yang terbaik. Terbaik berarti yang berharga. Kita dapat melakukan segalanya. Karena itu, kita harus pandai memilih supaya kita mengerjakan hal-hal terbaik. (3). Yang sementara dapat menyisihkan yang kekal. Kebayakan orang-orang Kristen lebih mendahulukan hal-hal yang perlu, hal-hal terbaik, tetapi menyisihkan hal-hal yang rohani, hal-hal yang kekal.
6. Terpanggil Untuk MENJADI YANG TERBAIK
Kebutuhan yang medesak dari dunia kita sekarang ini adalah mengusahakan agar lebih banyak orang melebihi rata-rata. Yesus ingin agar umat-Nya menonjol melebihi rata-rata. (1). Jadilah di atas rata-rata dalam pekerjaan kita. (2). Jadilah di atas rata-rata dalam kehidupan moral anda. (3). Jadilah di atas rata-rata dalam kehidupan rumah tangga anda.
7. Terpanggil Untuk MENJADI BESAR
Pangilan Kristus bagi penyerahan diri adalah panggilan bagi kebesaran yang sejati. Ini merupakan pangilan bagi pelayanan yang rendah hati seperti yang telah dilakukan oleh Yesus sendiri. Untuk memperoleh kebesaran, ada harga yang harus dibayar, ada sebuah paradoks yang harus diterima, dan ada seorang yang harus ditiru. (1). Harga dari kebesaran. Kita harus mati dari keakuan saya dan tidak bertanggungjawab untuk berhasil. Kita hanya bertanggunjawab untuk melaksanakan kehendak Allah dan bekerja setiap saat dalam kerajaan-Nya. Tidak masalah, apakah tugas yang kita terima adalah tugas yang besar atau sebaliknya; itu tergantung pada kehendak-Nya. Ia adalah Pemimpin dan kita hanya berusaha menyenangkan-Nya. (2). Paradoks dari kebesaran. Kebesaran dari pelayanan adalah sebuah paradoks. Kebesaran seseorang terletak pada pelayanan. (3). Personifikasi dari kebesaran. Yesus datang untuk melayani dan Ia sendiri merupakan gambaran kebesaran yang tertinggi. Kebesaran adalah melupakan keakuan dan melayani orang lain. Kita harus mengabdikan hidup kita untuk melayani orang lain. Itulah kebesaran yang harus kita perjuangkan.
8. Terpanggil Untuk BERSAKSI
Yesus adalah Pekabar Injil teladan, bukan hanya memberitahukan kita bahwa kita harus menginjili dunia, tetapi juga menunjukkan kepada kita oleh palayanan-Nya sendiri bagaimana melakukannya. Dalam pertemuan-Nya dengan para rasul, Yesus memperlihatkan kepada kita beberapa unsur penting dalam penginjilan. Ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk memenangkan dunia ini bagi Kristus: (1). Hal pertama yang perlu bagi penginjilan adalah wawasan! Memandang dunia ini seperti yang dipandang Yesus. Apa yang dilihat-Nya menggerakkan hati-Nya untuk bertindak. Dunia ini dipenuhi oleh orang yang "lelah" dan "terlantar". (2). Mengumpulkan pekerja! Mengarahkan pekerja untuk memenuhi kebutuhan penginjilan. Pendeta hendaknya dipandang sebagai seorang atasan yang menolong, mendidik, melengkapi dan mempersiapkan orang untuk tugas penginjilan ini. Jika kita tidak menarik lebih banyak orang untuk kebutuhan-kebutuhan dunia yang terhilang, kebutuhan-kebutuhan itu tidak akan pernah terpenuhi. (3). Menginfiltrasi dunia. Kita harus keluar dari gereja dan pergi ke tempat orang banyak berada. Lakukan apa yang dapat anda lakukan di tempat anda berada hari ini untuk memenangkan seseorang bagi kristus. Inilah bagian besar dari apa artinya menjawab panggilan Kristus bagi penyerahan diri.
9. Terpanggil Untuk BERDOA
Yesus mengajar kita untuk berdoa. Ia juga mengajarkan tiga kebenaran agung mengenai doa. (1). Doa adalah tugas yang kudus. Doa merupakan keharusan yang sama tingkatnya dengan setiap tugas Kristen yang lain. Sama halnya seperti kita harus memberi, mengasihi, dan hidup benar serta menolong orang lain, demikian juga kita harus berdoa. (2). Yesus juga mengajarkan bahwa doa adalah suatu kebutuhan yang terus menerus. Dalam setiap keadaan kita harus berdoa. Tidak ada satu pun yang berharga, yang penting, dalam hidup kita, boleh berada di luar lingkaran doa. Kita harus berdoa mengenai setiap keadaan kebutuhan dalam hidup kita. Doa tidak boleh menjadi usaha kita yang terakhir; tetapi yang pertama. Kita tidak boleh menunggu sampai kita berada dalam situasi yang gawat dan kemudian berseru kepada Allah. Kita harus berdoa setiap saat. Orang harus selalu berdoa. (3). Terkhir, Yesus memberitahukan bahwa doa adalah suatu keperluan yang praktis. Orang harus berdoa dengan tidak "jemu-jemu", artinya, tidak putus asa, bosan atau undur.
10. Terpanggil Untuk BERTINDAK
Kita tidak boleh hidup tanpa kerja, malas, acuh tak acuh jika kita mengharapkan pujian dari Tuhan kita pada waktu Ia kembali. Yesus menantang kita untuk sibuk bekerja sampai Yesus datang lagi. Jika kita tidak melakukan kebaikan, walaupun kita tidak jahat, Tuhan menganggap kita jahat, malas dan tidak berguna. Mengapa Yesus memarahi mereka yang tidak mengerjakan apa-apa? Jawabannya: (1). Mereka itu jahat. Gagal melakukan perintah yang baik sama buruknya dengan melakukan kejahatan yang dilarang. Kedua-duanya merupakan ketidaktaatan kepada Allah. Allah yang sama yang berkata "jangan" juga menyuruh kita untuk melakukan banyak perkara. Mengabaikan perintah Allah yang positif sama berdosanya dengan melanggar perintah yang negatif. (2). Mereka itu pemboros. Yesus menyebut orang-orang seperti ini "malas"; berarti tidak mau bekerja. Orang yang tidak melakukan apa-apa adalah boros karena tidak memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan-kesempatan, talenta-talenta, dan potensi-potensinya. Sebenarnya, itu semua disia-siakan. Tidak ada yang dihasilkan dari itu semua sehingga lebih baik ia tidak mempunyainya. (3). Mereka tidak berguna; artinya tidak dapat dipakai, tidak berharga. Mereka bukan pendukung tetapi penghambat dalam pekerjaan Allah. Pada masa-masa genting sekarang ini, umat Allah tidak perlu dipajang seperti pat ung-patung atau tersembunyi di tempat-tempat yang aman. Kita perlu menjadi prajurit untuk menguasai dunia kita yang penuh dosa ini bagi Kerajaan Allah.
11. Terpanggil Untuk MENJADI PENUH
Panggilan Kristus bagi penyerahan diri ialah panggilan bagi kepenuhan hidup. Ini merupakan suatu panggilan, bukan saja untuk mengosongkan hidup kita dari hal-hal yang jahat, tetapi juga untuk memenuhinya. Dengan apakah kita harus memenuhi hidup kita? Ada tiga hal: (1). Penuhi hidup anda dengan Allah. Tragedi dalam kehidupan banyak orang adalah bahwa mereka memisahkan diri dari Allah. Tanpa Allah akan selalu ada kekosongan dalam hidup kita. Melalui iman kita dapat menyerahkan hidup kita kepada Allah sebagaimana Ia dikenal dalam diri Yesus Kristus. Allah kemudian datang untuk mengisi hati kita dan kekosongan pun hilang. Sementara kita hidup dengan Dia, kita menikmati damai sejahtera, tujuan, dan kuasa yang membuat hidup ini berharga. (2). Penuhi hidup anda dengan kasih. Tidak ada sesuatu pun yang dapat lebih membawa kepuasan abadi dalam hidup ini daripada sukacita menolong orang lain. Harus ada waktu yang diluangkan untuk beristirahat, untuk bersantai, untuk meningkatkan diri, untuk beribadah, dan untuk pelayanan sukarela. Kita harus mengisi hidup dengan kasih dan pelayanan. (3). Penuhi hidup dengan pengharapan. Unsur ketiga yang diperlukan dalam hidup ialah pengharapan. Pengharapan adalah penantian yang penuh sukacita. Kristus tidak hanya memberikan pengharapan yang akan datang, tetapi juga memberi kita pengharapan saat sekarang. Jika seseorang mempunyai alasan-alasan untuk hidup, maka ia dapat tahan mengaggung hampir semua segi kehidupan. Jika tidak, kehidupannya akan runtuh.
12. Terpanggil Untuk SETIA
Yesus memanggil kita kepada jenis penyerahan diri yang kekal. Penyerahan diri ini bertahan terus, tidak pernah berhenti, dan kita juga tidak boleh berhenti. Kita tidak boleh mengundurkan diri, tetapi tetap setia sampai mati. (1). Tuntutan kesetiaan adalah ketabahan. (2). Selalu ada kesulitan-kesulitan iman jika seseorang ingin setia kepada Kristus. Kesusahahan, penganiayaan dan kesulitan akan menyertainya. (3). Lamanya kesetiaan. Yesus berkata, kita harus bertahan sampai pada kesudahannya -- sampai akhir zaman. "Orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat."
13. Terpanggil Untuk MEMIKUL SALIB
Salib melambangkan satu hal -- kematian dan penderitaan dan kesakitan yang menyertainya. Pemakaian istilah 'salib' oleh Yesus Kristus menolong kita untuk mengerti apa sebenarnya arti berserah kepada Kristus. Berserah kepada Kristus berarti bahwa kta harus menyangkal diri, menyerahkan diri dan menyatakan diri kita. (1). Menyangkal diri. Penyerahan diri Kristen mulai dengan suatu penguburan -- ketika kita mati bagi keakuan kita dan mulai hidup bagi Kristus. Kita harus turun dari tahta kehidupan kita sendiri dan membiarkan Yesus Kristus menjadi Tuhan atas diri kita. Itulah makna penyangkalan diri. (2). Serahkan diri. Penyangkalan diri saja tidaklah cukup. Kita juga harus menyerahkan diri. Panggilan Yesus bagi penyerahan diri merupakan panggilan untuk menyerahkan diri kita sepenuhnya dan seluruhnya kepada-Nya. (3). Nyatakan diri. Kita tidak hanya harus menyangkal diri dan menyerahkan diri, tetapi juga harus menyatakan diri. Artinya, kita tidak boleh menjadi murid Yesus secara sembunyi-sembunyi. Saksikanlah Yesus!
---------
Paul W. Powel, Murid Sejati: Tiga Belas Aspek Penyerahan Diri yang Dinamis (Bandung: Kalam Hidup, 2004).
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA