Nama Kursus | : | SIAPAKAH YESUS KRISTUS? |
Nama Pelajaran | : | Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati |
Kode Pelajaran | : | SYK-P03 |
Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI DAN MANUSIA SEJATI
Daftar Isi
Doa
YESUS ADALAH ALLAH SEJATI DAN MANUSIA SEJATI
Yesus adalah Allah Sejati
Ayat Hafalan:
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" (Yohanes 1:1).
Dalam pelajaran yang lalu kita telah belajar bahwa Yesus adalah Firman Allah dan Anak Allah. Dalam pelajaran ini kita akan melihat bahwa Yesus adalah Allah sendiri. Mungkin anda bertanya, "Saya tidak mengerti ini, bagaimana Yesus bisa menjadi Firman Allah, Anak Allah dan juga Allah itu sendiri?" Di awal pelajaran ini, baiklah kita memahami bersama bahwa Allah adalah lebih besar dari pada pengertian kita. Manusia memiliki pemikiran yang terbatas, sehingga tidak bisa memikirkan Allah dengan sempurna. Kita tidak mengenal Allah karena kepandaian yang kita miliki, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 1:21. Tetapi puji syukur kepada Allah, karena Ia memilih menyatakan itu kepada kita. Itulah tujuan kita dalam pelajaran-pelajaran ini untuk belajar bagaimana Allah mengajar kita dalam Alkitab mengenai Yesus. Kita akan melihat bahwa Alkitab sangat jelas mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah.
Kita Diberitahu Secara Jelas Bahwa Yesus adalah Allah
Kita akan memperhatikan dua ayat yang menceritakan bahwa Yesus adalah Allah. Pertama, Yohanes 1:1, yaitu ayat hafalan pertama kita untuk pelajaran ini. Kita telah belajar dalam pelajaran kedua, bahwa kata "Firman" menunjuk kepada Yesus. Ayat ini menerangkan kepada kita, bahwa Firman itu adalah Allah." Jika ada yang berkata bahwa Allah dan Firman (Yesus) tidak sama, berarti setuju bahwa Alkitab tidak benar.
Ayat kedua yang ingin kita lihat adalah Roma 9:4-5. Ayat ini berbicara tentang anak-anak Israel (bangsa Israel) dan bagaimana mereka menerima Hukum Taurat dan janji-janji Allah. Hal itu menerangkan bagaimana Yesus secara fisik dilahirkan dalam bangsa mereka. Dengan kata lain, dalam pandangan manusia, Yesus akan jadi orang Israel. Tapi ayat ini juga menceritakan pada kita bahwa Kristus di atas segala-galanya, dihormati sebagai Allah selama-lamanya.
Kebenaran bahwa Yesus adalah Allah tidak ditemukan dalam dua ayat itu saja. Kita juga akan belajar di bagian lain yang memuat kebenaran dengan sangat jelas kepada kita.
Kuasa Yesus Mengampuni Dosa Menunjukkan Bahwa Yesus adalah Allah
Semua dosa adalah melawan Allah. Pada masa lalu, raja Daud berdoa pada Allah dan berkata bahwa hanya kepada Allah saja ia berdosa (Mazmur 51:6). Hal itu membuktikan bahwa satu-satunya pribadi yang bisa mengampuni dosa adalah pribadi kepada siapa manusia berdosa. Kita akan melihat bahwa Yesus mempunyai kuasa mengampuni dosa. Bacalah dalam Markus 2:1-12. Dari ayat-ayat ini kita belajar hal-hal berikut. Yesus berkata kepada orang lumpuh itu bahwa dosa-dosanya diampuni. Musuh-musuh Yesus berkata bahwa hanya Allah saja yang bisa mengampuni dosa. Mereka benar tentang itu. Kemudian mereka mengatakan Yesus melakukan kejahatan karena Dia mengatakan memiliki kuasa yang hanya kepunyaan Allah sendiri. Yesus kemudian menyembuhkan orang itu sehingga membuktikan pada orang-orang bahwa Dia sungguh-sungguh mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa. Mari kita memikirkannya dengan cara sebagai berikut. Andai kata di sini ada sebuah rumah yang kita tahu bahwa dia adalah orang yang mempunyai kunci itu. Jika kita melihat orang itu datang ke rumah, kemudian mengambil kunci dan membuka pintu maka kita akan mengetahui bahwa dia pemilik dari rumah itu. Kita mengetahui bahwa hanya Allah yang bisa mengampuni dosa. Oleh sebab itu bila kita melihat Yesus datang dengan kuasa untuk mengampuni dosa, kita tahu bahwa Yesus adalah Allah.
Yesus Menyatakan Mempunyai Penghormatan yang Sama dengan Allah
Perhatikan Yohanes 5:23. Dalam ayat ini, Yesus menyatakan dengan jelas bahwa manusia akan menghormati Dia sebagaimana mereka menghormati Bapa. Jikalau anda akan mulai membaca dari ayat 16, anda akan menemukan bahwa orang-orang Yahudi mau membunuh Yesus. Orang-orang Yahudi berkata bahwa Yesus telah mengajarkan bahwa Dia sama dengan Allah, ayat 18. Jika Yesus tidak menjadi sama dengan Allah, Dia sudah tentu akan membenarkan mereka. Dia akan membuat itu jelas bagi mereka bahwa mereka telah salah mengerti dan Dia tidak mengatakan sama dengan Allah. Apakah Dia melakukan ini? Tidak. Malahan Yesus memberitahukan kepada mereka bahwa "Semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa."
Perhatikan dalam Filipi 2:6, ayat ini menceritakan bahwa Yesus telah menjadi Allah sebelum Ia datang di dunia. Yesus tidak pernah berpikir bahwa Dia merampas hak Allah dengan menjadi sejajar dengan Allah, melainkan Ia sedang menyatakan sejajar dengan Allah, karena Ia adalah Allah itu sendiri.
Yesus Menerima Pujian Seperti Allah
Perhatikan dua kenyataan berikut, pertama dalam Kisah Para Rasul 14:8-18, kita membaca bahwa Paulus dan Barnabas sedang mengajar di Listra (dengan kuasa Yesus.) Orang banyak yang melihat mereka mengatakan ada dewa-dewa yang telah turun dari sorga. Paulus dan Barnabas dengan segera memperbaiki kesalahan ini dan memberitahukan kepada orang-orang itu bahwa mereka sama seperti diri mereka sendiri yang tidak patut untuk diagung-agungkan. Tindakan ini tepat seperti yang seharusnya mereka lakukan.
Kedua, ketika Yohanes mendapat mimpi dari sorga, ia jatuh tersungkur menyembah orang yang berbicara kepadanya, orang itu memberitahukan bahwa dia tidak seharusnya melakukan demikian. Hanya Allah yang harus disembah. Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian .... kesaksian Yesus adalah roh nubuat" (Wahyu 19:10). Malaikat yang berbicara kepada Yohanes menolak untuk disembah karena dia tahu bahwa hanya Allah yang patut disembah. Dia melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.
Sekarang bacalah Yohanes 20:27-29. Sesudah kebangkitannya, Yesus menampakkan diri kepada Tomas. Ketika Tomas menyadari bahwa itu benar- benar Yesus yang telah bangkit dari kematian, dia berkata, "Ya Tuhanku dan Allahku." Apakah Yesus menolak untuk memperbaiki panggilan Allahnya? Tidak. Yesus menerima yang Tomas katakan. Mengapa? Yesus melakukan demikian karena Dia adalah Allah.
Allah dalam Kristus
Kadang-kadang orang tidak mau memuliakan Yesus seperti mereka memuliakan Bapa. Mereka membuat lelucon dan berkata, "Jika Yesus adalah Allah, itu artinya bahwa Allah mati di atas kayu salib. " Sebenarnya, tepat yang Alkitab ajarkan kepada kita dalam 2 Korintus 5:19 "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus."
Kita juga membaca tentang hal ini dalam Kisah Para Rasul 20:28, dalam ayat tersebut Paulus sedang berbicara kepada penatua-penatua Gereja di Efesus. Dia mengatakan kepada mereka bagaimana mereka harus memelihara Gereja Tuhan, yang dibeli dengan darah-Nya sendiri. Apabila anda membaca dengan seksama ayat ini, anda akan melihat bahwa Paulus sedang berbicara tentang Allah. Dia menyebut gereja dengan "Gereja Allah" dan kemudian menambahkan, "yang Allah beli dengan darah-Nya sendiri."
Ada banyak hal yang tidak kita mengerti. Bila kita melihat tentang kita dalam dunia, kita melihat banyak hal yang terlalu sulit kita mengerti. Jika kita tidak bisa mengerti hal-hal yang diciptakan oleh Allah, betapa bodohnya kita meminta untuk mengerti semua hal-hal yang dalam dari Allah. Tetapi hal-hal yang Allah ajarkan kepada kita bisa kita percayai. Kita telah melihat bahwa Alkitab benar-benar mengajar bahwa Yesus adalah Allah. Kita boleh tidak mengerti tentang semua itu, tetapi kita bisa mempercayai hal itu, karena Allah telah mengajarkan itu kepada kita. Keajaiban itu adalah bahwa Allah pasti akan datang ke dunia dalam rupa manusia, hidup di antara manusia, dan mati untuk dosa-dosa mereka sehingga mereka memiliki hidup selama-lamanya melalui iman yang dalam kepada-Nya.
Yesus adalah Manusia Sejati Tanpa Dosa
Ayat Hafalan:
"Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15).
Kita telah belajar tadi tentang Yesus yang adalah Allah. Kini, kita akan belajar juga bahwa Yesus adalah seorang Manusia sejati. Kita akan melihat bagaimana Yesus menjadi manusia dalam segala hal seperti diri kita sendiri kecuali bahwa Dia tanpa dosa. Jika kita akan mulai mengerti sifat alami yang sejati dari Yesus, kita harus mengerti bahwa Dia adalah Allah dan juga manusia.
Marilah kita pikirkan tentang hal ini. Seorang manusia mungkin memegang mata uang dalam tangannya. Dia tahu bahwa itu adalah satu mata uang. Dia juga mengetahui bahwa mata uang itu mempunyai dua sisi. Itulah sifat Yesus, Ia adalah satu tetapi memiliki dua sisi, sisi Allah dan sisi manusia. Sebagaimana kita pelajari tentang Yesus menjadi manusia, marilah kita juga mengingat bahwa Dia adalah Allah. Ayat hafalan kita di atas memberitahu tentang kedudukan Sang Imam Besar kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus, yang pernah menjadi manusia sama seperti kita, hanya Dia tidak berbuat dosa. Marilah kita pelajari bersama-sama tentang hal ini.
Yesus adalah Manusia
Sekarang, pikirkan hal-hal yang Alkitab terangkan kepada kita tentang Yesus yang menyebabkan kita mengetahui bahwa Dia adalah juga manusia.
Yesus Dilahirkan Oleh Seorang Wanita Sebagaimana Kita Adanya.
Meskipun Allah adalah Bapa-Nya, Dia dikandung dalam rahim Maria dengan kuasa Roh Kudus. Dia bertumbuh dan dilahirkan seperti semua bayi-bayi yang lain. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat (Galatia 4:4).
Tubuh Yesus Seperti Tubuh Kita.
Kita tahu ini karena alasan-alasan berikut:
Dia bertumbuh dari masa muda ke dewasa seperti semua manusia lainnya (Lukas 2:52).
Dia merasa lapar dan haus seperti manusia lainnya, Matius 4:2. "Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai berkatalah Ia-supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Aku haus!" (Yohanes 19:28).
Dia menjadi lelah seperti manusia lainnya (Yohanes 4:6).
Perasaan Yesus Seperti Perasaan Kita:
Dia merasa amat berdukacita atas kematian seorang sahabat sehingga Dia menangis. "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" (Yohanes 11:34-36).
Dia merasa kasihan karena penderitaan orang lain. Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah- rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala (Matius 9:35-36).
Dia merasa sedih dan marah karena kebejatan moral manusia. Ia berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang sekeli
ling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu (Markus 3:5).
Sebagai Seorang Manusia, Yesus Dicobai Sebagaimana Kita Dicobai
"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:14-15). Dalam ayat ini Yesus disebut Imam Besar Agung kita. Selanjutnya dikatakan bahwa Dia dicobai dalam segala hal seperti kita dicobai. Kita jangan berpikir bahwa satu-satunya saat Yesus dicobai adalah ketika setan datang kepada-Nya setelah Dia tidak makan selama 40 hari dan 40 malam. Yesus dicobai di banyak waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda.
Suatu kali, Setan bahkan mencobai Yesus melalui Simon Petrus, salah seorang murid-Nya. Ketika Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya bagaimana Dia harus segera menderita dan mati. Petrus berbicara dengan kata-kata yang bersemangat kepada-Nya. Petrus katakan pada Yesus bahwa hal seperti itu tidak akan pernah terjadi pada-Nya. Setan telah memakai Petrus untuk menggoda Yesus untuk menghindari kematian di atas kayu salib. Jika Setan bisa membujuk Yesus melepaskan diri dari kematian di atas kayu salib, tidak ada keselamatan bagi umat manusia. Yesus mengerti benar apa yang sedang Setan coba lakukan melalui Petrus. Itulah sebabnya Yesus berbicara kepada Petrus seperti Dia katakan dalam Matius 16:23, baca juga Matius 16:21-23. Kita semua harus mengerti ini. Ada saat-saat Setan akan mencobai kita lewat teman-teman kita.
Ada hal-hal lain yang seharusnya kita mengerti tentang cobaan terhadap Yesus. Dia menolak mempergunakan kuasa untuk membuat pencobaan lebih ringan. Ketika Dia merasa lapar, Setan mencobai-Nya untuk mengubah batu-batu menjadi roti. Yesus mempunyai kuasa untuk melakukan itu. Yesus menolak mempergunakan kuasa untuk meringankan cobaan-cobaan yang dibebankan Setan pada-Nya, kenapa? Karena jika demikian maka Dia tidak akan pernah dicobai seperti kita dicobai, dia tidak bisa betul-betul seperti kita. Contohnya, seorang yang lapar, yang merampok atau mencuri, mungkin mencoba memaafkan dirinya sendiri dengan berkata, "Ya, ketika Yesus lapar Dia mengubah batu menjadi roti. Saya tidak bisa melakukan ini, tapi saya akan menghilangkan rasa lapar saya dengan mencuri," Karena itulah Yesus dengan berani menderita, dan hasilnya Dia memperoleh kekuatan penuh dari pencobaan-pencobaan, Dia bisa mengerti secara penuh dan berbagi perasaan akan pencobaan- pencobaan kita. Dia juga akan memberikan kuasa kepada kita atas Setan, sebagaimana Dia lakukan jika kita memutuskan bergantung kepada-Nya.
Yesus Hidup dalam Kehidupan yang Tanpa Dosa
Bacalah ayat-ayat berikut ini, "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan- kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15, 2 Korintus 5:21, 1 Petrus 2:22). Ini adalah satu cara di mana Yesus, sebagai manusia berbeda dari semua umat manusia. Semua manusia telah berdosa, tetapi Yesus tanpa dosa.
Banyak orang tidak mengerti bahwa ada dua perbedaan cara-cara manusia berdosa. Cara pertama adalah dengan melakukan hal-hal yang kita ketahui adalah jahat. Alkitab menerangkan pada kita beberapa hal yang Allah tidak ingin kita lakukan. Bila orang menolak kehendak Allah dan melakukan hal-hal ini, dia melawan Allah. Kita tahu bahwa itu adalah dosa bila melakukan sesuatu yang salah.
Cara kedua dari perbuatan dosa adalah gagal melakukan hal yang kita ketahui benar. Allah menerangkan pada kita bahwa ada beberapa hal yang seharusnya kita lakukan. Bila kita lalai melakukan hal-hal ini, kita berdosa terhadap Allah (Yakobus 4:17).
Bila kita berkata bahwa Yesus adalah tanpa dosa, kita menunjukkan bahwa Dia tidak pernah melakukan apapun yang jahat di mata Allah. Kita juga menunjukkan bahwa Dia selalu melakukan apapun yang baik di mata Allah. Dia tidak pernah melakukan yang jahat. Dia tidak pernah gagal melakukan yang baik.
Pentingnya Yesus Menjadi Manusia Tanpa Dosa
Dalam 2 Korintus 5:21, kita belajar bahwa Yesus yang tidak berdosa, menjadi berdosa untuk kita, sehingga kita dibuat menjadi benar dihadapan Allah melalui Yesus. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." Jika seandainya Yesus berdosa, Dia tidak bisa menggantikan tempat orang-orang berdosa. Dia akan menerima hukuman atas dosa- dosanya sendiri.
Contohnya, andaikata dua orang membunuh seorang pria. Mereka diadili dan kedapatan bersalah. Kemudian seorang dari mereka berkata kepada hakim, "Tuan, biarkan saya mati menggantikan teman saya." Dengan segera hakim akan menjawab," tidak. Kamu dua-duanya bersalah. Dia harus mati untuk kesalahan yang dia lakukan dan kamu mati untuk kesalahanmu sendiri." Orang yang bersalah harus menderita karena kesalahannya sendiri.
Yesus adalah orang yang tidak berdosa dan tidak pernah melakukan dosa. Itulah sebabnya Dia dapat menggantikan hukuman karena dosa-dosa kita.
Doa
"Ya Yesus, aku bangga bisa mengenal-Mu lebih dalam. Sebelum kedatangan-Mu ke dunia, jarak antara manusia dengan Allah begitu jauh, tetapi kini aku tahu bahwa Engkau adalah Allah itu sendiri, yang membuat hubungan manusia dengan Allah menjadi sangat dekat. Aku juga bersyukur karena di dalam keberadaan-Mu sebagai Allah, Engkau mau merendahkan diri-Mu menjadi Manusia yang sangat rendah, sehingga Engkau benar-benar memahami keberadaanku. Amin."
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]