MDD - Pelajaran 01

Nama Kursus : Manusia Dan Dosa
Nama Pelajaran : Pengertian Dosa
Kode Pelajaran : MDD-P01

Pelajaran 01 - PENGERTIAN DOSA

Daftar Isi
  1. Definisi Istilah
    1. Istilah Dosa dalam Alkitab
    2. Istilah Manusia dalam Alkitab ("Adam")
  2. Tempat Doktrin Manusia dalam Ilmu Teologi
    1. Secara Ilmiah
    2. Secara Teologis
  3. Pengertian Dosa
    1. Dosa adalah Pemberontakan Menentang Allah
    2. Dosa adalah Keadaan Najis dan Jahat
    3. Dosa adalah Sikap Tidak Percaya
  4. Pembagian Dosa
    1. Dosa Asal
    2. Dosa Perbuatan

DOA

PENGERTIAN DOSA

Pelajaran pertama yang akan dibahas dalam modul ini adalah tentang dosa. Alkitab menjelaskan bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa. Kehendak bebas yang diberikan Allah, justru menjadi jerat bagi manusia untuk melanggar perintah Tuhan, yaitu tidak boleh mengambil buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat yang ada di tengah-tengah taman. Manusia telah gagal dalam menggunakan kehendak bebasnya sehingga merusak gambar dan rupa Allah yang diberikan bagi manusia. Akibatnya, kegagalan tersebut melahirkan sesuatu yang buruk dalam kehidupan manusia, yaitu dosa.

  1. Definisi Istilah

    1. Dosa

      Secara etimologis dosa berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata "hamartia" yang artinya adalah "tidak mencapai target atau sasaran". Ketika Allah menciptakan manusia dan menempatkan mereka di dalam taman Eden, Allah memberikan satu perintah kepada manusia untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, sebab pada hari manusia memakannya, pastilah mereka akan mati. Dituliskan dalam Kejadian 3, manusia gagal dan tidak menuruti perintah Allah itu. Manusia tergoda dengan bujuk rayu iblis sehingga mengambil buah dari pohon itu. Kegagalan manusia inilah yang dinamakan dosa.

      Istilah "dosa" muncul sangat banyak dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Berikut ini pemakaian istilah-istilah dosa dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru:

      1. Dalam Perjanjian Lama

        1. Hatta

          Dosa dalam bahasa Ibrani adalah "hatta", berarti "tidak kena atau tidak sampai." Pengertian tersebut dapat dihubungkan dengan anak panah yang "tidak kena" sasarannya. Dosa menurut istilah ini berarti tidak kena, tidak sampai, atau menyimpang dari tujuan dan maksud Allah. Dosa menurut istilah tersebut bukan hanya mencakup perbuatan dosa, tetapi juga keadaan hati dan maksud hati yang berdosa (Kejadian 4:7; Keluaran 9:27; Bilangan 6:11; Mazmur 51:4,6; Amsal 8:36).

          "Hatta" berarti jauh dan mengurangi standard dari Tuhan yang Mahasuci. Allah telah menetapkan suatu standard, namun manusia justru jatuh dan turun dari standard yang telah ditetapkan oleh Allah. Itulah yang disebut dengan "hatta". Alkitab memakai istilah ini sebanyak 580 kali dalam Perjanjian Lama. Istilah "hatta" menjadi sesuatu yang sangat menyedihkan hati Tuhan, sebab manusia gagal untuk hidup sesuai dengan standard atau patokan yang telah ditetapkan oleh Tuhan.

        2. Avon

          Dalam bahasa Ibrani, kata yang dipakai adalah "avon" yang berarti "bengkok atau diputar". Dalam hal ini berarti hati yang bengkok, yang diputar dari yang benar. Kata tersebut tidak terlalu menjurus kepada perbuatan jahat, melainkan berkenaan dengan hati dan tabiat yang jahat (Kejadian 15:16; Mazmur 32:5; Yesaya 5:18), yang mengakibatkan manusia pantas untuk dihukum.

          Kata "avon" sangat sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, namun pada akhirnya istilah ini diterjemahkan sebagai suatu perasaan dalam diri manusia yang menganggap dirinya cacat atau perasaan di dalam jiwa yang membuat diri merasa kurang benar, sehingga perlu untuk menegur diri sendiri.

        3. Pesha

          Dalam bahasa Ibrani, kata yang dipakai adalah "pesha" yang berarti "melawan yang berhak, melawan perintah Allah, dan melakukan bidat," (Mazmur 51:3; Amsal 28:2). "Pesha" juga berarti pelanggaran atas suatu batas yang sudah ditetapkan tetapi manusia justru melewati batas itu. Oleh sebab itu, manusia sudah gagal karena telah berjalan melampaui batas yang sudah ditetapkan oleh Allah. Penyelewengan dari jalan yang telah Tuhan tetapkan ini disebut dosa.

          Masih ada beberapa istilah lain untuk dosa, seperti: Pendurhakaan, kejahatan, pelanggaran karena ketidaktahuan, penyimpangan, kebencian, kenakalan, dll. (Kejadian 41:9; Imamat 4:13; Yehezkiel 34:6; Mazmur 119:21; Imamat 19:17; Mazmur 94:20).

      2. Perjanjian Baru

        1. Hamartia

          Kata "Hamartia" merupakan istilah dosa yang sering muncul dalam Perjanjian Baru, kata ini dituliskan sebanyak 174 kali dalam Perjanjian Baru, dan 71 kali dalam tulisan-tulisan Paulus. Kata ini tidak hanya mengenai perbuatan dosa, melainkan juga keadaan hati dan pikiran yang jahat. Arti dari kata tersebut adalah "manusia ada dalam keadaan ditipu" (Roma 3:23).

        2. Adikia

          Kata "Adikia" memiliki arti "kejahatan". Seperti halnya dalam I Yohanes 1:9, kata tersebut diterjemahkan "kejahatan". Kata ini muncul dalam I Yohanes 5:17 yang juga diterjemahkan "kejahatan". Istilah ini menunjuk kepada suatu keadaan hati dan pikiran yang jahat. Oleh sebab itu Yohanes berkata bahwa dosa-dosa kita diampuni dan kita disucikan dari kejahatan.

        3. Parabasis

          Parabasis mengandung arti "menyimpang dari yang seharusnya." Kata ini selalu dipakai dalam hal yang berhubungan dengan pelanggaran terhadap hukum yang pasti (Roma 4:15). Hukum-hukum Allah menuntut supaya manusia menaatinya, dan bilamana manusia tidak mau menaatinya, berarti ia adalah pelanggar hukum dan berdosa. Dan tentu saja murka Allah akan jatuh ke atasnya (Roma 4:15).

        4. Anomia

          Kata "Anomia" sebenarnya tidak mengandung pengertian "melanggar hukum dalam suatu perbuatan yang pasti", namun kata ini lebih menjurus kepada pengertian "tidak menurut atau tidak memedulikan hukum." Kata tersebut menjelaskan tentang keadaan hati.

        5. Asebeia

          Kata tersebut mengandung arti "keadaan fasik", yaitu tidak ber-Tuhan. Lebih jauh lagi, kata tersebut mengandung arti bahwa tabiatnya yang berlawanan dengan tabiat Allah (Roma 1:8; Yudas 14:15).

        6. Paraptoma

          Arti dari kata ini adalah "tidak berdiri teguh pada saat harus teguh", atau "tidak sampai pada yang seharusnya" (Matius 6:14,15).

          Dalam Perjanjian Baru, masih banyak istilah lain yang dipakai untuk menjelaskan perbuatan dosa, misalnya: Kefasikan, kelaliman, keinginan jahat, kecemaran, dendam, kedengkian, pembunuh, perkelahian, tipu daya, khianat, penghasut, pengumpat, kebencian, kemabukan, takabur, hawa nafsu, zinah, cemburu, menyembah berhala dan lain-lain.

    2. Manusia

      Secara etimologis manusia berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata "antrophos" yang berarti manusia. Perjanjian Baru menggunakan kata "antrophos" secara umum. Sedangkan secara khusus, bahasa Yunani menuliskan beberapa kata mengenai manusia berdasarkan sifat dan keberadaan manusia seperti "pneumatos" yang artinya adalah manusia yang hidup dalam pimpinan Roh Kudus, "sarkikos" yang artinya adalah manusia yang hidup dalam daging, dan ada pula kata "pneuma sarkikos" yang artinya manusia yang sudah dipimpin oleh Roh tetapi hidup dalam kedagingan. Berdasarkan kajian yang sudah diutarakan di atas, maka ilmu yang memelajari tentang manusia disebut dengan Antropologi.

      Sementara itu, Perjanjian Lama menggunakan kata "Adam" yang diterjemahkan sebagai "manusia". Dalam Kejadian pasal 1 sampai pasal 4:1-24, penulis kitab Kejadian menuliskannya sebagai "manusia". Sedangkan dalam Alkitab Ibrani, kata "manusia" diterjemahkan dengan kata "Ha Adam". Kata Adam ternyata digunakan untuk menyebut beberapa hal, yaitu:

      1. Nama Diri

        Penggunaan nama Adam yang menunjuk sebagai nama diri dapat dilihat dalam Kejadian 5:1, "Inilah daftar keturunan Adam". Sebagaimana yang sudah Alkitab tuliskan bahwa manusia pertama yang diciptakan oleh Allah adalah Adam. Sebagai pribadi, maka Adam dituliskan bahwa ia memiliki istri, anak dan keturunan yang ia peranakkan. Alkitab menuliskan dengan jelas bahwa Adam bersetubuh dengan istrinya Hawa, sehingga mereka mendapatkan dua anak laki-laki yang dinamai Kain dan Habel. Akan tetapi, Kain membunuh adiknya Habel, maka Tuhan memberikan Adam satu anak lagi sebagai pengganti Habel yang dinamakan Set. Dari Set inilah keturunan Adam terus bertambah hingga sampai kepada Nuh.

      2. Umat Manusia

        Kata manusia, baik dalam bahasa Inggris "Man" maupun dalam bahasa Ibrani "Adam", menunjukkan gender maskulin. Dalam bahasa Ibrani, "Adam" selain sebagai nama pribadi (manusia pertama) dan kata yang menunjuk kepada manusia laki-laki, kata ini juga berarti umat manusia secara keseluruhan (human race), seperti yang ditunjukkan dalam Kejadian 5:1-2, "Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan."

  2. Tempat Doktrin Manusia dalam Teologi Sistematika

    Tempat doktrin manusia dalam Teologi Sistematika sangatlah penting karena manusia adalah objek utama dari rencana keselamatan oleh Allah. Dalam Teologi Sistematika terdapat doktrin-doktrin atau pengajaran-pengajaran yang disusun secara sistematis, sehingga mudah untuk dipelajari. Dalam Teologi Sistematika, manusia dipelajari dalam sebuah doktrin yang disebut dengan Antropologi.

    Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia. Namun dalam perkembangannya, Antropologi dipisahkan menjadi dua bagian yaitu:

    1. Secara Ilmiah

      Antropolgi secara ilmiah adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang hakikat manusia secara sosio-psikofisik dan sejarahnya yang dilihat dari peradaban manusia secara umum.

    2. Secara Teologis

      Antropologi secara teologis adalah memandang manusia dari sisi teologis. Secara teologis akan membahas dan mempelajari hubungan manusia dan Allah sebagaimana yang dituliskan dan diajarkan oleh Alkitab.

      Manusia bukan saja sebagai mahkota dari seluruh ciptaan Allah, tetapi manusia adalah sebagai objek khusus pemeliharaan Allah. Manusia menempati kedudukan yang sangat penting di dalam Alkitab, sehingga dengan demikian pengetahuan manusia dalam relasinya dengan Allah haruslah merupakan pengetahuan yang tepat. Dengan demikian tidak heran jika dalam Teologi Sistematika doktrin Manusia akan menjadi bahasan langsung setelah pembahasan Doktrin Allah.

  3. Pengertian Dosa
    1. Dosa adalah Pemberontakan untuk Menentang Allah

      "Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya." (Roma 8:7) Dalam surat Roma, Rasul Paulus menjelaskan bahwa kedagingan manusia telah tercemar oleh dosa. Dosa memicu manusia untuk melakukan apa yang salah dan jahat di mata Tuhan. Pada saat itulah manusia terus menerus memberontak kepada Allah.

    2. Dosa adalah Keadaan Najis dan Jahat

      Kejatuhan manusia dalam dosa membuatnya cenderung untuk melakukan hal yang menentang Allah. Alkitab mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar-Nya. Jadi, ketika hidup manusia tidak lagi ada di bawah standard dan tidak lagi menaati hukum Allah, maka hal itu adalah dosa. "Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,..." (Kejadian 6:5).

    3. Dosa adalah Sikap Tidak Percaya

      Semua dosa biasanya dimulai dari ketidakpercayaan. Jadi, dosa adalah pemberontakan menentang hukum Allah, yaitu suatu keadaan yang cemar, tidak benar, yang mana manusia tidak percaya kepada Allah dan pada akhirnya menolak rencana keselamatan melalui Yesus Kristus. Hal terburuk dari dosa adalah menentang Allah. "Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51:4).

  4. Pembagian Dosa

    Dewasa ini kita mengenal tentang pembagian dosa. Seperti yang diajarkan oleh Alkitab, dosa dibagi menjadi dua bagian, yaitu dosa asal dan dosa perbuatan.

    1. Dosa Asal

      Alkitab mengajarkan bahwa dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang, yaitu Adam. "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus." (I Korintus 15:22). Dosa Adam yang terjadi pada awal kehidupan manusia telah membawa dosa masuk ke dalam dunia. Dan, sejak itu dosa juga masuk ke dalam kehidupan semua orang. Dosa asal bersifat tunggal. Dosa asal memberi kekuatan yang fatal sehingga menyebabkan manusia tidak lagi dapat melakukan perbuatan yang benar kepada Allah. Manusia terus menerus memberontak kepada Allah sehingga membawa mereka pada penghukuman. Namun, dosa asal telah ditebus oleh darah Kristus ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

    2. Dosa Perbuatan

      Ketika kita mencapai suatu tingkat pengetahuan di mana kita bisa mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, maka kita bertanggung jawab akan semua yang kita lakukan. Melalui Adam, kita telah mewarisi dosa asal. Dosa dalam hidup kita akhirnya juga menghasilkan perbuatan-perbuatan yang melanggar Allah. Perbuatan-perbuatan yang kita lakukan, walaupun kita tahu sebelumnya bahwa perbuatan itu salah dan tidak boleh dilakukan, tetapi tetap kita lakukan. Bukan hanya itu, dosa perbuatan juga kita lakukan ketika kita gagal melakukan sesuatu untuk Allah setelah hati nurani kita menyuruh kita melakukannya. Dosa-dosa seperti itulah yang disebut dengan dosa perbuatan. Dosa perbuatan bersifat jamak, baik yang berupa tindakan secara langsung maupun yang berupa keinginan dan pikiran. Dosa perbuatan ini juga diperhitungkan oleh Allah. Tetapi untuk orang yang percaya kepada Kristus, dosa-dosa perbuatan itu telah ditebus oleh Kristus dan tidak diperhitungkan lagi oleh Allah karena jasa kematian dan penderitaan Tuhan Kristus Yesus.


Akhir Pelajaran (MDD-P01)

DOA:

"Tuhan Yesus Kristus, aku sungguh mengucap syukur atas anugerah yang Engkau berikan kepadaku. Engkau telah mengasihiku yang penuh dengan dosa ini, dan telah memberikan kesempatan kepadaku untuk memperoleh keselamatan dan diperdamaikan dengan Tuhan Yesus Kristus. Urapilah aku agar aku dapat membagi dan menyampaikan kabar keselamatan kepada orang lain yang belum percaya kepada-Mu. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA