Pertanyaan 06 | Referensi 06a | Referensi 06b
Nama Kursus | : | Pembentukan Rohani Kristen |
Nama Pelajaran | : | Penyakit Rohani |
Kode Pelajaran | : | PRK-P06 |
Pelajaran 06 - PENYAKIT ROHANI
DAFTAR ISI
Doa
PENYAKIT ROHANI
Jika ternyata kerohanian seseorang dalam keadaan buruk/sakit, maka perlu dilakukan tindakan untuk mencari penyebabnya dan bagaimana mengatasinya sehingga dapat menghindari akibat yang lebih buruk lagi. Dalam kasus-kasus kondisi kerohanian yang menurun, merosot, jenuh atau bahkan sakit, berikut ini akan dibahas dua gejala penyakit dalam proses pembentukan rohani.
Istilah 'burn out' dalam bahasa Inggris arti harafiahnya adalah "terbakar habis". Jika dipakai untuk menjelaskan keadaan fisik dan emosi seseorang, maka diartikan sebagai keadaan yang kehilangan semangat, tidak bergairah, dan cenderung putus asa atau depresi.
Jika dipakai dalam konteks kerohanian sebenarnya tidak jauh berbeda, karena 'burn out' juga mengarah pada keadaan dimana orang itu kelelahan secara mental dan emosi (yang tidak dapat diobati hanya dengan istirahat) sehingga kehilangan gairah rohani dan mulai menjauhkan diri dari akivitas-aktivitas rohani karena mulai tidak mampu lagi melakukan tugas-tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Banyak orang Kristen memberikan protes yang keras ketika diketahui bahwa ada seorang hamba Tuhan atau aktivis Kristen yang baik atau orang Kristen yang saleh yang menderita 'burn out'. Menurut mereka keadaan 'burn out' hanyalah dialami oleh orang-orang Kristen yang kurang beriman yang hanya mengandalkan kekuatannya sendiri dan tidak mengandalkan Tuhan; atau karena mereka memiliki motivasi yang salah dalam pelayanan; atau mereka yang hanyalah orang Kristen awam; atau lebih parah lagi karena mereka tidak sungguh-sungguh mendedikasikan hidupnya kepada Tuhan.
Keadaan 'burn out' bisa diumpamakan sebagai sebuah motor, yang tanki bensinnya habis, bannya kempes, atau businya tidak berfungsi sekalipun sudah dibersihkan. Seorang yang 'burn out' mengalami keadaan yang sangat menekan (stressful) dalam dua hal utama: kehilangan keseimbangan dan kehilangan kendali ego.
Contoh Kasus Kejenuhan Rohani dalam Alkitab:
Musa mengalami kelelahan ketika orang-orang dari bangsa Israel datang kepada Musa untuk mempertanyakan mengenai perkara mereka. Musa hanya duduk terdiam, sementara semua orang berdiri di hadapannya. Hingga akhirnya, mertua Musa memberikan masukan kepada Musa, supaya ia dapat mengangkat orang-orang yang cakap dan menjadikannya sebagai hakim atas bangsa itu. Untuk perkara yang mudah, para hakim yang menyelesaikan masalah sendiri, sementara untuk perkara-perkara yang sukar dibawa kepada Musa.
Elia mengalami kelelahan ketika ia hendak menuju ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Izebel menyampaikan pesan kepada Elia melalui bujangnya, pesan itu nampaknya membuat Elia patah semangat dan terdiam untuk waktu yang lama di padang gurun, di bawah pohon arar, di wilayah Bersyeba. Akan tetapi, datanglah malaikat Tuhan yang menguatkan Elia dan menyuruhnya makan, supaya pulihlah kekuatannya dan selama empat puluh hari, empat puluh malam ia menempuh perjalanan untuk sampai ke gunung Horeb.
Kelelahan dan depresi Daud dapat kita temukan dalam tulisan mazmurnya. Daud adalah seseorang yang mampu menuliskan kegelisahan dan situasi hatinya dengan kata-katanya yang puitis. Dalam keadaan yang lemah dan lelah, Daud mengutarakannya kepada Allah dan ia sungguh-sungguh menaruh pengharapannya hanya kepada Allah.
Epafroditus adalah rekan sepelayanan Paulus, dalam Filipi 2:25-30 dituliskan bahwa Epafroditus nyaris mati dalam pekerjaan pelayanan Tuhan dan ia berdukacita dengan permasalahan yang di hadapan oleh jemaat kota Filipi. Akan tetapi, Paulus berniat untuk mengirimnya kepada jemaat di Filipi, supaya jemaat bersukacita dan Epafroditus sendiri juga bersukacita melihat keadaan jemaat.
Paulus adalah seorang rasul yang juga pernah berdukacita dan mengalami kesedihan yang mendalam dengan berbagai rintangan dalam pekabaran Injil dan mengetahui keadaan jemaat yang ia layani. Secara manusiawi, Paulus bersedih dengan jemaat yang mengalami berbagai masalah, akan tetapi ia senantiasa bersukacita di dalam Kristus yang menjadi Kepala bagi jemaat dan yang akan senantiasa mengaruniakan kasih dan damai sejahtera kepada seluruh jemaat.
Pemicu keadaan 'burn out' bisa karena diawali oleh peristiwa-peristiwa seperti di bawah ini: kekecewaan yang mendalam, merasa gagal terus menerus, dikritik bertubi-tubi dari berbagai pihak, merasa tidak diperhatikan dan mendapat pujian yang selayaknya, berselisih paham dengan rekan dekat, terdesak oleh keadaan-keadaan yang tidak memiliki jalan keluar, atau terforsir dengan banyaknya/beratnya tugas dan pekerjaan.
Gejala-gejala burn out:
Prinsip mengatasi keadaan 'burn out':
Mencegah 'burn out' mungkin lebih mudah daripada menyembuhkannya.
Ada hal-hal positif yang bisa Anda pelajari pada saat atau setelah Anda mengalami burn out:
Seseorang yang mengalami 'dehydrated' diartikan sebagai keadaan di mana orang itu kehilangan terlalu banyak cairan dalam tubuhnya sehingga menjadi sangat lemah dan sakit.
Pengertian 'dehydration' dalam konteks rohani adalah keadaan di mana seseorang kehabisan atau tidak memiliki kekuatan rohani yang berasal dari firman Tuhan sehingga keadaan kerohaniannya menjadi lemah dan tidak memiliki kuasa. Keadaan seperti ini seringkali dibarengi dengan masalah yang lebih mendasar yaitu karena ia tidak mengisinya kembali dengan Sumber yang memberikan kehidupan rohani yang sejati.
Orang Kristen yang mengalami keadaan kekeringan ini seringkali merasakan kehampaan yang membuatnya sulit untuk merasakan sukacita dalam persekutuan dengan Tuhan ataupun dalam pelayanan. Namun demikian gejala-gejala ini kadang sulit dikenali karena mudah disembunyikan yaitu dengan cara berpura-pura dan menganggap bahwa hal itu akan membaik dengan sendirinya jika saja ia cukup aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani. Akan tetapi, dampak dari kekeringan rohani justru seringkali lebih mudah dilihat dari orang-orang di sekelilingnya, yang biasanya menjadi korban dari keadaannya itu.
Secara umum gejala-gejala kekeringan rohani adalah:
a. Masalah-masalah yang timbul dan tidak terselesaikan dengan baik.
b. Kehilangan arah dan motivasi yang benar, khususnya dalam pelayanan.
c. Pertumbuhan rohani tidak lagi dapat dirasakan dan dilihat dengan kasat mata, khususnya dari orang-orang dekat.
d. Hilangnya semangat pelayanan karena kehilangan sukacita sejati, yang sering menyebabkan keinginan untuk mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas dan masuk akal.
e. Mulai meninggalkan tanggung jawab, baik dalam hidup maupun pelayanan.
f. Menyibukkan diri dalam pelayanan tetapi hati dan pikiran tidak lagi berpusat pada Tuhan.
g. Mulai mentolelir dosa, tetapi kemudian dihantui oleh rasa bersalah.
Penyebab keadaan kekeringan rohani sangat mudah diketahui, yaitu:
Prinsip mengatasi keadaan kekeringan rohani
Setelah berhasil keluar dari pengalaman kekeringan rohani banyak orang Kristen merasakan pembaharuan hidup rohani yang lebih baik dan lebih tinggi.
Adalah wajar jika dalam pembentukan rohaninya seorang Kristen mengalami berbagai masalah dan tekanan. Keadaan-keadaan seperti ini justru seringkali dipakai Tuhan untuk menguji agar dasar iman tempat kita berpijak semakin kokoh dan kuat. Oleh karena itu hal penting yang harus dilakukan ketika hidup rohani kita lesu dan berbeban berat adalah dengan datang kepada Kristus dan memohon pertolongan-Nya. Dengan kekuatan yang dari Kristus, maka hidup Kristen kita akan disegarkan kembali dan perjuangan iman kita dapat semakin dibangunkan.
"Bapa, kasih-Mu sungguh luar biasa. Engkau bukan saja menyediakan setiap keperluanku, tetapi Engkau juga menyediakan Diri-Mu untuk terus mengobati ketika aku sakit. Terima kasih Tuhan. Ajarkan kepadaku untuk senantiasa menyadari bahwa pusat kekuatan kami adalah hanya di dalam Tuhan, demikian juga pertolongan yang kubutuhkan. Sekali lagi, terima kasih Tuhan untuk kasih setia-Mu memelihara hidupku." Amin.
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]