DRK-Referensi 02b
Nama Kursus | : | Doktrin Roh Kudus |
Nama Pelajaran | : | Pribadi Roh Kudus |
Kode Pelajaran | : | DRK-R02b |
Referensi DRK-R02b diambil dari:
Judul Buku | : | Nama-Nama Roh Kudus |
Judul artikel | : | Hubungan Antara Roh dan Yesus |
Pengarang | : | Elmer L. Towns |
Penerbit | : | Yayasan ANDI, Yogyakarta, 1997 |
Halaman | : | 122 - 134 |
REFERENSI PELAJARAN 02b - HUBUNGAN ANTARA ROH DAN YESUS
Sama seperti nama-nama tertentu yang menunjuk pada Roh Kudus menekankan hubungan-Nya dengan Allah Bapa, demikian pula nama-nama lainnya bagi Dia cenderung untuk menggambarkan hubungan-Nya dengan Yesus. Beberapa di antara nama-nama atau gambaran-gambaran tersebut diberikan kepada Roh Kudus oleh Yesus. Beberapa nama lainnya digunakan oleh para rasul untuk menjelaskan hubungan antara Yesus dan Roh Kudus. Nama-nama tersebut antara lain Roh Kristus, Roh Yesus, Roh Yesus Kristus, Roh Anak-Nya dan Penolong.
Kita telah memperhatikan bahwa nama "Penolong" barangkali adalah nama paling dikenal yang diberikan Yesus kepada Roh Kudus (Yohanes 14:16, 26). Dalam beberapa hal, seluruh nama Roh Kudus yang diberikan Yesus mungkin bisa diringkaskan dalam nama tersebut.
Roh Kudus bisa dianggap Penolong dalam tiga pengertian. Pertama, Ia disebut "seorang Penolong yang lain" (Yohanes 14:16), dalam hal itu Ia mengikuti Yesus, yang juga menggunakan nama yang sama tersebut (lihat I Yohanes 2:1). Kedua, Ia menunjukkan diri-Nya sebagai seorang Penolong yang setia dalam sepanjang kehidupan Yesus di muka bumi. Ketiga, Ia dijanjikan sebagai Penolong yang menolong kita pada masa sekarang dalam kehidupan Kristen kita.
-
Roh Yesus Kristus
-
Roh Anak-Nya
-
Roh Yesus
-
Roh Kristus
-
Roh Yesus Kristus
-
Penolong Dalam Kehidupan Yesus Kristus
-
Penolong Dalam Kehidupan Kristen
-
Bagaimana Roh Kudus Menolong Kita Hidup Bagi Allah
-
Prinsip tentang Karakter yang Harus Diteladani
-
Prinsip tentang Keinsafan yang Menakjubkan
-
Prinsip tentang Pemenuhan Batin
-
Prinsip tentang Kesediaan untuk Selalu Menolong
-
Prinsip tentang Kuasa Pribadi
Sebagaimana telah kami katakan, saat Yesus menyebut Roh Kudus sebagai "seorang" Penolong "yang lain", Ia menggunakan kata Yunani "allos", yang berarti "seorang yang lain yang sama tingkat atau keberadaannya". Sebagai contoh, kata ini digunakan dalam Alkitab untuk menyatakan daging yang lain atau tubuh surgawi yang lain (lihat I Korintus 15:39-41) - orang-orang atau benda-benda yang sama derajat/tingkatnya. Dengan demikian, pada saat kata sifat ini digunakan untuk menjelaskan Roh Kudus, kata tersebut menegaskan bahwa keduanya [Yesus dan Roh Kudus] memiliki hakikat yang sama. Yesus adalah Penolong pertama yang diutus, dan Roh Kudus adalah yang kedua. Beberapa nama Roh Kudus lainnya digunakan dalam Alkitab untuk menolong mengingatkan orang Kristen akan kesamaan-kesamaan antara Pribadi Kedua dan Ketiga dari Trinitas.
Nama Roh Anak-Nya untuk Roh Kudus menekankan kesatuan hakikat yang sempurna dalam Trinitas. Ungkapan "anak" dan "roh" digunakan dalam Alkitab untuk menggambarkan kesamaan dalam hakikat. Pada saat Yesus disebut Anak Allah, sebutan ini secara tak langsung menyatakan bahwa Ia pada hakikatnya adalah Allah. Ketika Roh Kudus disebut sebagai "Roh Anak-Nya" (Galatia 4:6), sebutan ini secara tak langsung menyatakan bahwa Roh Kudus memiliki hakikat yang sama dengan Anak, yang memiliki hakikat yang sama dengan Allah Bapa. Ini adalah nama Allah yang paling trinitarian dalam Alkitab yang dipakai untuk setiap Pribadi secara individu dari Keallahan. Nama tersebut meringkaskan pengajaran Alkitab tentang persamaan dan kesatuan hakikat di dalam Allah.
Walaupun saya percaya bahwa nama Roh Anak-Nya menunjuk pada Roh Kudus, saya juga menyadari bahwa banyak guru Alkitab mengartikan sebutan itu sebagai suatu gambaran tentang hakikat Yesus Kristus yang bersifat non-fisik. Sama seperti seseorang mempunyai tubuh, jiwa dan beberapa orang menafsirkan ungkapan tersebut sebagai roh milik Yesus, bukan Roh Kudus. Mereka tentu akan menafsirkan nama-nama Roh Yesus, Roh Kristus dan Roh Yesus Kristus dengan cara yang sama.
Apabila nama "Roh..." digunakan untuk menjelaskan Roh Kudus, kata yang mengikuti seringkali merupakan kunci untuk memahami arti nama yang khusus itu. Arti nama "Roh Yesus" (Kisah Para Rasul 16:7) tercakup dalam arti nama Yesus. Yesus berarti "Jehovah adalah Penyelamat". Nama tersebut digunakan untuk menggambarkan Pribadi Kedua dari Trinitas terutama dalam konteks karya penyelamatan-Nya (lihat Matius 1:21).
Nama "Roh Kristus" (Roma 8:9) harus dipahami dalam konteks Perjanjian Lama maupun Baru. Kata "Kristus" berarti yang diurapi", dan digunakan untuk menggambarkan pengurapan tiga jabatan (yaitu, mereka yang diurapi untuk melayani dalam jabatan sebagai nabi, imam atau raja). Ketika nama "Kristus" digunakan untuk Yesus, nama ini menegaskan bahwa Ia adalah penggenapan atau pemenuhan dari ketiga jabatan yang ada dalam Perjanjian Lama tersebut. Dalam konteks ini, Roh Kristus secara tidak langsung menyatakan bahwa Roh Kudus juga memiliki ketiga pelayanan yang diurapi tersebut. Nama ini menyatakan suatu pelayanan nabi (profetik) dalam arti menyampaikan pesan Allah kepada manusia (lihat 2 Petrus 1:21); suatu pelayanan imam dalam arti mempersembahkan korban yang dapat diterima sebagai penghapus dosa (lihat Ibrani 9:14); dan suatu pelayanan raja dalam arti Ia memerintah atau menguasai kerajaan Allah yang lebih luas (lihat Roma 8:2).
Dalam Perjanjian Baru, ungkapan "dalam Kristus" sering digunakan untuk menggambarkan hubungan orang Kristen dengan Yesus sebagai satu dalam kesatuan dan persekutuan. Sekali lagi, aspek dari arti nama Kristus ini juga secara tidak langsung dinyatakan dalam nama Roh Kristus. Kesatuan dan persekutuan dengan Allah sungguh-sungguh dapat dinikmati orang Kristen karena Roh Kudus yang berdiam di dalam diri setiap orang percaya (lihat I Korintus 6:19). Ini berarti Roh Kudus adalah anggota dari Keallahan yang membuat orang Kristen cenderung untuk dapat berhubungan secara langsung dalam kesatuan dan persekutuan mereka dengan Allah.
Sama seperti nama "Yesus Kristus" digunakan dalam Alkitab untuk menggambarkan keseimbangan antara pelayanan-Nya sebagai Juru Selamat dan pelayanan-Nya sebagai Mesias, demikian juga halnya dengan nama "Roh Yesus Kristus" (lihat Filipi 1: 19). Paulus menggunakan nama tersebut untuk menekankan segala sesuatu yang telah disediakan Yesus Kristus secara lengkap dalam kehidupan Kristen dan pelayanannya.
Paling sedikit Roh Kudus terlibat dalam tujuh aspek dari hidup Yesus di muka bumi maupun pelayanan-Nya kepada orang banyak. Pertama, Roh Kudus terlibat dalam proses kelahiran Yesus oleh perawan Maria (lihat Lukas 1:35). Kedua, Roh Kudus terlibat dalam proses pendewasaan Yesus saat Ia bertumbuh menjadi dewasa (lihat Lukas 2:40, 45). Ketiga, pelayanan Yesus kepada orang banyak dimulai dengan turunnya Roh Kudus ke atas diri-Nya pada waktu baptisan-Nya (lihat Lukas 3:21, 22). Sesudah itu Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun dan memenuhi diri-Nya sehingga Ia sanggup mengatasi godaan Iblis (lihat Lukas 4:1).
Keempat, Yesus melayani dalam kuasa dan pengurapan Roh Kudus (lihat Lukas 4:14, 18). Kelima, Yesus mengaitkan mukjizat-mukjizat yang di lakukan-Nya dengan pekerjaan Roh Kudus (lihat Matius 12:28). Saat kematian-Nya, Roh Kudus menolong Yesus di dalam melaksanakan karya penebusan-Nya (lihat Ibrani 9:14). Keenam, Yesus dibangkitkan dari antara orang mati oleh Roh Kudus (lihat Roma 8:11). Terakhir, Roh Kudus terlibat dalam pemuliaan Yesus sesudah kebangkitan-Nya (lihat Yohanes 16:14).
Perjanjian Baru menggunakan lima ungkapan berbeda yang menggambarkan hubungan antara Yesus dan Roh Kudus selama pelayanan Yesus. Pertama, Yesus dipimpin atau dibawa oleh Roh (lihat Lukas 4:1). Kedua, Ia dipenuhi dengan Roh Kudus (lihat Lukas 4:1; Yohanes 3:34,35). Ketiga, Ia diurapi oleh Roh (lihat Lukas 4:18; Kisah Para Rasul 10:38; Ibrani 1:9). Keempat, Ia diberi kuasa oleh Roh Kudus (lihat Matius 12:28). Terakhir, Ia bersukacita atau bergembira dalam Roh (lihat Lukas 10:21). Tiap-tiap ungkapan tersebut secara tidak langsung menyatakan suatu hubungan yang menolong dengan Roh Kudus.
Pada waktu para guru Alkitab berusaha untuk menerangkan bagaimana Yesus menjadi seorang manusia, mereka menggunakan kata "kenosis" untuk menggambarkan Yesus yang mengosongkan diri-Nya dan menjelma menjadi manusia (lihat Filipi 2:7). Pengosongan tersebut termasuk penundukan terhadap keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manusia. Meskipun Yesus tidak pernah berhenti sebagai Allah selama kehidupan-Nya di atas muka bumi, namun demikian Ia bergantung pada Pribadi Ketiga dari Keallahan untuk mengerjakan banyak pekerjaan Allah. Kebenaran tersebut bukannya untuk menyangkal keilahian Yesus, melainkan untuk menjelaskan kemanusiaan-Nya.
Roh Kudus bekerja secara aktif di dunia pada masa sekarang ini. Meski kadang-kadang seseorang bisa saja ragu-ragu apakah segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik, dan berpikir bahwa dunia berada dalam keadaan yang kacau sama sekali, segala keadaan itu tidaklah seburuk seperti yang akan terjadi jika Roh Kudus diangkat dari dunia ini. Roh sedang bekerja untuk menahan dosa dan memarahi dosa dalam diri orang yang tidak percaya.
Pada saat seseorang diselamatkan, ada banyak hal yang terjadi dalam kehidupan orang yang bersangkutan. Orang itu dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, didiami oleh Roh Kudus, dimeteraikan dengan Roh Kudus, dan masih ada banyak hal lainnya lagi yang akan terlalu banyak apabila didaftar di sini. Banyak kali orang Kristen tidak menyadari semua perkara yang terjadi pada saat mereka diselamatkan sampai bertahun-tahun kemudian, padahal semua perkara tersebut terjadi pada saat mereka percaya kepada Kristus dan menerima Dia sebagai Juru Selamat pribadi.
Pelayanan Roh Kudus dalam kehidupan kita tidak berhenti pada saat pertobatan, melainkan Ia terus bekerja lebih jauh lagi. Ia memenuhi setiap orang Kristen saat mereka menyerah kepada-Nya dan mengizinkan Dia untuk menguasai kehidupan mereka. Ia memimpin mereka dan memberikan penerangan terhadap Firman Tuhan, sehingga menolong mereka untuk mempelajari serta memahami banyak hal tentang Allah secara lebih baik dan lebih dalam lagi. Ia memberikan kepada mereka buah Roh untuk karakter dan karunia-karunia Roh Kudus untuk pelayanan Kristen.
Di bab-bab lainnya dalam buku ini, beberapa pelayanan Roh Kudus pada masa sekarang ini dibahas setiap kali berhubungan dengan nama atau sebutan yang dimiliki Roh Kudus. Nama-nama Roh Kudus yang diberikan oleh Yesus secara tidak langsung menyatakan beberapa prinsip yang akan menolong kita bekerja sama dengan Roh Kudus saat Ia menolong kita untuk hidup bagi Allah.
Salah satu cara Roh Kudus menolong kita untuk hidup bagi Allah, yaitu dengan memberikan teladan karakter yang di kehendaki-Nya untuk kita kembangkan dalam kehidupan kita. Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, sejumlah sifat moral yang dimiliki Allah merupakan karakteristik Roh Kudus. Ini juga merupakan ciri-ciri pembawaan atau karakteristik orang Kristen yang harus dikembangkan dalam kehidupan Kristen. Alkitab juga menyebut karakteristik Kristen ini sebagai buah Roh Kudus (lihat Galatia 5:22-24), sebab karakteristik tersebut bukan hanya dicontohkan oleh Roh Kudus, melainkan juga dikembangkan oleh Roh Kudus dalam kehidupan kita. Ini adalah salah satu di antara berbagai pelayanan Roh Kudus di dalam menolong orang percaya.
Salah satu aspek dari pelayanan Roh Kudus yang menolong di dalam kehidupan kita adalah keinsafan atau kesadaran akan dosa. Kata "keinsafan" berasal dari dua istilah Latin yang berarti "menyebabkan melihat". Keinsafan merupakan cara yang digunakan Roh Kudus untuk mencelikkan mata kita sehingga kita dapat melihat apa yang benar dan apa yang salah dalam kehidupan kita. Ketika Yesus mengajar para murid-Nya tentang Penolong yang akan datang, Ia mengatakan, "Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia, kebenaran dan penghakiman" (Yohanes 16:8).
Dosa yang menyebabkan orang tidak dapat masuk surga adalah dosa ketidakpercayaan. Semua dosa dapat diampuni, tetapi dosa tidak diampuni terlepas dari iman. Orang-orang yang menolak untuk percaya kepada Allah berarti melawan karakter-Nya, dan Allah tidak dapat menyelamatkan mereka dalam ketidakpercayaan mereka. Roh Kudus mencelikkan mata orang-orang yang tidak percaya sehingga mereka dapat melihat dosa ketidakpercayaan mereka, "karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku [Yesus]" (Yohanes 16:9).
Yesus juga mengajarkan bahwa Roh Kudus membuat orang dapat melihat kebenaran, "karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi" (Yohanes 16:10). Ketika Yesus berada di atas muka bumi, Ia hidup sebagai teladan dan bayangan dari kebenaran Allah. Kehidupan-Nya yang tidak berdosa sama sekali menginsafkan orang yang melihat ketidakbenaran diri mereka. Pada masa sekarang, Roh Kudus-lah yang membuat orang melihat diri mereka dalam hubungan dengan kebenaran Allah. Pada saat hal itu terjadi dalam kehidupan kita, kita akan memberikan respons seperti Yesaya, yang berseru, "Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir" (Yesaya 6:5).
Roh Kudus juga menyebabkan kita melihat penghakiman yang merupakan konsekuensi atau akibat dosa kita, "karena penguasa dunia ini telah dihukum" (Yohanes 16:11). Kadang-kadang kita cenderung untuk mengklasifikasikan dosa-dosa tertentu sebagai dosa yang lebih jahat dibandingkan dosa-dosa lainnya. Bila bergantung pada nilai-nilai yang berlaku dalam budaya kita, beberapa dosa mungkin saja lebih dapat diterima dibandingkan dosa-dosa lainnya; namun semua dosa adalah kekejian bagi Allah. Tidak setiap orang melakukan dosa-dosa yang sama, tetapi Roh Kudus menginsafkan orang akan dosa sehingga membuat mereka merasa bersalah dan "menyebabkan mereka melihat" bahwa dosa mereka telah dihukum. Dalam hal ini, Ia menunjukkan kepada mereka kebutuhan mereka akan Juru Selamat dan memindahkan mereka ke tempat keselamatan.
Cara ketiga Roh Kudus menolong kita dalam kehidupan Kristen dan pelayanan kita adalah melalui pemenuhan atau kepuasan batin. Pemenuhan tersebut dialami orang Kristen oleh karena dua aspek dari pelayanan Roh Kudus yang menolong. Pertama, pelayanan Roh Kudus yang mendiami diri orang percaya, memungkinkan kita untuk mengalami dan menghargai kebersatuan kita dengan Allah. Karena "Roh-Nya yang diam di dalam kamu" (Roma 8:11), Roh Kudus mempersatukan Allah dan orang Kristen ke dalam suatu kebersatuan yang misterius. Kebersatuan kita dengan Allah adalah dasar dari setiap aspek dalam kehidupan Kristen dan pelayanan kita, yang bisa ditegaskan sebagai Allah yang hidup dan menyatakan kehidupan-Nya melalui diri kita.
Pelayanan Roh Kudus kedua yang menolong orang percaya secara tidak langsung dinyatakan dalam ungkapan "Roh Kristus". Roh Kristus memungkinkan kita untuk dapat menikmati persekutuan yang erat dengan Kristus. Allah membuat orang untuk menyembah Dia dan menikmati persekutuan dengan-Nya selama-lamanya. Hal ini berarti bahwa orang akan merasakan pemenuhan pribadi yang lebih besar dalam kehidupan pada saat mereka menikmati persekutuan yang erat dengan Allah. Pengalaman ini didapatkan selama orang Kristen dipenuhi dengan Roh Kudus dan berjalan atau hidup dalam Roh. Untuk dapat mengalami kepenuhan Roh Kudus, orang Kristen harus bertobat dari dosa dan menyerah kepada Allah. Saat kita bersekutu dengan Allah melalui Roh Kudus-Nya, kita menikmati persekutuan yang erat dengan Allah sebagaimana yang Ia maksudkan untuk dapat dialami manusia sejak permulaan.
Pernahkah Anda merasa frustrasi karena saat meminta pertolongan kepada seorang pegawai pemerintah untuk memperoleh informasi, Anda hanya dibiarkan saja? Atau Anda dialihkan dari satu orang kepada orang yang lain, dan ternyata akhirnya Anda hanya berbicara kepada seseorang dalam departemen yang tidak tepat atau bercakap-cakap dengan seseorang yang tidak dapat memberikan jawaban yang meyakinkan atas pertanyaan Anda? Gambaran-gambaran tentang Roh Kudus yang diberikan oleh Yesus ini menekankan kesediaan-Nya untuk senantiasa menolong saat diperlukan dalam kehidupan kita. Apabila kita meminta pertolongan kepada Roh Kudus, kita tidak akan pernah dibiarkan saja atau di alih-alihkan. Juga, pertolongan yang disediakan oleh Penolong itu selalu tepat seperti yang kita perlukan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi.
Salah satu karakteristik Roh Kudus yaitu bahwa Ia senantiasa hadir di mana saja dan di segala waktu. Ketika Daud bertanya, "Ke mana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?" (Mazmur 139:7), ia kemudian harus menyimpulkan bahwa Roh Kudus selalu hadir di mana-mana (lihat Mazmur 139:8-12). Sifat Roh Kudus ini memberikan jaminan bahwa Penolong yang diutus Yesus untuk menolong kita selalu berada di sisi kita untuk memberikan pertolongan-Nya kapan saja diperlukan. Dalam hal ini, Roh Kudus memenuhi salah satu prasyarat utama yang harus dimiliki seorang penolong. Ia selalu bersiap sedia untuk menolong pada saat diperlukan.
Roh Kudus menolong kita dengan memberikan kuasa rohani untuk memampukan kita melakukan pelayanan. Pelayanan kita akan sangat berhasil apabila kita menggunakan karunia-karunia Roh Kudus yang telah diberikan kepada kita. Karunia-karunia tersebut diberikan untuk melakukan pekerjaan yang telah Ia percayakan kepada kita dalam kuasa yang di sediakan-Nya bagi kita. Yesus tidak menyuruh murid-murid-Nya untuk mulai memberitakan Injil ke seluruh dunia sebelum mereka diperlengkapi atau dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus (lihat Lukas 24:49).
Kadang-kadang seorang anak kecil menerima mainan bukannya dengan sukacita, melainkan justru dengan keluhan terdiri dari tiga kata yang menimbulkan persoalan: "Baterainya tidak ada!" Tanpa baterai yang menggerakkan tenaga mainan ini, maka mainan tersebut tidak akan dapat dijalankan sebagaimana yang telah di rancang oleh pembuatnya. Meskipun mainan ini mungkin kelihatan sama seperti gambar pada kotaknya, namun mainan tersebut tidak dapat berfungsi seperti yang disaksikan anak kita dalam tayangan iklan di televisi.
Sama seperti mainan yang tanpa baterai itu, banyak orang Kristen tidak dapat meningkatkan efektivitas dan kemampuan mereka sebab mereka tidak diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus. Mereka mungkin saja kelihatan seperti orang Kristen sebagaimana seharusnya, namun mereka tidak dapat memainkan peranan sebagaimana yang seharusnya dimainkan orang Kristen. Mereka tidak punya kuasa Roh Kudus untuk mengalahkan dosa dalam kehidupan mereka dan untuk meningkatkan efektivitas mereka dalam pelayanan. Hanya pada saat mereka menyerah secara lebih total kepada Allah dan mengizinkan Roh Kudus untuk lebih menguasai kehidupan mereka, maka mereka dapat diperlengkapi dengan kuasa yang Ia sediakan.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA