Pelajaran 04 | Pertanyaan 04 | Referensi 04a | Referensi 04c
Nama Kursus | : | Pembentukan Iman Kristen |
Nama Pelajaran | : | Apa itu waktu teduh |
Kode Pelajaran | : | PRK-R04b |
Referensi PRK-R04b diambil dari:
Judul artikel | : | Waktu Teduh |
Judul buku | : | Memulai Hidup Baru |
Penerbit | : | Tidak dicantumkan |
Penerbit | : | Jakarta, Persekutuan Kristen Antar Universitas, 1978 |
Halaman | : | 10-12 |
Apa itu Waktu Teduh?
Setiap tukang kebun yang berpengalaman mengetahui bahwa untuk menghasilkan bunga-bunga yang indah diperlukan ketekunan dan kerja keras. Tidak cukup dengan menabur bibit saja. Tanah harus disiapkan, benih harus disirami, rumput-rumput harus dibuang. Pekerjaan pemeliharaan itu perlu dilakukan tiap hari supaya jangan tanaman muda itu mati. Tetapi akhirnya, segala ketekunan dan kerja keras itu membawa hasil dalam bentuk bunga-bunga yang indah dipandang dan harum baunya.
Demikian juga persekutuan kita dengan Tuhan memerlukan pemeliharaan. Tiap hari kita perlu datang pada Tuhan kalau ingin hubungan ini berkembang. Dan akhirnya, buah Roh seperti yang tertulis di Galatia 5:22 akan terlihat juga dalam hidup kita, bagi kemuliaan Tuhan. APA ITU WAKTU TEDUH?
Waktu teduh adalah waktu khusus yang disediakan tiap hari bagi Tuhan. Sebaiknya waktu itu disediakan pada pagi hari sebelum sarapan. Dalam waktu itu kita bertemu dengan Tuhan, berbicara dengan-Nya dalam doa dan mendengar apa yang Ia katakan melalui Firman-Nya.
Waktu teduh adalah respons kita terhadap kerinduan Allah Bapa untuk bersekutu dengan anak-Nya. Waktu teduh adalah persekutuan yang indah dengan Tuhan pada permulaan tiap hari, dan merupakan penyerahan diri secara baru untuk hari itu.
Mengapa perlu waktu teduh?
Ada tiga alasan mengapa kita perlu mengadakan waktu teduh. Pertama, contoh Yesus. Ia menunjukkan betapa Ia menikmati persekutuan dengan Bapanya. Meskipun hari sebelumnya Ia sibuk sekali, tetapi keesokan harinya Ia bangun pagi-pagi dan menyediakan waktu bagi Bapanya. Markus 1:21-37. Kalau Yesus, manusia yang sempurna, memerlukan waktu teduh dengan Tuhan, apa lagi kita.
Kedua, Tuhan merindukan persekutuan dengan kita. Ini suatu hal yang luar biasa, bahwa Pencipta langit dan bumi benar-benar menginginkan persekutuan dengan ciptaan-Nya. Tuhan lebih menghargai persekutuan kita dengan-Nya, dari pada apa yang kita lakukan bagi-Nya. Tuhan lebih menginginkan persekutuan pribadi yang teratur dengan orang itu.
Akhirnya, tanpa waktu teduh yang teratur, kita tidak dapat tumbuh dalam iman. Orang-orang saleh yang dipakai Tuhan dari abad ke abad, semuanya memunyai waktu teduh yang teratur. Misalnya Daud (Mazmur 5:4), Daniel (Daniel 6:11), Martin Luther, John Wesley dan sebagainya.
Saran-saran praktis
Bahan Alkitab: Markus 1:21-39.
Bagian ini memberikan gambaran tentang apa yang Yesus lakukan dalam suatu hari pada permulaan pelayanan-Nya. Cerita dimulai dengan kejadian pada pagi suatu hari Sabat dan berakhir pada keesokan harinya.
Penerapan pribadi
Untuk diskusi