Pertanyaan 04 | Referensi 04a | Referensi 04b | Referensi 04c
Nama Kursus | : | Training Guru Sekolah Minggu (GSM) |
Nama Pelajaran | : | Hakekat Mengajar |
Kode Pelajaran | : | GSM-P04 |
DAFTAR ISI
Doa
Seluruh kegiatan Sekolah Minggu sebenarnya berpusat pada kepentingan gereja dalam mengajar kebenaran firman Allah kepada anak-anak yang dididiknya. Oleh karena itu, hakekat mengajar (apa dan bagaimana cara mengajar) ditentukan oleh kepentingan sentral ini. Oleh karena itu, jika kegiatan Sekolah Minggu (apapun bentuknya) tidak dipusatkan untuk kepentingan mengajar kebenaran firman Tuhan, maka seringkali Sekolah Minggu tidak ubahnya seperti tempat penitipan anak atau taman hiburan bagi anak. Pelajaran 4 ini diharapkan dapat menolong setiap guru untuk mengerti apa yang Alkitab katakan tentang mandat mengajar, apa tujuan SM mengajar dan apa saja yang dapat diajarkan oleh guru.
Ada dua pertanyaan penting yang harus dijawab dalam mandat mengajar:
Pertama, adalah atas fondasi apa mandat mengajar didasarkan?
Kedua, adalah siapa saja yang berperan serta dalam melaksanakan mandat mengajar?
Dasar panggilan mengajar bagi gereja Tuhan adalah Alkitab.
Matius 28:18-20
Berdasarkan Matius 28:18-20, kita tahu bahwa Kristuslah yang memberikan mandat mengajar bagi umat Kristen, khususnya guru-guru SM.
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Mandat mengajar yang disebutkan dalam dari ayat di atas seharusnya membuat orang Kristen sangat tersentuh karena menyadari bahwa saat ini gereja masih membutuhkan jutaan guru SM, bukan hanya untuk mengajar umat Tuhan dari segala bangsa dan segala tempat di seluruh dunia tentang pengetahuan Alkitab, tapi juga untuk mengajarkan anak-anak SM bagaimana hidup menjadi murid-murid Kristus yang taat dan setia kepada Gurunya.
"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Panggilan Allah 2000 tahun y.l. ini masih berlaku hingga sekarang. Ayat ini sangat istimewa karena merupakan dasar panggilan Allah untuk menjadikan guru SM sebagai kawan sekerja-Nya. Sebuah panggilan yang sangat terhormat karena guru-guru SM diberikan kesempatan untuk menemukan mutiara-mutiara mentah yang kalau digosok akan menjadi batu permata yang sangat berharga.
Untuk mandat mengajar ini terlaksana, guru SM tidak dapat melaksanakannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dipahami juga peserta lain dalam melaksanakan mandat mengajar:
Dalam proses belajar mengajar di SM, Roh Kuduslah yang sebenarnya mengambil peran yang paling penting. Sebaik dan sepandai apapun guru SM tidak akan mungkin dapat mengubah hati manusia kecuali Roh Kudus campur tangan. Roh Kuduslah yang mampu membuka hati anak-anak SM sehingga mereka mengalami kuasa firman Tuhan dalam hidupnya.
Guru SM yang memiliki dedikasi tinggi akan melihat bahwa tugas menjalankan SM bukanlah sekedar membimbing dan mentransfer informasi tentang Alkitab ke dalam pikiran anak-anak SM. Tugas guru yang utama adalah menciptakan kondisi yang kondusif agar Roh Kudus bisa bekerja leluasa mengisi hati anak-anak SM dengan kebenaran firman Tuhan.
Murid adalah objek utama dalam mencapai tujuan mengajar. Tanpa murid maka gereja tidak dapat mengukur apakah mereka telah berhasil menjalankan mandat mengajar. Karena itu dalam mengajar guru harus ingat bahwa tujuan mengajar bukanlah bagi kesenangan anak semata, tetapi bagi menjalankan panggilan Tuhan untuk membawa anak-anak SM kembali kepada Penciptanya.
Jika pusat kegiatan Sekolah Minggu adalah untuk menjalankan mandat mengajar yang diberikan Tuhan kepada gereja-Nya maka gereja memiliki tujuan utama mengajar yang jelas, yaitu memenuhi panggilan Allah untuk menjadikan anak-anak SM sebagai murid-murid-Nya. Namun demikian tujuan utama ini tentu perlu dijabarkan kedalam beberapa tujuan mengajar yang lebih terukur sehingga pencapaiannya dapat diamati dengan jelas.
Guru-guru SM yang telah lahir baru mengerti bahwa tujuan mengajar anak bukanlah sekedar menjadikan mereka anak-anak yang manis-manis dan tidak nakal, tetapi untuk membawa mereka kepada Kristus supaya mereka dijamah Tuhan dan mengalami hidup yang berkelimpahan, yaitu hidup baru di dalam Kristus.
Sementara mengajar, guru SM harus ingat bahwa apa yang diajarkan kepada anak-anak haruslah nilai-nilai iman Kristen yang bernilai kekal yang tidak akan luntur oleh waktu dan jaman. Nilai-nilai iman Kristen tersebut, tidak lain dan tidak bukan, adalah pengajaran- pengajaran firman Tuhan yang berdasar pada prinsip-prinsip Alkitab.
Suatu kehormatan bagi seorang guru SM jika ia dipercayakan Tuhan untuk mengajar anak-anak, karena jika yang diajarkan guru kepada anak SM adalah prinsip-prinsip firman Tuhan, maka Tuhan akan memakainya untuk membentuk hidup dan masa depan anak. Dengan cara demikian guru SM telah menjadi kawan sekerja Allah untuk menuntun anak mendapatkan prinisp-prinsip dalam menemukan kehendak Allah bagi hidupnya.
Untuk dapat mencapai tujuan mengajar yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka gereja Tuhan harus memberi perhatian yang ketat pada bahan-bahan apa yang dipakai Sekolah Minggu untuk mengajar Kebenaran firman Tuhan. Menyeleksi bahan-bahan mengajar merupakan salah satu faktor penting yang akan mendukung kesuksesan pelayanan Sekolah Minggu. Untuk itu akan sangat baik jika kita perhatikan sumber-sumber utama dan sumber-sumber pendukung dalam mengajar SM.
Bahan sumber utama ini harus dimiliki guru untuk menjadi bagian utama dalam hidup dan pelayannnya sebagai guru SM.
Alkitab adalah sumber utama yang harus menjadi dasar dan pedoman utama dalam mengajar. Karena itu untuk mengajar dengan baik guru harus mempelajari Alkitab secara sistematik dan menguasai garis besar isi Alkitab. Jika guru SM tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang Alkitab maka akan sulit bagi guru untuk menilai apakah prinsip-prinsip ajaran yang diberikan kepada anak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan atau tidak.
Secara ideal, gereja setempat seharusnya menyediakan buku Kurikulum Sekolah Minggu yang dibuat sendiri oleh tim Pembina gereja sehingga apa yang diajarkan di SM adalah sesuai dengan garis-garis pengajaran gereja (dogma gereja) dan program gereja. Namun hal ini masih sulit dilaksanakan di gereja-gereja di Indonesia karena terbatasnya orang-orang yang mampu membuatnya. Oleh karena itu, banyak sekali gereja yang membeli buku Kurikulum Pelajaran yang sudah jadi yang umumnya dibuat oleh lembaga pelayanan anak dan dijual di toko-toko buku Kristen. Di Indonesia, buku-buku Kurikulum Pelajaran SM yang banyak beredar, misalnya: Suara Sekolah Minggu, Buku Pintar Sekolah Minggu, dll.
Untuk menjamin bahan kurikulum ini dapat dipakai dengan baik oleh guru, sangat penting SM menyediakan waktu dimana guru-guru SM dapat bertemu (minimal seminggu sekali) untuk membicarakan tentang persiapan mengajar. Selain menjadi kebiasaan bagi guru untuk disiplin dalam menyiapkan pelajaran, waktu pertemuan ini juga sangat bermanfaat untuk guru bisa saling belajar dan berbagi berkat dan pergumulan untuk menambah semangat dalam melayani.
Sekalipun sangat penting, namun gereja pada umumnya masih belum menyediakannya bagi guru. Buku Pedoman Guru ini berisi pokok-pokok penting pelayanan SM yang harus diketahui oleh guru sebelum (juga sesudah) terlibat dalam pelayanan SM. Diantaranya mencakup tentang visi, misi dan tujuan SM setempat, juga informasi singkat tentang sejarah berdirinya SM gereja setempat dan perkembangannya hingga sekarang (berapa jumlah kelas, jumlah guru, jumlah anak dan fasilitas yang dimiliki SM, statistik SM, kegiatan-kegiatan yang pernah diadakan SM, dll). Selain itu, bagian penting lain yang harus ada dalam buku pedoman guru ini adalah prinsip-prinsip penting yang harus diketahui guru dalam mengajar dan juga aturan-aturan SM yang harus diikuti dan diperhatikan SM. Jika memungkinkan bisa dilampirkan lembaran komitmen guru yang ditandatangani guru yang bersangkutan untuk menjadi pengingat akan kesediaannya dalam melayani di SM.
Bahan sumber pendukung ini penting dimiliki oleh guru secara pribadi, namun jika belum memungkinkan SM dapat menyediakannya di perpustakaan guru SM/gereja sehingga guru dapat memakainya sewaktu-waktu. Buku-buku bahan pendukung tersebut adalah:
Buku-buku ini sangat penting digunakan oleh guru untuk menolongnya dapat menginterpretasi dan mengajarkannya dengan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Buku-buku tersebut antara lain: Konkordansi, Kamus Alkitab, Peta Alkitab, Tafsir Alkitab, Ilustrasi Kotbah dll.
Buku-buku ini akan menolong guru SM untuk belajar sendiri tentang pokok-pokok penting iman Kristen sehingga guru memiliki fondasi iman yang kuat dan alkitabiah. Namun karena ada berbagai aliran sistem teologia, maka guru perlu memilih buku-buku yang sesuai dengan sistem pengajaran gereja setempat.
Buku-buku praktika ini penting bagi guru SM untuk menambah wawasan, kemampuan dan ketrampilan dalam mengajar. Dalam bentuk lain, secara rutin gereja bisa menolong guru-guru dengan memberikan training/seminar/workshop yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar dan mengelola kelas.
Di dalam buku tulisan John Milton Gregory, yang berjudul "Tujuh Hukum mengajar" terdapat prinsip hukum-hukum mengajar yang sangat berguna bagi guru SM untuk mempelajari dan menerapkannya ketika ia mengajar. [Silakan membaca penjelasan pokok ini secara lebih detail dalam bahan-bahan Referensi Pel. 4]
Pengajar/Guru harus tahu dan menguasai apa yang diajarkan.
Murid harus memiliki gairah untuk memperhatikan dan menyerap sebanyak mungin pelajaran yang diberikan.
Guru harus memakai bahasa yang sesuai dengan kemampuan murid; singkat, pendek dan sederhana.
Bahan mengajar haruslah membangun dari apa yang sudah ada, artinya murid harus sudah menguasai pelajaran yang lalu (lama) sebelum diberikan pelajaran yang baru.
Guru membantu murid untuk mandiri, artinya menolong murid untuk dapat menemukan sendiri kebenaran dan mengembangkannya untuk kebutuhannya yang lebih pribadi.
Pelajaran yang diberikan kepada murid harus diberikan dalam suasana yang kondusif agar dapat dimengerti, diterima dan dilaksanakan.
Ujian/test harus diberikan untuk meneguhkan hasil yang telah dicapai.
DOA
"Terima kasih Tuhan untuk hikmat yang Kau berikan, sehingga aku boleh dipakai Tuhan untuk menjadi kawan sekerja-Mu dalam membimbing anak- anak kecil ini untuk bertemu dan mengenal-Mu secara pribadi. Biarlah Engkau terus bimbing aku agar aku bisa menggali Kebenaran-Mu untuk aku ajarkan kepada anak-anak-Mu ini. Amin"
[Catatan: Tugas Pertanyaan ada di lembar terpisah.]