Pelajaran 04 | Pertanyaan 04 | Referensi 04a | Referensi 04c
Nama Kursus | : | Training Guru Sekolah Minggu (GSM) |
Nama Pelajaran | : | Hakekat Mengajar |
Kode Pelajaran | : | GSM-R04b |
Referensi GSM-R04b diterjemahkan dari:
Judul Buku | : | Understanding Teaching |
Judul Artikel Asli | : | Sourches of Teaching Materials |
Penulis | : | Kenneth O. Gangel, Ph.D. |
Penerbit | : | Evangilical Training Association, Wheaton, Illinois -- USA, 1979 |
Halaman | : | 60 - 61 |
Referensi Situs | ||
Nama Situs | : | www.sabda.org |
Alamat URL | : | http://www.sabda.org/pepak/08/jun/2005// |
Masalah lain seputar bahan pelajaran adalah sumber-sumber bahan pelajaran tersebut. Berikut ini kami ulas beberapa hal yang dapat Anda jadikan sebagai sumber bahan pelajaran Anda.
Mereka yang berhasil menulis sebuah buku adalah orang-orang yang selalu sensitif terhadap sesuatu yang terjadi di sekitar dan kehidupan mereka. Mereka dapat menerjemahkan pengalaman hidup mereka menjadi sesuatu yang menarik dan berarti dalam sebuah buku. Pelajaran dan cerita sekecil apa pun yang ada dalam buku tersebut adalah kejadian yang dialami dalam kehidupan mereka hari demi hari.
Seorang guru yang baik harus mengembangkan kepekaan mereka terhadap hal-hal kecil dalam kehidupan. Paling tidak, guru harus mempunyai pola pikir bahwa seluruh hidupnya merupakan persiapan dasar untuk mengajar. Tuhan berkenan memberikan kita berbagai macam pengalaman hidup -- pengalaman yang menyenangkan ataupun yang tidak menyenangkan. Guru yang sigap akan menangkap setiap pengalaman hidupnya sebagai bahan mengajar yang menarik.
Seorang pengkhotbah terkenal, W.B. Riley, berulang kali mengatakan kepada murid-muridnya, lebih baik meja tanpa mentega di atasnya daripada sebuah rak tanpa buku di dalamnya. Kekayaan yang terkandung dalam sebuah buku sangat memungkinkan seorang guru memiliki persiapan bahan pelajaran yang tidak terbatas. Dengan membaca kita memiliki kesempatan yang tidak terbatas untuk mengembangkan diri.
Sudah sejak lama diketahui bahwa pengamatan merupakan salah satu kunci untuk mengerti kehidupan anak-anak. Banyak hal yang dapat dipelajari tentang perkembangan anak dengan mencatat seluruh pola aktivitas dan perilaku setiap tingkatan umur mereka. Guru Kristen yang sigap selalu dapat melihat bahwa perilaku orang di sekelilingnya merupakan ilustrasi penting dalam pelajarannya.
Kami diberitahu bahwa ledakan ilmu pengetahuan akhir-akhir ini telah menghasilkan lebih banyak informasi dari yang kami ketahui pada masa sebelumnya. Untuk itu, seorang guru Kristen diharapkan selalu waspada terhadap segala perkembangan yang terjadi dalam dunia ini. Majalah dan koran merupakan sumber yang sangat penting untuk mengetahui hal tersebut. Tantangannya bukan sekadar mengumpulkan ilustrasi untuk menolong pengajaran Anda, melainkan juga untuk membuat strategi bagaimana Anda menghubungkan perkembangan dunia, tempat murid-murid Anda berada saat ini, dengan kebenaran Kristen.
Ada dua hal penting yang harus menjadi catatan setiap guru mengenai sumber-sumber bahan pelajaran. PERTAMA, catatlah selalu kejadian, ide, atau ilustrasi yang Anda temukan untuk memudahkan jika Anda akan menggunakannya dalam bahan pelajaran Anda. Beberapa guru menemukan bahwa catatan merupakan penolong yang sangat berharga. Catatan-catatan tersebut dapat dipelajari sewaktu-waktu dan dengan mudah dimasukkan dalam dokumen formal sebagai bahan pelajaran.
Hal penting KEDUA adalah saat kita mengumpulkan bahan dari sumber- sumber di atas, kita tidak harus langsung mencari-cari pelajaran apa yang sesuai dengan bahan-bahan tersebut. Dalam beberapa kasus ada guru yang terlebih dahulu mengajar dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Setelah selesai mengajar guru tersebut baru akan menggunakan ilustrasi yang dia dapatkan untuk membuat pelajaran hari itu lebih berarti. Setelah itu dia akan kembali mencari ilustrasi atau materi lain yang serupa, sehingga dapat digunakan lagi saat dia mengajarkan pelajaran yang sama di waktu yang akan datang.
Pelajaran 02 | Pertanyaan 02 | Referensi 02a |
Nama Kursus | : | TRAINING GURU SEKOLAH MINGGU (GSM) |
Nama Pelajaran | : | Kriteria Guru Sekolah Minggu |
Kode Pelajaran | : | GSM-R02b |
Referensi GSM-R02b diambil dari:
Judul Buku | : | Pendidikan Agama Kristen |
Judul Artikel | : | Apa Saja yang Merupakan Tanggung Jawab Seorang Guru Kristen? |
Pengarang | : | Dr. E. G. Homrighausen dan Dr. I.H. Enklaar |
Penerbit | : | BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993. |
Halaman | : | 180 - 181 |
Menjadi penafsir iman Kristen.
Dialah yang menguraikan dan menerangkan kepercayaan Kristen itu, karena ia harus menyampaikan harta-harta dari masa lampau kepada para pemuda yang akan menempuh masa depan. Gurulah yang dapat mengambil harta benda "Kabar Kesukaan" itu dari perbendaharaan gereja, lalu membagikannya kepada murid-muridnya. Perkara-perkara yang lama itu dibuatnya menjadi baru. Ia membentangkan di hadapan angkatan muda jemaat segala kekayaan pernyataan Allah dalam Yesus Kristus sebagaimana tersimpan dalam Alkitab dan diamanatkan kepada Gereja.
Menjadi seorang gembala bagi murid-muridnya.
Ia bertanggung jawab atas hidup rohani mereka; ia wajib membina dan memajukan hidup rohani itu. Tuhan Yesus sudah menyuruh dia: "Peliharakanlah segala anak dombaKu, gembalakanlah segala dombaKu!" Sebab itu seharusnyalah seorang guru mengenal tiap-tiap muridnya; bukan hanya namanya saja, melainkan latar belakangnya dan pribadinya juga. Ia harus mencintai mereka dan mendoakan mereka masing-masing di depan takhta Tuhan.
Menjadi seorang pedoman dan pemimpin.
Ia tak boleh menuntun muridnya masuk ke dalam kepercayaan Kristen dengan paksaan, melainkan ia harus membimbing mereka dengan halus dan lemah lembut kepada Juruselamat dunia. Sebab itu ia hendaknya menjadi teladan yang menarik orang kepada Kristus; hendaknya ia mencerminkan Roh Kristus dalam seluruh pribadinya.
Menjadi seorang penginjil, yang bertanggung jawab atas penyerahan diri setiap orang pelajarnya kepada Yesus Kristus.
Belum cukup jikalau ia menyampaikan kepada mereka segala pengetahuan tentang Kristus. Tujuan pengajaran itu ialah supaya mereka sungguh- sungguh menjadi murid-murid Tuhan Yesus, yang rajin dan setia. Guru tak boleh merasa puas sebelum anak didikannya menjadi orang Kristen yang sejati.
Seorang guru harus memiliki satu perasaan tanggung jawab di dalam sistem dan tugas pendidikan. Guru SM yang merasa sudah melayani Tuhan padahal kehadirannya tidak tetap dan tidak rajin, adalah guru yang sangat tidak bertanggung jawab. Jika seorang guru sudah menerima tanggung jawab dan rela menerima tugas sebagai guru, maka ia harus rela memikul tanggung jawab itu. Setiap kali Saudara menyebutkan status sebagai guru, harus Saudara sebutkan dengan sangat berat dan penuh beban tanggung jawab.
Menjadi seorang guru harusnya memberikan suatu beban yang berat di dalam hati. Seorang guru bukanlah pekerjaan main-mainan, menjadi guru bukanlah hal permainan atau hal yang boleh dikerjakan secara sembarangan. Sebaliknya seorang guru haruslah masuk ke dalam seluruh kedalaman kebenaran dengan penuh tanggung jawab. Ini suatu hal yang sedemikian serius, karena membawa murid kepada kebenaran menuntut mereka untuk bertanggung jawab dan memberikan respon yang benar menurut kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu, seorang guru mempunyai tanggung jawab yang berat kepada murid-muridnya. Setiap tindak-tanduk Saudara, tawa Saudara, bergurau atau bersedih, harus mengandung tanggung jawab. Jangan sembarangan mengatakan hal-hal yang tidak berguna, dan jangan bergurau sedemikian rupa hingga kehilangan jarak dan hormat antara guru dan murid-murid. Jangan sembarangan memberikan janji-janji kosong, yang akhirnya Saudara sendiri tidak dapat memenuhinya, dan jangan melakukan gertakan- gertakan dan ancaman- ancaman yang tidak akan dilakukan. Itu semua akan mengakibatkan mereka tidak lagi hormat kepada Saudara dan tidak lagi memelihara jarak antara murid dan guru, yang akibatnya mereka akan menghina semua perkataan, tindakan dan semua ajaran yang Saudara lakukan.
Kesimpulan kita ialah tugas guru dalam pendidikan agama sangat penting, dan tanggung jawabnya berat. Guru itu dipanggil untuk membagikan harta abadi. Dalam tangannya ia memegang kebenaran ilahi. Dan dalam pekerjaannya ia menghadapi jiwa manusia yang besar nilainya di hadapan Allah. Oleh karena itu jangan sekalipun kita menganggap pekerjaan guru agama itu rendah atau gampang; pada hakekatnya pekerjaan itu tak kurang pentingnya dari pada tugas pendeta. Guru itu juga menjadi seorang pelayan dalam Gereja Kristus yang harus dijunjung tinggi.
Pelajaran 04 | Pertanyaan 04 | Referensi 04a | Referensi 04b
Nama Kursus | : | Training Guru Sekolah Minggu (GSM) |
Nama Pelajaran | : | Hakekat Mengajar |
Kode Pelajaran | : | GSM-R04c |
Referensi GSM-R04c diambil dari: | ||
Judul Buku | : | Mereformasi Sekolah Minggu |
Penulis | : | Pdt. Drs. Paulus Lie |
Penerbit | : | PBMR ANDI, Yogyakarta |
Halaman | : | 87 - 92 |
Referensi Situs | ||
Nama Situs | : | www.sabda.org |
Alamat URL | : | http://www.sabda.org/pepak// |
Setiap orang yang dipanggil-Nya untuk menjadi guru sekolah minggu pasti akan dipanggil-Nya secara khusus. Perhatikan bagaimana Tuhan telah memanggil Anda dengan cara yang khusus? Perhatikan Roma 10:14-15.
"Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
Setiap guru dipanggil pada misi penyelamatan anak. Dengan meyakini panggilan ini, guru akan semakin bertambah semangat untuk melayani. Teliti sekali lagi, mengapa hari ini Anda berada di lingkungan sekolah minggu? Bagaimana cara Allah memanggil Anda? Sudahkah Anda sekarang meyakini bahwa Tuhan ternyata memanggil Anda menjadi utusan surgawi?
Panggilan adalah karunia dan kepercayaan dari Tuhan. Perhatikan: "... karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Filipi 2:13). Allah rela memercayakan sebuah pelayanan kepada kita. Hal ini merupakan karunia yang mahaindah, sebuah kepercayaan dari Tuhan! Kita jangan menyia-nyiakan kesempatan emas melayani Tuhan.
Jika kita menjadi guru sekolah minggu, itu karena kita diutus Tuhan. Bukan karena kehendak kita sendiri, teman, dorongan pendeta, bukan karena siapa-siapa, melainkan karena diutus-Nya! Jika demikian, betapa tugas dan tanggung jawab itu diberikan oleh Tuhan sendiri dan bagi kemuliaan Tuhan sajalah pelayanan kita, serta kepada Tuhanlah kita mempertanggungjawabkan pelayanan kita sebagai guru. Kita tidak dipanggil dan bertanggung jawab kepada manusia saja (baik kepada gereja, pendeta/pemimpin jemaat, komisi/departemen anak, sesama guru dan anak), tetapi terutama kepada Dia yang mengutus kita, yaitu Tuhan.
Tuhan dapat memakai seribu satu macam cara untuk memanggil kita menjadi guru di ladang pelayanan anak. Tuhan dapat memanggil Anda melalui:
Roh Kudus memakai cara-cara di atas sebagai alat bantu atau media untuk memanggil seorang guru sekolah minggu. Roh Kudus juga yang berbicara langsung dalam hati setiap guru yang dipanggil untuk bersedia ikut ambil bagian dalam pelayanan anak ini.
"(aku) berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus" (Filipi 3:14). Jika Paulus mengejar panggilan surgawi sebagai hadiah, bagaimana sikap kita? Sudahkah kita mengejar, dan memenuhi panggilan surgawi dari Tuhan itu?
Sering kali, kita perlu diyakinkan oleh Tuhan tentang panggilan-Nya. Oleh karena itu, Tuhan sering kali berulang-ulang memanggil kita dalam berbagai kesempatan. Cara Tuhan memanggil berbeda-beda. Tujuan dari panggilan yang berkali-kali supaya seseorang benar-benar meyakini panggilan-Nya. Karena itu, Roh Kudus memakai banyak cara sampai seseorang meyakini panggilan surgawi itu, dan masuk dalam ladang pelayanan anak. Berbahagialah Anda jika menaati panggilan Tuhan pada panggilan pertama, seperti Abraham, Filipus, dan Saulus yang langsung taat ketika diperintahkan Tuhan.
Ketika seseorang sudah dipanggil, Roh Kudus dengan sabar menantikan pelayanannya. Terkadang seseorang mengeraskan hati untuk beberapa lama. Namun, Tuhan tidak segera menutup panggilan itu.
Seseorang yang menunda panggilan Tuhan sebenarnya rugi besar, karena:
Banyak orang beralasan "aku tidak mampu menjadi guru sekolah minggu", ia berpikir Tuhan memanggil orang yang siap pakai menjadi guru. Ia berpikir Tuhan memanggil yang sempurna, atau yang berbakat bercerita atau memimpin pujian, kreatif, dan sebagainya. Tidak! Allah memanggil orang yang bersedia memenuhi panggilan-Nya, betapapun terbatasnya orang itu. Sebab Tuhan menyertai dan membentuk serta melatih seseorang, sehingga menjadi guru yang baik bagi anak-anak. Allah melihat hati dan tidak "penampilan luar".
Samuel begitu terpesona dengan penampilan Eliab (kakak Daud), tetapi kata Allah, "Jangan pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat mata yang dilihat Allah, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati" (1 Samuel 16:6-7).
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Setiap guru dipanggil menjadi guru penuh waktu. Hal ini diartikan bahwa kita diminta secara serius dan dengan sepenuh hati memikirkan anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Setiap Minggu kita harus mendampingi mereka.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Jika kita tidak sedang bertugas, kita dapat membantu guru yang bertugas, dan mendampingi anak-anak dalam berbakti, serta ikut berperan membuat kebaktian anak menjadi berkat bagi mereka. Setiap ada waktu, kita perlu menyediakan waktu untuk mengunjungi dan mengikuti persiapan mengajar dengan guru-guru lainnya. Tugas pelayanan kita di sekolah minggu akan disesuaikan Tuhan dengan talenta yang Dia berikan kepada kita.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Terkadang, ada guru yang tidak melayani dengan sepenuh hati. Ia cenderung mengajar asal-asalan, kurang bersemangat, dan suka meninggalkan pelayanannya karena kecewa. Salah satu penyebabnya karena ia kurang menghayati panggilan Tuhan kepadanya sebagai utusan surgawi bagi anak-anak.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Belum terlambat jika Anda hendak memenuhi panggilan surgawi itu. Jika hari ini Anda diberkati Tuhan dengan kesehatan, maka belum terlambat untuk memenuhi panggilan Tuhan menjadi guru sekolah minggu.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Tuhan yang memanggil tidak pernah hanya memanggil, tetapi Dia juga memperlengkapi orang yang dipanggil-Nya. Dia juga yang memberikan kemampuan untuk dapat ambil bagian dalam pelayanan anak, bahkan kuasa Tuhan mengiringi pelayanannya. Tuhan juga yang akan mencukupkan berbagai kebutuhan dan keperluan dalam pelayanannya. Tuhan juga yang akan memberikan pertumbuhan dan kemajuan dalam pelayanan.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Apakah Anda punya kelemahan atau keterbatasan untuk menjadi guru sekolah minggu? Percayakan hal tersebut pada Tuhan. Tugas kita adalah berlatih, berlatih, dan berlatih.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Memenuhi panggilan sebagai guru sekolah minggu, berarti ikut ambil bagian bersama Tuhan untuk mengembangkan Kerajaan Allah di dunia ini. Setiap orang Kristen yang terbentuk karena pelayanan kita mungkin akan menjadi pendeta, guru sekolah minggu, majelis jemaat, aktivis gereja, penginjil, guru agama, dan orang Kristen yang berdampak pada lingkungannya. Mereka diharapkan memberi kontribusi yang berharga bagi perkembangan Kerajaan Tuhan di bumi ini. Jadi, tidak ada yang sia-sia dalam melayani Tuhan. Setiap pelayanan berarti menabur "benih" yang akan dipanen suatu saat nanti.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Begitu banyak jiwa yang dihasilkan dari jaringan pelayanan yang berantai dan terus-menerus. Belum lagi jika kita aktif melayani sebagai guru sekolah minggu selama 20 tahun. Berapa jiwa yang kita persembahkan bagi Tuhan? Secara langsung atau tidak, oleh pelayanan anak-anak kita di kemudian hari, "buahnya" begitu banyak!
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Jadi, penuhilah panggilan pelayanan Anda. Lihatlah benih yang ditaburkan, yang akan menjadi panen yang terus berkesinambungan dan secara luar biasa menjadi berkat untuk kemuliaan Tuhan.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Rasul Filipus pernah berkata, "Sekali-kali aku pantang kembali ke Yerusalem sebelum aku mempersembahkan jiwa-jiwa bagi Kristus, sekalipun hanya satu." Sebab Filipus sadar, yang satu (satu murid) dapat membawa panen besar di masa depan, setiap murid berharga di mata Tuhan, walau hanya satu.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Jika Anda hari ini memiliki lebih dari satu murid, sungguh berharganya murid-murid itu bagi Tuhan. Betapa kita sangat bersyukur kalau Tuhan telah memercayakan kepada kita satu murid atau lebih.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Lukas 1:1 dan Kisah Para Rasul 1:1. Demi seorang Teofilus, Lukas bersedia membuat dua kitab, dengan sangat serius dan sangat teliti. Semua itu pastilah disertai pengorbanan yang besar dan jerih lelah. Pengorbanan besar itu dilaluinya dengan sukacita, sebab ia sadar karya pelayanannya pastilah membawa panen tidak hanya satu! Buktinya? Dalam Kisah Para Rasul, Teofilus dipanggil dengan sebutan yang lebih akrab. Kemungkinan besar Teofilus sudah semakin dekat dengan kekristenan (atau bahkan sudah menjadi seorang percaya). Dan yang pasti, dua kitab yang ditulisnya sudah menjadi berkat bagi jutaan, bahkan mungkin miliaran orang karena tulisannya (yang diilhami dan dipimpin Roh Kudus). Sungguh, pelayanan Lukas menjadi berkat bagi begitu banyak orang!
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Edward Kimball, seorang guru sekolah minggu, tidak pernah menyangka bahwa hidupnya memberi pengaruh besar bagi perkembangan kekristenan di dunia. Ia hanya berhasil membawa seorang karyawan toko sepatu menjadi pengikut Kristus pada tahun 1858. Tapi siapa sangka, karyawan itu, yang bernama Dwight L. Moody, menjadi seorang penginjil. Tahun 1879, Moody membawa FB Meyer untuk menjadi penginjil di kampus, dan Meyer berhasil membawa J. Wilbur Chapman menjadi percaya. Chapman berhasil membawa Billy Sunday, dan bersama-sama mengadakan kebaktian penginjilan. Dalam salah satu pertemuan, seorang anak muda bernama Billy Graham menyerahkan hidupnya untuk Kristus. Melalui Billy Graham, berjuta-juta orang mendengar Injil dan menerima Kristus. Kimball telah mengawali sebuah rangkaian pengaruh yang luar biasa! Anda pun dapat melakukannya! Mari kita mulai langkah awal rangkaian pengaruh itu dengan menjadi guru sekolah minggu.
Jadi siapa yang dipanggil-Nya? Orang yang hatinya mengasihi Tuhan, yang penuh kerendahan hati bersedia menerima panggilan Tuhan dengan penuh ucapan syukur.
Setiap orang yang bersedia memberi diri untuk melayani Tuhan, pastilah diberkati Tuhan dalam kehidupannya. Sehingga janji: "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat. 6:33), akan menjadi kenyataan. Berkat hidup cukup dari Tuhan akan mengiringi langkah dan hidup para pelayan-Nya. Dan berkat terbesar adalah kita merasakan kehadiran-Nya dan pemeliharaan-Nya mengiringi kehidupan kita sehari-hari. Amin, haleluya
Pelajaran 06 | Pertanyaan 06 | Referensi 06a | Referensi 06c
Nama Kursus | : | Training Guru Sekolah Minggu (GSM) |
Nama Pelajaran | : | Administrasi Sekolah Minggu |
Kode Pelajaran | : | GSM-R06b |
Referensi GSM-R06b diterjemahkan dari:
Judul Buku | : | Administering Christian Education |
Pengarang | : | Robert K. Bower |
Penerbit | : | Wm. B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, Michigan, 1964 |
Halaman | : | 18 - 22 |
Judul Buku | : | Childhood Education in the Church |
Pengarang | : | Robert E. Clark, dkk. |
Penerbit | : | Moody Press, Chicago, 1986 |
Halaman | : | 236 - 237 |
Referensi Situs | ||
Nama Situs | : | www.sabda.org |
Alamat URL | : | http://www.sabda.org/pepak/15/jan/2002// |
Sekalipun berbeda dengan administrasi perusahaan, namun prinsip dasar penyelenggaraan administrasi Sekolah Minggu sebenarnya tidak jauh berbeda. Administrasi adalah proses penyelenggaraan kegiatan untuk mewujudkan rencana/keputusan yang telah dibuat agar menjadi kenyataan, dengan cara mengatur kerja dan mengarahkan orang-orang yang melaksanakannya. Namun, di samping persamaannya, ada juga perbedaan mendasar antara administrasi perusahaan dan administrasi Sekolah Minggu (gereja) yang perlu disadari. Usaha administrasi Sekolah Minggu tidak diarahkan untuk tujuan mencari keuntungan materi, tetapi untuk tujuan yang rohani. Penyelenggaraannya dilakukan tidak dengan prinsip duniawi tapi dengan prinsip kasih; namun demikian tidak berarti administrasi Sekolah Minggu dilaksanakan dengan cara seadanya yang tidak profesional.
Pengertian yang salah tentang pelayanan dapat mengakibatkan hasil pelayanan yang asal-asalan. Pelayanan yang benar harus menuntut standard yang profesional, karena apa yang kita lakukan adalah untuk Tuhan, dan untuk suatu hasil yang bersifat kekal. Jika untuk usaha duniawi yang fana saja manusia mau melakukannya dengan baik, lebih- lebih lagi untuk hal yang rohani, untuk Tuhan. Kita harus melakukannya dengan lebih baik lagi.
Komponen-komponen umum yang termasuk dalam administrasi yang efektif adalah:
Bagian penting dalam penyelenggaraan administrasi adalah harus ada program kerja yang dibuat sesuai dengan keputusan rapat tentang apa yang akan menjadi tujuan untuk dikerjakan (untuk jangka waktu tertentu).
Perlu ada pengaturan otoritas dan tugas sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan tepat oleh orang yang tepat dengan cara yang bertanggungjawab.
Pendelegasian
Pembagian tugas harus dilakukan mengingat bahwa setiap orang mempunyai keahlian/ketrampilan yang berbeda dengan orang lain.
Harus ada cukup orang untuk melakukan tugas-tugas yang sudah direncanakan, oleh karena itu perlu ada pertanggungjawaban dari masing-masing orang yang terlibat didalamnya
Tugas-tugas yang tidak dikoordinasi dengan baik akan menyebabkan pekerjaan yang tumpang tindih sehingga menghasilkan kerja yang tidak efektif dan efisien.
Pertanggungjawaban dari setiap bagian perlu dilakukan agar dapat diketahui hasil yang dicapai dan kegagalan-kegagalan yang terjadi sehingga dapat diusahakan perbaikan-perbaikan yang perlu diadakan di masa yang akan datang.
Memprediksi jumlah keuangan yang dibutuhkan, dan yang mampu didapatkan, dan yang mampu dipertanggungjawabkan adalah sangat penting untuk menentukan seberapa jauh program kerja dapat dilaksanakan supaya tidak macet di tengah jalan.
Sekalipun administrasi penting untuk menjadi sarana kesuksesan penyelenggaraan Sekolah Minggu, namun perlu diingat bahwa administrasi bukanlah segala-galanya. Sekolah Minggu yang menjadikan administrasi sebagai tujuan utama akan menjadikan Sekolah Minggunya perlahan-lahan kehilangan kegairahan dan akhirnya akan mati. Oleh karena itu kita harus ingat bahwa kerapian sistem administrasi tidak sama dengan kedewasaan rohani. Banyak Sekolah Minggu yang administrasinya rapi tapi tidak ada semangat; kehidupan rohani di dalamnya mati. Tapi sebaliknya ada Sekolah Minggu yang administrasinya kacau tapi semangatnya menyala-nyala. Sekolah Minggu seperti ini akan membuang banyak tenaga karena tidak efisien, sehingga lama-lama pelaksananya akan mati kecapaian sebelum tugas selesai dijalankan. Nah, anda sebagai guru Sekolah Minggu yang bijaksana harus bisa memberi keseimbangan antara keduanya.
Berikut ini adalah bahan yang kami terjemahkan dari buku "Administering Christian Education" yang berisi beberapa prinsip administrasi gereja yang perlu diingat agar berjalan sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Hal ini tentu saja juga berlaku bagi administrasi Sekolah Minggu.
Dalam 1 Korintus 12, Rasul Paulus dengan jelas menyatakan bahwa seluruh anggota tubuh Kristus saling tergantung dan merupakan individu yang penting dengan fungsinya masing-masing. Tanggung jawab administrator dengan demikian adalah menemukan tempat- tempat yang tepat untuk setiap jemaat dapat melayani sehingga dapat meningkatkan keefektifan dan misi Allah.
Kristus telah memberikan teladan bagi siapapun yang ingin belajar kepemimpinan di gereja. Yesus berfirman bahwa, "barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat. 20:27). Yesus tidak hanya mengajarkan prinsip ini tetapi juga memberikan teladan lewat kehidupanNya dan pelayananNya. Paulus mengungkapkan bahwa dirinya adalah pelayan Yesus Kristus (Rom. 1:1) dan sebagai pelayan umat gereja Korintus (2 Kor. 4:5). Pemimpin Kristen dengan demikian harus mengembangkan citra bukan sebagai diktator melainkan sebagai pelayan.
Meskipun nampaknya sangat bertentangan, pemimpin harus mempunyai sikap sebagai seorang yang melayani tetapi pada saat yang sama ia juga sebagai seorang yang mau mengemban tanggung jawab untuk memimpin dan mengarahkan aktivitas para personil yang ditunjuknya. Demikian juga Kristus selain melayani, Ia juga memberikan perintah dan mengirim murid-murid-Nya untuk mengadakan penginjilan ke seluruh penjuru dunia. Mengatur dan memimpin menjadi hal yang penting dalam membimbing, mengarahkan dan menolong orang lain dalam pelayanannya bagi Kristus. Ini adalah tugas pemimpin dalam memimpin suatu program yang dikerjakan dengan cara yang mendidik, bukan dengan metode diktator maupun menguasai.
Rasul Paulus mengungkapkan bahwa dalam gereja, ada pelayan-pelayan Tuhan yang ditunjuk untuk menjalankan tugas-tugas khusus di gereja. Uskup dan diakon, demikian pula dengan rasul, penginjil, dan nabi, dipersiapkan untuk pelayanan-pelayanan khusus. Semua tugas pelayanan yang mereka emban harus dijalankan dengan sopan dan teratur (1 Korintus 14:40). Alkitab memang tidak memberikan kepada kita pengaturan organisasi gereja yang lengkap. Namun demikian yang jelas kita harus mengikuti peraturan- peraturan umum yang menjadi bagian integral gereja seperti yang diberikan dalam kitab-kita Perjanjian Baru. Sedangkan yang lain yang menjadi pelengkap dapat diatur sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Setiap posisi dalam pelayanan di gereja adalah penting.
Karena terpaksa, kita menyebut beberapa posisi dalam organisasi gereja sebagai "lebih tinggi" dan "lebih rendah". Hal ini bukan berarti mengatakan bahwa di mata Tuhan suatu pelayanan atau posisi tertentu lebih penting dari pada yang lain. Seperti yang diungkapkan Rasul Paulus:"...anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus" (1 Kor. 12:22,23). Selain itu gereja juga membuat perbedaan dalam pemberian tugas. Misalnya saja, Jetro, ayah mertua Musa mengungkapkan akan adanya perkara-perkara kecil dan perkara-perkara besar dimana perkara-perkara besar tersebut akan diadili oleh Musa sendiri (Kel. 18:22). Demikian juga para Rasul membedakan antara tugas-tugas penting dan tugas- tugas yang kurang penting (Kej. 6:1-4). Dengan demikian, jenis- jenis kerja adminsitrasi memang perlu dibedakan, tetapi yang lebih penting lagi adalah kesetiaan seseorang akan tugasnya.