Nama Kursus | : | Orang Kristen yang Bertanggung Jawab |
Nama Pelajaran | : | Bertanggung Jawab dalam Hal Keanggotaan Gereja dan Kehidupan Keluarga |
Kode Pelajaran | : | OKB-P04 |
Pelajaran 04 - BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL KEANGGOTAAN GEREJA DAN KEHIDUPAN KELUARGA
DAFTAR ISI
DOA
BERTANGGUNGJAWAB DALAM HAL KEANGGOTAAN GEREJA DAN KEHIDUPAN KELUARGA
Bertanggung Jawab dalam Keanggotaan Gereja
Ketika seseorang memasak makanan dengan menggunakan arang, maka arang itu akan ditumpuk menjadi satu lalu dibakar. Arang itu akan menghasilkan panas yang cukup, api akan menyala dari padanya, sehingga makanan bisa dimasak. Bayangkan jika arang itu terpisah-pisah, setiap arang akan menyala sebentar kemudian akan berhenti menyala. Agar dapat membakar dengan api yang panas, arang-arang itu perlu disatukan sehingga setiap arang dapat menghasilkan panas pada kobaran api yang akhirnya dapat dipakai untuk memasak makanan (Kolose 1:18; Efesus 1:22; Matius 16:18).
Keanggotaan gereja sama halnya seperti api bara arang itu. Setiap anggotanya perlu mendukung anggota yang lainnya untuk menolong kita agar menyala dengan terang. Kita membutuhkan dukungan dari sekelompok orang Kristen lainnya agar dapat bertumbuh dan terpelihara dalam iman Kristen. Kehidupan Kristen berarti hidup dalam persekutuan dengan orang Kristen yang lain. Persekutuan inilah yang disebut jemaat Kristen. Merupakan hal yang sangat sulit bahkan tidak mungkin jika seseorang menjadi Kristen dan bertumbuh dalam imannya tanpa pertolongan dan dukungan dari orang Kristen lainnya.
Yesus Kristus mendirikan jemaat agar menolong pengikut-Nya untuk bertumbuh, sehingga mampu menolong satu dengan yang lainnya dalam kehidupan Kristen. Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus, yakni jemaat. Kita perlu mengetahui dan percaya tentang beberapa hal penting mengenai gereja atau jemaat.
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja
"Ialah (Yesus Kristus) kepala tubuh, yaitu jemaat" (Kolose 1:18). Kristus adalah Kepala. Dan, gereja adalah tubuh Kristus. Hubungan Kristus dengan jemaat diibaratkan dengan kepala dan tubuh. Kristus adalah kepala dan jemaat adalah tubuh. Kepala adalah sumber kehidupan dan mengikat anggota tubuh menjadi satu kesatuan. Kristus hidup untuk selama-lamanya, demikian pun yang akan dialami semua tebusan-Nya. Kepala memberi petunjuk kepada tubuh. Ia juga memberi kehidupan dari seluruh tubuh. Tanpa kepala, seluruh tubuh akan mati. Yesus Kristus memberi petunjuk kepada tubuh-Nya yaitu gereja. Tanpa Dia, tidak akan ada kehidupan sama sekali dalam gereja. Kepala tidak dapat bekerja tanpa sebuah tubuh yang dapat mewujudkan tujuannya. Menyebut Kristus sebagai Kepala Gereja menunjukkan bahwa Kristus adalah sumber kehidupan bagi gereja. Yesus sebagai Kepala Gereja memiliki relasi khusus dengan jemaat, maka jemaat mendapatkan perlakuan khusus di hadapan-Nya.
Meskipun antara kepada dan tubuh dapat dapat dipisahkan satu sama lain, namun keduanya saling membutuhkan. Anda tentu ingat kisah tentang perjalanan Paulus ke Damsyik (Kisah Para Rasul 9:4). Dimana saat itu Yesus berkata kepadanya "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Perkataan itu muncul karena Paulus telah menganiaya umat Kristus. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antara Kristus dengan jemaat sebagai tubuh begitu erat. Kata 'tubuh' juga dapat dijelaskan seperti gambaran pengantin perempuan dan pengantin laki-laki yang tertulis dalam Efesus pasal 5. Keduanya saling membutuhkan, namun tidak identik.
Yesus Berkata, "Aku akan mendirikan Gereja-Ku"
Yesus memberitahu kepada Petrus, "Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (Matius 16:18). Jemaat Kristus dibangun oleh Tuhan sendiri. Yesus ingin menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang mendirikan gereja-Nya. Tuhan tahu akan kebutuhan manusia untuk bersekutu. Ia tahu pengikut-pengikut-Nya tidak akan bertumbuh dalam iman mereka tanpa tubuh (jemaat). Mereka tidak akan setia dan meneladani cara hidup-Nya. Mereka tidak akan memiliki kekuatan rohani untuk mengatasi kejahatan dan percobaan Iblis. Ia ingin agar mereka semua tahu bahwa tidak ada gereja kecuali Kristus sendiri yang mendirikannya.
Gereja adalah Tubuh Kristus di Dunia Ini
"Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu." (Efesus 1:22-23).
Rasul Paulus menyebut gereja sebagai "Tubuh Kristus." Dalam 1 Korintus 10:16, dijelaskan bahwa orang-orang percaya yang telah diselamatkan merupakan tubuh Kristus. Bahkan, 1 Korintus 12:27 dengan tegas menyatakan bagaimana posisi seseorang setelah menerima penebusan dari Kristus. Sebagai "Kepala", Kristus telah mati untuk membawa pengikut-Nya kepada hubungan yang benar dengan Allah dan menyatukan mereka menjadi keluarga orang-orang percaya. Keluarga itu adalah gereja. Keluarga ini, yakni tubuh ini, bertanggung jawab untuk membawa pesan Kristus dan berita keselamatan kepada seluruh dunia.
Orang-orang Kristen adalah Anggota Tubuh Kristus, yaitu Jemaat
"Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan" (Kisah Para Rasul 2:47b).
Dalam Roma 12:5 dikatakan demikian, "... demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain." Tidak seorangpun dapat menjadi anggota gereja sebelum ia dilahirkan kembali melalui iman dalam Tuhan Yesus Kristus. Tuhan memilih orang-orang yang merupakan anggota dari tubuh-Nya, yaitu gereja/jemaat. Tidak ada tempat di dalam gereja bagi laki-laki atau perempuan, anak laki-laki atau anak perempuan atau orang-orang muda lainnya yang tidak Tuhan tambahkan. Keselamatan, melalui iman dalam Yesus Kristus, sangat penting bagi mereka yang merupakan anggota jemaat Kristus. Anggota jemaat Kristus adalah orang-orang yang percaya dalam Yesus Kristus.
Tubuh Kristus, Melakukan Pekerjaan Kristus di Dunia Saat ini
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20)
Anggota-anggota tubuh Kristus adalah pekerja-pekerja Kristus di dunia pada saat ini. Kepala Gereja, yakni Kristus, memberi petunjuk dalam melakukan pekerjaan-Nya. Perintah ini diberikan kepada anggota-anggota tubuh Kristus. Setiap anggota memiliki tempatnya sendiri. Setiap anggota memiliki tugas sendiri untuk dikerjakan. Semua dikerjakan di bawah perintah Kristus, yaitu Kepala Gereja. Sebagai pengikut Kristus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi bagian dari tubuh-Nya, yaitu gereja. Ketika kita menolong untuk menguatkan kelompok ini, yaitu gereja, kita menolong untuk membangun dasar yang kuat antara hidup kita, keluarga kita dan sesama kita.
Dengan bergabung dan mendukung gereja, penyembahan lokal, pekerjaan dan pemberitaan Injil, kita menolong untuk menguatkan Kerajaan Allah di seluruh dunia. Seluruh umat percaya, sebagai tubuh Kristus harus bersifat aktif dan mendukung kegiatan-kegiatan di gereja. Melayani tubuh Kristus adalah sebuah beban bagi setiap orang percaya, dan memperluas Kerajaan Allah di dunia ini adalah tujuan umat percaya.
Setiap orang tidak perlu merasa khawatir karena takut tidak diterima menjadi anggota Tubuh Kristus. Kristus adalah Kepala gereja, sehingga setiap anggota individu pasti akan diterima. Sebagaimana ajaran Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, yaitu tubuh terdiri dari banyak anggota. Ada mata, telinga, tangan, kaki, mulut dan lain sebagainya. Masing-masing anggota memiliki tugas dan peranannya sendiri-sendiri, tetapi semuanya adalah satu kesatuan yang disebut dengan tubuh. Kemajemukan orang percaya justru akan saling memperlengkapi satu sama lain dan saling menguatkan.
Bertanggung Jawab dalam Kehidupan Keluarga
Setiap orang percaya juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam rumah tangga Kristen (Markus 10:2-12; Efesus 5:21-6:4; 1 Petrus 3:1-7). Hal ini sangatlah penting karena setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi Kristus. Jika rumah tangga Kristen mereka tidak menjadi teladan, bagaimana mungkin dapat bersaksi tentang Kristus di lingkungan sekitarnya.
Tanggung Jawab dalam Pernikahan
Alkitab mengajar dengan pasti bahwa Allah menghendaki pernikahan di dalam hidup kita (Markus 10:2-12). Satu masalah yang sangat serius yang dihadapi orang-orang pada masa ini ialah bahwa perpisahan dan perceraian sudah menjadi masalah yang dihadapi seluruh dunia, baik oleh para suami istri Kristen maupun para suami istri bukan Kristen. Tetapi Alkitab berkata, "Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Markus 10:9). Para suami dan istri Kristen harus berusaha hidup menurut Alkitab. Mereka tentunya akan mengalami masa-masa sulit dalam pernikahan mereka. Mereka harus membuat janji setia dalam pernikahan dan mencari jalan keluar untuk setiap permasalahan yang mereka hadapi. Para suami dan istri Kristen harus meminta kepada Tuhan agar menolong mereka untuk hidup bersama seperti satu tubuh.
Tanggung Jawab dalam Hubungan Keluarga (Suami dan Istri serta Anak-anak)
Tuhan berbicara kepada orang-orang Kristen di kota Efesus melalui rasul-Nya yaitu Paulus. Ia memberi mereka suatu dasar untuk membangun rumah tangga Kristen yang kuat. Ia berkata "dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus" (Efesus 5:21). Merendahkan diri satu sama lain berarti setia satu sama lain. Para suami istri Kristen harus setia satu sama lain. Mereka harus memberikan diri mereka satu sama lain sebab Tuhan memerintahkan mereka untuk melakukan demikian.
Kasih adalah aspek penting lainnya dalam membangun rumah tangga Kristen. Dalam pesannya kepada para suami Kristen, Allah berkata, "Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya" (Efesus 5:25). Dalam beberapa kebudayaan, sangatlah jarang bagi seorang suami atau istri mengatakan kepada pasangannya "Aku cinta padamu." Agaknya seorang suami lebih suka menunjukkan cinta dan penghargaan kepada istrinya dengan melakukan sesuatu untuknya. Di beberapa budaya lainnya bagaimanapun juga seorang suami akan mengatakan dengan terbuka pada istrinya, "Aku cinta padamu." Tetapi apa yang penting adalah bukan cara suami istri menunjukkan kasih satu sama lain, melainkan bagaimana mereka menyatakan kasih dan perhatian yang bermutu.
Tuhan juga memberikan peringatan kepada para orang tua Kristen. "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan" (Efesus 6:4). Anak-anak adalah salah satu dari pemberian yang paling berharga yang Tuhan pernah berikan kepada kita. Saat kita menerima pemberian dari seseorang, kita sangat menghargainya sehingga kadang-kadang kita menulis surat kepada orang yang memberikannya kepada kita. Berterimakasihlah kepada Tuhan atas pemberian-Nya yang berharga. Kita memelihara pemberian-Nya dengan cara yang sangat khusus.
Tuhan mengharapkan supaya kita menghargai anak-anak kita dan memeliharanya dengan cara yang khusus. Sangat menyedihkan hati Tuhan jika kita tidak merawat anak kita dan menyebabkan kemarahan mereka. Kita perlu mendidik, membimbing dan memelihara anak-anak kita di dalam cara yang diperintahkan Tuhan. Untuk melakukan hal ini kita harus mendisiplin mereka. Jika kita tidak mendisiplin mereka, orang-orang di sekitar kita mungkin akan melihat mereka dan berkata, "Ah, anak-anak macam apa ini?" atau "Mengapa anak-anak ini memiliki kelakuan seperti ini, padahal orang tua mereka Kristen?" Lebih penting lagi, kegagalan dalam mendisiplin anak kita tidak berarti menimbulkan kemarahan mereka. Tetapi bermaksud untuk membimbing kehidupan mereka dengan memperbaiki mereka saat mereka melakukan kesalahan. Dalam rumah tangga Kristen para orang tua mendisiplin anak-anak mereka dalam kasih dan merawat mereka sebagai pemberian yang berharga dari Allah.
Tanggung Jawab Terhadap Pasangan Nikah yang Bukan Kristen
Petrus menujukan ayat-ayat ini untuk para wanita Kristen yang suaminya bukan orang Kristen (1 Petrus 3:1-7). Bagaimanapun juga, kebenaran ini juga dipraktikkan oleh para pria Kristen yang istrinya bukan orang Kristen. Allah berkata, "Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada diantara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya" (1 Petrus 3:1). Para istri Kristen (dan para suami Kristen) harus menunjukkan bahwa mereka berbeda dengan orang lain. Kelakuan yang baik kadang-kadang dapat memenangkan seseorang kepada Tuhan tanpa mengkhotbahkan Firman kepadanya. Seorang istri seringkali dapat memenangkan suaminya kepada Tuhan dengan kelakuannya berbicara dan kualitas hidup berbeda yang dilihat dan diinginkan suaminya. Seorang suami Kristen yang menikah dengan wanita bukan Kristen juga harus melakukan hal yang sama dengan menunjukkan kasih dan perhatian yang tulus kepadanya. Sebuah rumah tangga Kristen yang kuat hanya dapat tercapai jika setiap pengajaran Allah ditaati.
DOA
"Puji syukur kunaikkan kepada-Mu, Tuhan, karena Engkau telah menempatkan aku sebagai anggota tubuh-Mu. Mampukan aku untuk melakukan tugas dan tanggung jawab yang telah Kaupercayakan kepadaku di gereja-Mu. Jadikan aku sebagai duta Kristus di manapun saya berada, terutama dalam keluargaku. Biarlah melalui keluarga kecil ini aku boleh menjadi saksi bagi persatuan Tubuh Kristus. Amin."
[Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah.]