DAS Pelajaran 02
Nama Kursus | : | Doktrin Allah Sejati |
Nama Pelajaran | : | Nama-Nama Allah |
Kode Pelajaran | : | DAS-P02 |
Pelajaran 02. NAMA-NAMA ALLAH
Daftar Isi
- Nama Allah Secara Umum
- Arti Nama-nama Allah Dalam Alkitab Perjanjian Lama
- YHWH = Yahweh
- Adonai
- El, Elohim, dan Elyon
- Shaddai dan El-Shaddai
- Arti Nama-Nama Allah Dalam Perjanjian Baru
- Theos
- Kurios/Kyrios
- Bapa/Pater
Doa
NAMA-NAMA ALLAH
"Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat". (Amsal 18:10)
-
Nama Allah Secara Umum
Banyaknya nama Allah di dalam Alkitab adalah untuk memberikan Penyataan akan aspek-aspek sifat Allah. Bahkan sekalipun tidak menyebutkan dengan sebutan nama tertentu, peristiwa di mana ungkapan "nama Tuhan" digunakan telah membukakan juga sifat-sifat-Nya yang agung, misalnya, "Ya Tuhanku yang penuh kasih dan kemurahan." Menyerukan nama Tuhan adalah menyembah Dia. Oleh karena itu, jika kita menyebut nama Allah dengan sia-sia sama dengan tidak menghormati Dia. Tidak mengikuti tuntutan hukum yang diberikan oleh Allah juga berarti mencemarkan nama-Nya. Imam-imam menyelenggarakan upacara dalam nama Tuhan, karena Nama-Nya menjanjikan kelestarian bangsa Israel.
Namun di pihak lain, Nama-nama Allah juga membawa kesulitan pada pemikiran manusia. Allah adalah Pribadi Yang Tak Dapat Dipahami Sepenuhnya, yang ditinggikan secara tidak terbatas di atas segala sesuatu yang terbatas; akan tetapi di dalam nama-nama-Nya Ia turun kepada semua yang terbatas, dan menjadi setara dengan manusia. Keagungan Allah tidak terbatas, karena itu tidak ada Nama yang pantas untuk-Nya, tapi Allah mau menyetarakan Diri dengan manusia dan memberi Diri-Nya dengan banyak Nama.
Nama-nama Allah tidak diberikan oleh manusia karena manusia tidak mengenal Allah. Allah sendirilah yang telah rela menyatakan diri kepada manusia supaya mereka mengenal Allah. Nama-nama Allah diberikan oleh Allah sendiri sebagai penyataan Diri (nomen editum). Dengan demikian berarti bahwa nama-nama Allah tersebut merupakan manifestasi dari Allah sendiri, baik itu sebagai penyataan akan sifat-sifat Allah atau hubungannya dengan manusia.
Cara Allah memberikan nama/sebutan-Nya adalah dengan merendahkan diri, menemui manusia dan memakai bahasa manusia, yang terbatas, supaya manusia memahami dan mengerti. Oleh karena itu, nama-nama yang diberikan kepada manusia bukanlah suatu penyataan lengkap (sempurna), yang daripadanya kita bisa mengetahui semua tentang Allah. Nama-nama Allah yang dikenal manusia ada dalam banyak kata/ungkapan karena pribadi Allah tidak mungkin bisa diungkapkan hanya dengan satu nama/ungkapan saja.
-
Arti Nama-nama Allah dalam Alkitab Perjanjian Lama
-
YHWH = Yahweh
"YHWH" atau "Yahweh" adalah nama pribadi Allah. Ini adalah nama yang paling sering dipakai, karena tercatat kira-kira 5.424 kali dalam Perjanjian Lama. "Yahweh" adalah nama pribadi Allah yang dikenal oleh bangsa Israel. Setelah masa Pembuangan, nama ini mulai dipandang sakral sehingga tidak diucapkan lafalnya. Sebaliknya, kata "Adonai" biasanya dijadikan sebagai penggantinya ketika mereka harus melafalkan nama "Yahweh". Pada abad keenam dan ketujuh sesudah Kristus, huruf hidup "Adonai" digabung dengan huruf mati "YHWH" untuk mengingatkan pembaca di sinagoge ketika mengucapkan nama yang sakral itu. Inilah yang memunculkan kata buatan "Yehovah" yang dibuat untuk menggarisbawahi rasa hormat terhadap nama Allah yang agung itu.
Nama "Yahweh" memiliki beberapa pengertian:
-
aNama ini menekankan keberadaan Diri Allah yang tidak berubah, di dalam Yohanes 8:58 menegaskan pernyataan-Nya tentang keberadaan kekal yang mutlak.
-
Nama ini menjamin penyertaan Allah secara pribadi bagi umat kepunyaan-Nya (Keluaran 3:12).
-
Nama ini berkaitan dengan kuasa Allah untuk bekerja bagi umat-Nya dan untuk memelihara perjanjian-Nya dengan mereka, yang dilukiskan dan dikuatkan oleh karya-Nya dalam melepaskan mereka dari Mesir.
Musa adalah manusia pertama yang dikaruniai hak istimewa untuk mengenal nama pribadi Allah ini. Sebelumnya nama Allah yang dikenal adalah: Allah Abraham, Ishak, Yakub, dan lain-lain; kepada Musa Tuhan menyatakan diri sebagai "YaHWeH" = "Aku adalah Aku" (Keluaran 3:15).
Kata "Yahweh" dalam bahasa Ibrani adalah "Ehyeh Asher Ehyeh" = "Aku akan ada yang Aku ada." atau "Aku akan menjadi yang Aku akan menjadi." Nama ini menjadi nama yang sakral/agung sebagaimana tercakup dalam Imamat 24:16. Pelanggaran terhadap hukum ini akan berakibat fatal karena itu mereka sangat menghormati nama "Yahweh".
Nama-nama gabungan yang dipakai dalam bentuk majemuk:
- YHWH -- Yireh: Tuhan menyediakan. (Kejadian 22:14)
- YHWH -- Nissi: Tuhan adalah panji-panjiku. (Keluaran 17:15)
- YHWH -- Shalom: Tuhan itu damai sejahtera. (Hakim-Hakim 6:24)
- YHWH -- Sabbaoth: Tuhan semesta alam. (1 Samuel 1:3)
- YHWH -- Makkaadeshkem: Tuhan yang menguduskan. (Keluaran 31:13)
- YHWH -- Roi: Tuhan adalah gembalaku. (Mazmur 23:1)
- YHWH -- Tsidkenu: Tuhan adalah keadilan kita. (Yeremia 23:6)
- YHWH -- Shammah: Tuhan hadir di situ. (Yehezkiel 48:35)
- YHWH -- Elohim-Israel: Tuhan, Allah Israel. (Hakim-Hakim 5:3; Yesaya 17:6)
Nama-nama gabungan ini bukan nama-nama tambahan bagi Allah, tetapi gelar-gelar yang sering muncul untuk memperingati suatu peristiwa. Nama-nama ini sesungguhnya menyatakan segi-segi lain dari karakter Allah.
-
-
Adonai
Nama "Adonai" ini sangat erat hubungannya dengan nama El, Elohim, atau Elyon. Kata Adonai mungkin diturunkan dari "dun (din)", atau "adan" yang keduanya berarti menghakimi atau memerintah. Dengan demikian, kata ini menunjuk kepada Allah sebagai Penguasa yang kuat, yang kepada-Nya semua manusia harus menghadap dan bagi-Nya manusia adalah hamba. Pada zaman dulu "Adonai" adalah nama yang biasa dipakai bangsa Israel untuk menyebut nama Allah untuk mengganti nama "Yahweh" yang terlalu sakral untuk dilafalkan/diucapkan oleh umat Israel.
"Adonai" berarti "Tuan" dalam bentuk tunggal; seperti yang dipakai sebagai tuan yang berhak terhadap budak-budak zaman dahulu. Dan dalam bentuk jamak "Adonai" sama dengan "Elohim". Kata ini menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allah-lah yang memiliki Israel/umat-Nya. Yosua mengakui otoritas Allah sebagai Panglima bala tentara Tuhan (Yosua 5:14), demikian juga Yesaya yang menyerahkan diri pada otoritas Tuhan sebagai "Tuan"nya (Yesaya 6:8-11). Perjanjian Baru menggunakan kata yang seimbang artinya, "Kurios" yaitu "Tuan".
-
El, Elohim, dan Elyon
Nama 'El' merupakan sebutan yang paling sederhana untuk menyebut Allah dalam Perjanjian Lama. Kata ini berasal dari kata 'ul', yang berarti menjadi pertama, menjadi tuan, dan bisa berarti kuat dan berkuasa. Sedangkan "Elohim" adalah nama jenis dan berarti Allah (Ulangan 6:4). "YHWH adalah Elohim, YHWH itu Esa." Elohim (Bentuk tunggal: "Eloah") mungkin berasal dari "alah" artinya dilingkupi ketakutan. Nama "Elohim" ini lebih sering muncul dalam bentuk jamak, kalaupun muncul dalam bentuk tunggal, hanya sedikit sekali dan biasanya muncul dalam puisi. Bentuk jamak dianggap sebagai bentuk intensif dan dengan demikian memberikan petunjuk adanya suatu kuasa yang penuh/besar. Sementara itu, kata 'Elyon' diturunkan dari kata 'alah' juga, dan nama "Elyon" ini memiliki arti ke atas, ditinggikan, dan menunjuk Allah sebagai Dia yang tertinggi dan dimuliakan (Kejadian 14:19-20; Bilangan 24:16; Yesaya 14:14).
Nama "Elohim" kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk kepada allah palsu atau berhala (Mazmur 95:3; 96:5; Kejadian 35:2,4; Keluaran 12:12; 18:11; 23:24), menunjuk juga kepada manusia (Kejadian 33:10; Keluaran 7:1), atau tentang penguasa (Hakim-Hakim 5:8; Keluaran 21:6; 22:8-10; Mazmur 82:1). "Elohim" adalah sebuah bentuk jamak yang khas dalam Perjanjian Lama dan tidak muncul dalam bahasa Semit yang lain.
-
Shaddai dan El-Shaddai
"Shaddai" adalah nama Allah yang diturunkan dari nama "shadad" yang memiliki arti penuh kuasa, untuk menunjuk sebagai Allah yang berkuasa atas surga dan bumi. Namun, muncul suatu pendapat lain dari beberapa ahli bahwa istilah ini berasal dari kata "shad" yang berarti tuan. Nama "Shaddai" berbeda dengan Elohim. Kita mengenal bahwa "Elohim" menunjuk kepada Allah dari ciptaan dan alam semesta. Sedangkan "Shaddai" menunjuk kepada Allah sebagai subjek dari semua kekuatan di alam dan memakai segala sesuatu yang ada di alam sebagai alat atau sarana bagi karya anugerah ilahi. Meskipun nama ini menekankan kebesaran yang dimiliki oleh Allah, nama ini tidak membawa kita pada suatu pengertian bahwa Ia adalah suatu subjek untuk ditakuti melainkan sebagai sumber berkat dan kedamaian. Dengan nama inilah Allah datang kepada Abraham, bapa segala orang beriman (Keluaran 6:2).
Ada tiga pandangan mengenai hal ini:
-
Arti Politeisme
"Shaddai" memiliki pengertian dari Allah yang banyak (jamak), tetapi kemudian berkembang menjadi tunggal (monoteisme).
-
Arti Penuh Keagungan, Kebesaran
Karena kata jamak "El" atau "Elohim" selalu diikuti dengan kata kerja/sifat/ganti tunggal, maka "El" memberikan pengertian tunggal. Akan tetapi, untuk menunjukkan keagungan-Nya yang besar, maka dipakai bentuk jamak.
-
Arti Trinitarian
"Elohim" menunjukkan arti jamak dari Allah Tritunggal, bahwa Allah Israel lebih dari satu Pribadi tetapi Esa (satu). Pengertian ini harus diterangi dengan penafsiran Perjanjian Baru kepada Perjanjian Lama.
Nama-nama gabungan:
- El-Shadai. Arti: Allah Yang Maha Kuasa yang sedang berdiri seperti gunung -- kuat, teguh, tidak goyah. (Kejadian 17:1; 28:3; 35:11; Keluaran 6:3; Mazmur 91:1-2)
- El-Elyon. Arti: Allah Yang Maha Tinggi; kedaulatan Allah. (Kejadian 14:19)
- El-Olam. Arti: Allah yang kekal -- Tidak berubah. (Kejadian 21:33, Mazmur 100:5; 103:17)
- El-Roi. Arti: Allah yang melihat. (Kejadian 16:13)
-
-
-
Arti Nama-Nama Allah dalam Perjanjian Baru
-
Theos
"Theos" merupakan nama Allah dalam Perjanjian Baru (Yunani) yang mempunyai bentuk setara dengan nama Allah dalam Perjanjian Lama "El", "Elohim", dan "Elyon" (Ibrani). Sebutan "Theos" adalah penunjukkan yang paling sering digunakan untuk kata Allah dalam Perjanjian Baru dan terjemahan yang paling umum dalam Septuaginta untuk kata "Elohim". Kata ini hampir selalu menunjuk pada satu Allah yang benar walaupun kadang-kadang dipakai juga untuk ilah-ilah kafir di dalam laporan tentang kekafiran atau oleh orang Kristen yang menolak allah-allah palsu. Namun, sesungguhnya secara tegas nama itu menyatakan keilahian yang esensial. "Elyon" sering disejajarkan dengan "Hupistos Theos" (Markus 5:7; Lukas 1:32,35,75; Kisah Para Rasul 7:48; 16:17; Ibrani 7:1). Nama "Shaddai" dan "El-Shaddai" disejajarkan dengan "Pantokrator" dan "Theos Pantokrator" (2 Korintus 6:18; Wahyu 1:8; 4:8; 11:17; 15:3; 16:17,14). Akan tetapi, pada umumnya "Theos" lebih sering muncul dalam genetif yang menyatakan milik, seperti "mou", "sou", "hemon", "humon", sebab di dalam Kristus, Allah adalah Allah segala umat-Nya atau anak-anak-Nya. Namun dalam hal ini Yesus Kristus ditunjuk sebagai 'Theos', sebagai Pemilik umat-Nya.
Dalam Perjanjian Baru, "Theos" memiliki arti:
-
Ia satu-satunya Allah yang benar dan Esa.
Kebenaran pokok dari Yudaisme, keesaan Allah, ditegaskan kembali oleh Kristus dan gereja mula-mula (Matius 23:9; Roma 3:30; 1 Korintus 8:4,6; Galatia 3:20; 1 Timotius 2:5).
-
Ia unik.
Disebut unik, karena Ia satu-satunya Allah yang benar, satu-satunya yang Kudus, satu-satunya yang bijaksana. Oleh sebab itu, orang percaya tidak dapat memiliki allah-allah lain selain Allah yang benar dan Esa itu (1 Timotius 1:17; Yohanes 17:3; Wahyu 15:4; Roma 16:27; Matius 6:24).
-
Ia transenden (Ia melebihi segalanya).
Allah adalah Pencipta, Pemelihara alam semesta (Kisah Para Rasul 17:24; Ibrani 3:4; Wahyu 10:6).
-
Ia yang mengutus Anak-Nya
Dalam pengertian ini, Allah telah mengutus Anak-Nya untuk menjadi Penebus bagi dosa manusia dan menyerahkan Dia untuk mati di kayu salib bagi kita (1 Timotius 1:1; 2:3; 4:10; Titus 1:3; 2:13; 3:4; Yohanes 3:16).
-
-
Kurios/Kyrios
Dari 717 sebutan "Kurios" dalam Perjanjian Baru, yang terbanyak adalah yang terdapat dalam tulisan Lukas (210) dan Paulus (275) karena mereka menulis kepada orang-orang dengan kebudayaan dan bahasa Yunani.
Nama eksplisit (jelas/gamblang) Allah, seperti "YHWH" dalam Perjanjian Lama, artinya: "Alfa dan Omega"; "Yang dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan tetap ada"; "Yang awal dan Yang akhir" (Wahyu 1:4,8,17; 2:8; 21:6; 22:13). Arti kata ini menekankan supremasi (otoritas) Allah sebagai Tuan, Bapak, Pemilik, Penguasa, dan juga Suami (1 Petrus 3:6), tapi dipakai juga untuk berhala-berhala (1 Korintus 8:5).
Karena berhubungan dengan Allah, maka arti kata ini adalah menyatakan kuasa-Nya dalam sejarah, dalam alam semesta, dan khalik-Nya. Kristus disebut sebagai "Kurios" = Tuhan, juga "Rabbi" atau "Tuan" (Matius 8:6). Pernyataan Tomas, "Tuhan dan Allahku" (Yohanes 20:28), Yesus disebut secara setara dengan Allah Perjanjian Lama oleh orang-orang Kristen mula-mula.
-
Bapa/Pater
Allah juga disebut dengan nama "Bapa" dalam Perjanjian Baru. Nama "Bapa" dipakai untuk menunjuk Keilahian, walaupun nama ini juga dipakai oleh bangsa kafir untuk agama mereka. Dalam Perjanjian Lama, kata ini dihubungkan dengan sifat hubungan antara Allah dan Bangsa Israel. (Ulangan 32:6; Mazmur 103:13; Yesaya 63:16; 64:48; Yeremia 3:4,19; Maleakhi 1:6; 2:10), sedangkan Israel disebut sebagai anak Allah (Keluaran 4:22; Ulangan 14:1; 32:19; Yesaya 1:2; Yeremia 31:20; Hosea 1:10; 11:1). Secara teokratis, ini memberikan penyataan bagaimana Allah berdiri bagi Israel. Kata "Bapa" yang menunjuk kepada Allah dipakai sebanyak 15 kali dalam Perjanjian Lama, dan 245 kali dalam Perjanjian Baru. Pada bagian-bagian lain dalam Alkitab, kata "Bapa" juga menunjuk pada hubungan khusus di mana Pribadi pertama Allah Tritunggal berelasi dengan Kristus, sebagai sebagai Pribadi kedua ALlah, baik dalam pengertian metafisik atau dalam pengertian sebagai Pengantara atau hubungan di mana Allah berdiri bagi orang-orang percaya, yaitu anak-anak rohani-Nya.
-
Akhir Pelajaran (DAS-P02)
DOA
"Kami mengucap syukur kepada-Mu, Allah, karena Engkau memberikan kepada kami banyak nama-Mu supaya kami dapat semakin mengenal sifat-sifat-Mu. Biarlah pengenalan ini dapat memupuk iman kami menjadi lebih kuat. Ajarkan supaya kami semakin mengasihi-Mu. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA