DRK-Pelajaran 01
Nama Kursus | : | Doktrin Roh Kudus |
Nama Pelajaran | : | Roh Kudus Dalam Alkitab |
Kode Pelajaran | : | DRK-P01 |
Pelajaran 01 - ROH KUDUS DALAM ALKITAB
Daftar Isi
- Roh Kudus Dalam Perjanjian Lama
- Hadir dalam Penciptaan Alam Semesta
- Memelihara Sejarah Bangsa-bangsa
- Menuntun Orang-orang Pilihan Allah
- Memberikan Nubuatan dan Penyataan
- Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
- Hadir dalam Kehidupan dan Pelayanan Kristus
- Menuntun Pelayanan Para Rasul
- Menuntun Sejarah Perkembangan Gereja
Doa
ROH KUDUS DALAM ALKITAB
Kebanyakan orang Kristen kurang memahami tentang pribadi Roh Kudus dan peranannya, tidak seperti memahami pribadi Allah Bapa dan pribadi Yesus Kristus. Hal ini dikarenakan kurangnya pengajaran secara komprehensif (menyeluruh) tentang Roh Kudus. Akibatnya, banyak orang Kristen yang memahami Roh Kudus hanya sebagai kuasa ataupun lambang kehadiran Allah, bukan sebagai pribadi Allah.
Dalam pelajaran ini, kita akan belajar tentang pribadi Roh Kudus dan peranannya baik dalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Penjelasan pribadi Roh Kudus dalam Perjanjian Lama tidaklah sejelas dalam Perjanjian Baru. Hal ini disebabkan karena Allah sedang menanamkan pemahaman monoteisme yang kuat kepada bangsa Israel untuk melawan paham-paham politeisme dari bangsa-bangsa di sekitar Israel. Melalui penjabaran di bawah ini diharapkan kita semua dapat mempelajari mengenai pribadi Roh Kudus, baik yang ada dalam PL maupun PB.
-
Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
-
Hadir dalam Penciptaan Alam Semesta
-
Menuntun Orang-orang Pilihan Allah
-
Memberikan Nubuatan dan Penyataan
-
Pengilhaman verbal
-
Pengilhaman verbal bukan berarti dikte lisan.
-
Pengilhaman verbal tidak berarti bahwa setiap kata dalam Alkitab harus dianggap benar secara "harafiah".
-
Roh Kudus Dalam Perjanjian Baru
-
Hadir dalam Kehidupan dan Pelayanan Kristus
-
Roh Kudus memenuhi hidup Yesus (Lukas 4:1). Kitab Kisah Para Rasul 6:3, 5, menunjukkan bahwa sifat dalam kehidupan Yesus dipenuhi oleh Roh Kudus. Sifat kepenuhan Roh Kudus terhadap Yesus adalah kekal, bukan sementara.
-
Yesus diurapi Roh Kudus (Lukas 4:18; Kisah Para Rasul 4:27; Ibrani 1:9). Sebagai Mesias, Yesus diurapi Roh Kudus sehingga Ia dapat menjalankan pelayanan-Nya sebagai Nabi.
-
Sukacita di dalam Roh yang dialami Yesus membuktikan bahwa Ia dipenuhi oleh Roh Kudus (Lukas 10:21).
-
Roh Kudus memberikan kuasa kepada Yesus di sepanjang kehidupan-Nya (Yesaya 42:1-4; 61:1-2; Lukas 4;18; Matius 12:28).
-
Menuntun Pelayanan Para Rasul
-
Menuntun Sejarah Perkembangan Gereja
Roh Kudus dalam Perjanjian Lama merupakan sebuah bukti penyertaan Tuhan bagi orang-orang yang telah dipilih dan ditetapkan Allah secara khusus. Secara eksplisit tidak ditemukan kata "Roh Kudus" dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, tetapi penulis kitab-kitab Perjanjian Lama seringkali menggunakan kata "Roh-Ku", "Roh Allah" dan "Roh Tuhan" yang semuanya mengacu kepada Roh Kudus. Roh Kudus dalam bahasa Ibrani adalah "ruach" yang artinya Roh yang berasal dari Allah, Roh yang membimbing dan menuntun orang percaya dan Roh itu berkarya atas alam semesta.
Kata "Roh Allah" pertama kali dipakai dalam Kejadian 1:2 yang menyatakan bahwa "Roh Allah melayang-layang ...", Roh inilah yang turut menciptakan alam semesta bersama Allah Bapa. Sebab pada hakikatnya Roh Allah adalah Allah itu sendiri.
Dalam masa Perjanjian Lama, Roh Allah turun kepada orang-orang tertentu yang memang dipilih, diutus, dan dikhususkan untuk melayani Allah, yaitu para nabi, imam, hakim, dan raja. Roh Kudus akan membimbing dan menuntun pemimpin-pemimpin bangsa Israel untuk dapat memerintah bangsa Israel dengan hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan, serta membawa bangsa Israel untuk berjalan dalam ketetapan dan hukum Tuhan.
Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama secara umum dijelaskan secara terbatas pada beberapa bagian Alkitab. Dijelaskan bahwa hanya orang yang dipilih Allah bagi tugas khusus sajalah yang didiami atau dikuasai oleh Roh Kudus. Roh Kudus memenuhi (menguasai sepenuhnya) setiap orang pilihan tersebut, misalnya Yusuf (Kejadian 41:38), Musa dan tujuh puluh tua-tua (Bilangan 11:24-30; Keluaran 28:3; 31:3; 35:31), juga Yosua yang penuh dengan Roh kebijaksanaan saat Musa mendoakannya (Ulangan 34:9). Berikut pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama :
"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Kejadian 1:1-2).
Kejadian 1:1-2, membuka sebuah pernyataan Allah kepada manusia bahwa Allah yang menciptakan dunia. Saat bumi belum berbentuk, kosong, kacau dan gelap gulita, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Roh Allah ini dalam bahasa Ibrani menggunakan kata "ruach" yang berarti roh yang memberikan nafas kehidupan, roh yang memiliki kuasa. Terdapat kata lain dalam bahasa Ibrani untuk menyebut kata "roh" yaitu "nephes", tetapi "nephes" lebih berarti kepada roh yang biasa, atau roh manusia, dan roh ini tidak memiliki kuasa.
Sebuah pernyataan secara lugas bahwa Roh Allah sudah ada sejak masa kekekalan yaitu ketika bumi masih belum berbentuk dan kosong. Sekaligus sebuah proklamasi bahwa Roh Allah itu ada dan turut serta dalam penciptaan alam semesta. Roh Kudus bersama-sama dengan Allah dalam penciptaan, dan Roh itu adalah Allah sendiri. Sejak permulaan Roh ini sudah bersama-sama dengan Allah dan Roh inilah yang turut menciptakan alam semesta dan semua makhluk ciptaan.
Sehubungan dengan peranan Roh Kudus dalam penciptaan, berikut pernyataan beberapa tokoh dalam Perjanjian Lama, bahwa: Roh Allah telah menopang dan memberi kehidupan kepada semua makhluk (Ayub 33:4), membentuk manusia (Kejadian 2:7), bahkan dalam Amsal 20:27 dikatakan bahwa roh manusia adalah "pelita Tuhan". Selain itu Roh Kudus juga berperan mencerahkan langit (Ayub 26:13), memelihara kehidupan binatang dan membaharui permukaan bumi (Mazmur 104:30).
"Roh Allah telah membuat aku, dan nafas yang Mahakuasa membuat aku hidup." (Ayub 33:4)
Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus tidak mendiami semua orang Israel. Sekalipun mereka adalah bangsa pilihan Tuhan, tetapi hanya pemimpin-pemimpin mereka saja yang menerima urapan Roh Kudus, mereka adalah nabi, imam, hakim, dan raja. Penyataan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama biasanya diwujudnyatakan dengan pencurahan minyak. Ketika minyak itu mengurapi seseorang, maka Roh Kudus akan mendiami dan menuntun orang tersebut. Namun, ketika seseorang mulai berlaku jahat di mata Tuhan, maka Roh Allah akan pergi dengan sendirinya dari orang itu. Contoh nyata adalah dalam kasus Saul. Ketika Samuel mengurapi Saul menjadi raja atas Israel, ia mencurahkan minyak urapan atas Saul, dan saat itu juga Roh Allah menguasai dan membimbing Saul. Namun, ketika Saul mulai berlaku jahat dan menyimpang dari ketetapan Tuhan, maka Roh Allah pun meninggalkan Saul.
Roh Kudus juga memampukan Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir (Bilangan 11:17,25), menuntun para hakim Israel (Hakim-hakim 3:10; 6:34; 11:29; 14:6,19; 15:14), mengurapi Saul dan Daud menjadi raja Israel (1 Samuel 10:1-6; 16:13) dan menolong para nabi beserta orang-orang pilihan Allah dalam menjalankan tugasnya (Bilangan 11:25-30; 24:2; Nehemia 9:30; Yesaya 59:21; Yehezkiel 3:22-24). Di dalam Perjanjian Lama tampak jelas bahwa Roh Allah menuntun orang-orang pilihan-Nya untuk meneruskan dengan cara menuliskan pesan Allah untuk menulis firman-Nya sebagai ketetapan dalam menjalankan hukum-hukum Allah.
"Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara." (Yesaya 61:1)
Roh Kudus menyertai para nabi yang Tuhan perintahkan untuk menuliskan nubuatan atau penyataan Allah. Roh Kudus memberikan tuntunan kepada mereka untuk menyatakan nubuatan dan penyataan Allah, Ia menjamin bahwa berita yang disampaikan sungguh-sungguh pengilhaman dari Allah. Dalam 2 Samuel 23:2; Mikha 3:8, dikatakan bahwa para nabi dan orang-orang pilihan Allah berbicara dengan memakai Roh Kudus.
Roh Kudus berperan dalam mengilhami setiap nubuatan dan penyataan ilahi. Kata diilhamkan dalam 2 Timotius 3:16 diterjemahkan dari kata "theopneustos", yang berarti "Allah menghembuskan napas", dan menggambarkan tindakan "mengeluarkan napas ilahi". Sehingga para nabi yang mendapatkan Roh Allah dapat menyampaikan nubuatan dan penyataan Allah.
Pekerjaan Roh Kudus dalam memberikan nubuatan dan penyataan ini berkaitan dengan penulisan Alkitab oleh orang-orang yang dipilih Tuhan. Roh Kudus memberikan "pengilhaman verbal" untuk menuliskan kehendak Allah. Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pengilhaman verbal:
Pengilhaman verbal berarti, penyataan Roh Kudus kepada para penulis Alkitab adalah benar tanpa salah. Roh mengutarakan kata-kata-Nya melalui kata-kata mereka, supaya kata-kata itu sekaligus merupakan kata-kata Allah dan kata-kata manusia. Pengilhaman Alkitab bukan suatu proses mekanis, namun melibatkan Pribadi (Roh Kudus) yang berbicara melalui pribadi-pribadi (para nabi dan para rasul).
Alkitab tidak ditulis dengan didikte oleh Allah kata demi kata, sebab Roh Kudus memperlakukan para penulis Alkitab sebagai pribadi dan bukan mesin. Sekalipun ada bagian Alkitab didiktekan langsung, namun umumnya Roh Kudus menginspirasikan firman-Nya baru kemudian ditulis dengan kata-kata atau sesuai kemampuan para penulis Alkitab.
Sebab Alkitab ditulis dalam berbagai jenis gaya penulisan yang seharusnya juga ditafsirkan menurut jenis tulisannya. Sejarah ditafsirkan sebagai sejarah, puisi sebagai puisi, perumpamaan sebagai perumpamaan, dan seterusnya.
Dalam Perjanjian Baru, kehadiran pribadi Roh Kudus dalam hidup orang percaya lebih nyata dan jelas. Seperti halnya dalam kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus bagi para rasul dan sampai pada perkembangan gereja saat ini, Roh Kudus tidak pernah meninggalkan kehidupan orang-orang percaya.
Yesus Kristus dalam hidup-Nya telah menaklukkan dosa dan menggenapi rencana keselamatan Allah dengan pertolongan Roh Kudus. Roh kudus juga terlibat dalam proses kelahiran Yesus melalui pembuahan dalam rahim Maria yang kemudian mengakibatkan inkarnasi Yesus (Lukas 1:35).
Dalam kehidupan Yesus, Roh Kudus memiliki beberapa peranan penting, di antaranya:
Sebelum terangkat ke sorga, Yesus memerintahkan para murid supaya tetap tinggal di Yerusalem untuk menantikan kehadiran Roh Kudus memenuhi hidup mereka. Tuhan Yesus tidak meninggalkan para murid seperti yatim piatu, namun Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan menolong mereka (Yohanes 14:18; 16:7-15). Inilah alasan mengapa Yesus menyatakan bahwa jika Ia tidak pergi, Roh Kudus tidak akan datang (Yohanes 16:7). Dalam hal ini Tuhan Yesus tidak bermaksud menyatakan bahwa dua oknum ilahi tidak dapat hadir bersama-sama, namun yang dimaksudkan-Nya ialah bahwa Roh Kudus akan menjadi pengganti keberadaan Yesus di antara para murid dengan menjadi penolong dan bersaksi kepada dunia melalui mereka.
Para rasul yang berkumpul setelah Yesus bangkit, adalah orang-orang yang sungguh percaya (Matius 16:15-20). Mereka sudah mengenal Kristus dan dipersekutukan dengan Kristus (Yohanes 15:1-11). Dan, hal ini merupakan buah pekerjaan Roh Kudus dalam hidup mereka. Pengalaman mereka bersama Roh Kudus bersifat progresif. Oleh sebab itu, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa pengalaman para murid harus menjadi pengalaman kita juga pada masa kini. Pengalaman mereka bersifat unik karena mereka hidup dalam masa transisi dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Pengalaman mereka hanya terjadi satu kali dan tidak menjadi pola bagi kita untuk masa kini. Sebab masuknya mereka ke dalam kepenuhan Roh Kudus terjadi dalam dua tahap yang berbeda, yaitu: mencerminkan sebuah pola kesinambungan dengan kita (Roh yang sama), dan pola ketidaksinambungan dengan kita (hanya dalam Pentakosta, Roh Kudus datang dalam tugas dan pelayanan-Nya sebagai Roh Kristus yang dimuliakan). Pola seperti itu didasarkan atas munculnya zaman baru dari zaman lama. Jadi ada keistimewaan dalam pengalaman murid-murid, sama seperti pengalaman mereka bersama Yesus.
Perjalanan sejarah gereja menunjukkan karya Roh Kudus sebagai penuntun gereja sejak abad pertama sampai saat ini. Tuntunan Roh Kudus ada dalam setiap periode sejarah gereja dimulai dari zaman para rasul, zaman gereja mula-mula, zaman bapa-bapa gereja, zaman gereja abad pertengahan dan zaman gereja modern. Meski demikian, jika memperhatikan sejarah, gereja juga sering mengalami jatuh bangun dalam pengenalannya akan pribadi Roh Kudus. Sebagai contoh, gereja kerap lalai dan salah dalam mengajarkan keberadaan pribadi Roh Kudus.
Fakta sejarah membuktikan bahwa gereja sering terbuai oleh ritual agamawi, filsafat dunia, formalitas organisasi, denominasi gereja dan kebebasan logika. Keberadaan pribadi Roh Kudus yang hidup dan berkarya luput dari perhatian gereja. Apabila gairah seperti yang biasa ditemui dalam kehidupan gereja purba sudah memudar, maka kelangsungan gereja dan kehidupan umat Tuhan menjadi beku.
Lalu, bagaimana dengan gereja di abad ke-20 ini? Apakah gereja perlu dikejutkan untuk kedua kalinya dengan reformasi? Sebab pribadi Roh Kudus dan manifestasi dari karunia-karunia Roh begitu kaya dan beraneka ragam. Seharusnya gereja mengakui keberadaan pribadi Roh Kudus lebih dari sekadar ajaran tradisi maupun kehidupan gereja seperti yang sudah terjadi. Selama ini pribadi Roh Kudus sering disinggung hanya dalam kaitannya dengan Tritunggal, namun pribadi dan karya-Nya yang berkuasa kurang mendalam diajarkan oleh gereja.
Doa
Allah Roh Kudus, kami mengagumi kedahsyatan karya-Mu yang luar biasa dalam mencipta segala sesuatu yang ada dalam sejarah kehidupan manusia. Kami kagum dan hormat akan Engkau sebagai Pribadi yang Agung. Kiranya Engkau selalu menuntun dan memberikan hati yang selalu bergantung sepenuhnya kepada-Mu. Amin.
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA