Artikel

Sukses Menurut Perspektif Alkitab

Di era ini, kata "sukses" sudah menjadi kata yang begitu populer dan membumi bagi kebanyakan orang. Semua mimpi, cita-cita, dan keinginan manusia tertuju pada kata ini dan bahkan tujuan hidup manusia mengkristal pada kata ini. Ada tiga indikasi yang menunjukkan betapa populer dan membuminya kata "sukses" ini. Pertama, sejak berakhirnya perang dunia ke dua (1939 -- 1945), yang banyak memakan korban jiwa dan mengakibatkan kehancuran ekonomi, baik di Asia maupun di sebagian besar negara-negara Eropa. Di balik kehancuran ini, manusia didorong oleh keinginan kuat untuk hidup meraih sukses dalam semua bidang, khususnya sukses secara materi. Tercatat ada banyak negara di Eropa, termasuk Amerika yang mengalami kemakmuran hidup dan berkelimpahan dalam materi.

Kategori: 

Kelompok-Kelompok Doa

"Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama." (Kisah Para Rasul 1:14)

Dalam sejarah gereja, tidak pernah ada kebangkitan iman yang tidak dimulai dengan berlutut (berdoa). Doa merupakan kunci menuju pembaruan spiritual di dalam hidup kita, seperti halnya di dalam gereja. Di manakah, di dalam dunia yang sibuk ini, terdapat orang-orang yang dapat menemukan sebuah tempat yang sunyi, di mana mereka dapat berdoa dan mencari wajah Allah?

Kategori: 

Mengapa Ada Empat Injil?

Mengapa ada empat Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes)?

Empat Injil, secara berurutan di dalam Perjanjian Baru adalah Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, mengapa empat? Tidakkah satu saja memadai? Lukas menjelaskan pada awal dari tulisannya bahwa dia menyadari adanya tulisan-tulisan lain tentang kehidupan Yesus. Tetapi, dia juga mengatakan bahwa masing-masing tulisan ini didasarkan pada laporan yang disampaikan oleh para saksi mata "seperti yang telah disampaikan kepada kita" (Lukas 1:1-3).

Kategori: 

Kehendak Allah

"Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya." (Yesaya 53:10)

Definisi Kehendak Allah

Pada umumnya, Alkitab mengacu pada kehendak Allah dalam tiga pengertian berbeda berikut ini:

Kategori: 

Arti Hidup yang Berkelimpahan Menurut Alkitab (Yohanes 10:10)

"Supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10)

Pada umumnya, setiap orang ingin hidup berkelimpahan. Hidup berkelimpahan yang bagaimana? Apakah kelimpahan secara material (harta dan kekayaan) saja? Menurut ajaran teologi kemakmuran atau teologi sukses (prosperity theology), kemakmuran dan sukses (kaya, berhasil, dan sehat sempurna) adalah tanda-tanda eksternal dari Allah untuk orang-orang yang dikasihi-Nya. Ayat yang menjadi acuannya adalah Yohanes 10:10. Akibatnya, ajaran ini menghasilkan orang-orang Kristen yang memiliki prinsip dan pemikiran yang pragmatis, yakni pergi beribadah ke gereja diukur dari untung dan rugi. Dalam teologi sukses, manusia sebagai pusat, bukan Tuhan. Akan tetapi, dalam teologi injili, yang menjadi pusat iman kita hanyalah Allah atau Kristus saja.

Kategori: 

Mengapa Yesus Selalu Menyebut Dirinya Anak Manusia?

Pertama kali, Injil Matius 8:20 menuliskan sebutan mengenai "Anak Manusia" yang dipakai Tuhan Yesus untuk menyebut diri-Nya. Di sana dikatakan, "... serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya". Istilah Anak Manusia digunakan oleh Yesus sebanyak 32 kali dalam Injil Matius, 14 kali dalam Injil Markus, 26 kali dalam Injil Lukas, dan 12 kali dalam Injil Yohanes.

Kategori: 

Kontekstualisasi Ala Paulus (Lukas 4:18-19)

Naskah Perjanjian Baru aslinya ditulis dalam bahasa Yunani karena bahasa ini menjadi bahasa yang paling luas digunakan di wilayah Kekaisaran Romawi pada zaman itu, meskipun Perjanjian Baru Yunani tersebut banyak memelihara kata bahasa Aram -- yang saat itu juga bisa disebut bahasa Ibrani -- sebab dianggap salah satu dialek tutur saja oleh masyarakat Yahudi di Galilea. Contoh kata-kata Aram yang dipelihara antara lain: "Talita Kum" (Markus 5:41), "Gabbatta" (Yohanes 19:13), dan "Maranatha" (1 Korintus 16:23). Salah satu bukti bahwa Yesus membaca targum berbahasa Aram, di mana kata 'Alaha' (yang seakar dengan bentuk Ibrani: Eloah, dan Arab: Allah) adalah ungkapan Yesus dalam Markus 15:33; "Elohi, Elohi, L'mah Sh'vaktani". Sebab teks dalam Mazmur 22:2 bahasa Ibraninya: "Eli, Eli, Lamah'azvatani" (karena dalam pengalihaksaraan Yunani "Elohi" dan bukan "Elohim". Tidak ada dialek bahasa Ibrani pada orang-orang Yahudi dari dulu hingga sekarang, baik dialek sefardin maupun Azkernazim yang membaca "Elohim" menjadi "Eloim"). Oleh sebab itu, bila Perjanjian Baru yang aslinya ditulis dalam bahasa Yunani namun rasul-rasul sendiri tidak mempertahankan nama Yahweh, mengapa beberapa orang mati-matian mempertahankannya? Rasul-rasul yang menulis Perjanjian Baru saja menerjemahkannya dengan kata "Kyrios" (Tuhan). Ambillah satu contoh ayat, misalnya Ulangan 6:4, "Shema' Yiasra'el, Yahweh Elohenu yahweh Ehad". Dalam Markus 12:29, nama Yahweh diterjemahkan dengan "Kyrios" (Tuhan) mengikuti terjemahan Septuaginta: "Akoue, Israel, Kurios ho theos hermin, kurios eis esti" (Dengarlah, wahai Israel, "Kurios" (Tuhan) itu "Theos"/Allah kita, "Kurios"/Tuhan itu esa). Jadi sekali lagi, Markus sang penulis Injil pun tidak mempertahankan nama Yahweh. Lalu, apakah ada yang berani mengatakan bahwa seluruh penulis Perjanjian Baru salah?

Umum: 
Kategori: 

Pentingnya Visi dan Panggilan

Sebagai pemimpin dalam jemaat, kita perlu memiliki visi dan panggilan yang jelas. Jika tidak, perjalanan tugas kita bisa mengalami masalah di tengah perjalanan, khususnya bisa menghadapi tantangan yang tidak ringan. Untuk itu, pertama kita akan membicarakan tentang apa itu visi, dilihat dari ajaran Alkitab. Kemudian, pembicaraan akan dilanjutkan dengan pembahasan tentang panggilan.

Visi

Umum: 
Kategori: 

Pages

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA