Nama Kelas | : | Kehidupan Rasul Paulus |
Nama Pelajaran | : | Perjalanan Misi Paulus yang Kedua |
Kode Pelajaran | : | KRP-P03 |
Setelah beberapa lama mengajar di jemaat Antiokhia, Paulus mulai kembali memikirkan panggilannya ke bangsa-bangsa lain. Karena itu, ia mengusulkan kepada Barnabas, "Ayo, kita kembali dan mengunjungi saudara-saudara seiman di setiap kota, tempat kita memberitakan firman Tuhan untuk melihat bagaimana keadaan mereka." (Kisah Para Rasul 15:36, AYT) Dalam rencananya, Barnabas ingin kembali membawa Yohanes Markus beserta mereka.
Namun, Paulus tidak setuju membawa orang muda yang telah meninggalkan mereka sebelumnya. Jadi, Barnabas dan Paulus memutuskan untuk pergi secara terpisah. Barnabas membawa Yohanes Markus berlayar ke Siprus, sedangkan Paulus memilih Silas untuk memulai perjalanan misinya yang kedua.
Pertama, Paulus dan Silas tiba di Derbe. Kemudian, mereka lanjut ke Listra dan bertemu dengan Timotius di sana. Timotius adalah anak Eunike yang sudah dimenangkan Paulus dalam perjalanan misinya yang pertama. Sebagai seorang Kristen baru, Timotius bertumbuh luar biasa dalam imannya dan menunjukkan potensinya sebagai seorang pemimpin. Timotius adalah setengah orang Yahudi dan belum disunat (sunat adalah keharusan bagi setiap orang yang ingin masuk dalam agama Yahudi). Paulus mengundang Timotius untuk ikut bersama mereka dalam perjalanan ini. Untuk menghindari kritikan orang-orang Yahudi di sana, Paulus menyuruh Timotius untuk disunat. Tidak banyak yang kita ketahui apa yang dilakukan di Listra, kecuali: "Para jemaat pun diteguhkan dalam iman dan jumlah mereka bertambah setiap hari." (Kisah Para Rasul 16:5, AYT)
Ketika tiba di Pisidia, Paulus merencanakan untuk pergi ke bagian lain di Asia. Akan tetapi, Roh Kudus tidak mengizinkan mereka pergi ke sana. Oleh karena itu, ia berbelok ke utara menuju Frigia dan Galatia. Di tempat ini, Paulus dan kawan-kawannya memberitakan firman Allah dan mendirikan jemaat baru. Kemudian, Paulus merencanakan untuk lanjut ke Bitinia, tetapi sekali lagi, Roh Kudus tidak mengizinkan mereka ke sana sehingga mereka berbelok ke arah barat. Paulus, Silas, dan Timotius pun tiba di Troas setelah melintasi Misia.
Suatu malam, ketika mereka di Troas, tampak oleh Paulus suatu penglihatan. Ada seorang dari Makedonia berdiri di situ dan memanggil Paulus untuk menyeberang ke tanah itu dan menolong mereka. Penglihatan itu begitu nyata sehingga Paulus membuat kesimpulan bahwa itu adalah suara Tuhan. Kemudian, mereka mengadakan perjalanan menyeberangi laut menuju ke Benua Eropa. Rupanya Lukas bergabung dengan kelompok ini di Troas.
Paulus dan kawan-kawannya tiba di Neapolis dan berjalan sejauh 16 kilometer menuju ke Filipi. Pada hari Sabat, mereka menyusuri sungai yang di situ ada sekelompok wanita orang Yahudi sedang bersembahyang. Mereka memberitakan firman Allah kepada para wanita ini. Salah satu dari mereka adalah Lidia, seorang penjual kain ungu. Dia menerima firman, bersedia dibaptis, dan menuntun seluruh anggota keluarganya untuk percaya dan dibaptis. Selama tinggal di kota itu, Lidia meminta Paulus dan rekan-rekannya menjadi tamu dan menginap di rumahnya. Dari sinilah, jemaat Filipi, di daratan Eropa, dibangun.
Di kota ini ada juga seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung yang setiap hari suka mengikuti Paulus dan kawan-kawannya. Dari hasil tenungannya, tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar (lih. Kisah Para Rasul 16:16-24). Paulus menyembuhkan wanita ini dan dia menjadi Kristen. Tuan-tuannya sangat marah karena melihat harapan mereka untuk memperoleh penghasilan lenyap. Mereka pun menangkap Paulus dan Silas, lalu membawanya ke hadapan penguasa. Paulus dan Silas berkali-kali didera, lalu dimasukkan ke dalam penjara.
"Setelah menerima perintah itu, kepala penjara memasukkan Paulus dan Silas ke penjara bagian dalam dan memasung kaki mereka dengan belenggu." (Kisah Para Rasul 16:24, AYT)
Kira-kira tengah malam, Paulus dan Silas sedang berdoa dan memuji Allah. Tiba-tiba, para tahanan lain, yang sedang mendengarkan mereka, merasakan gempa bumi yang hebat, yang mengguncang seluruh penjara. Seketika itu, semua pintu terbuka dan semua rantai yang membelenggu setiap orang di penjara itu terlepas. Ketika kepala penjara terbangun dari tidurnya dan melihat semua pintu terbuka, ia menyangka para tahanan telah melarikan diri.
Ketika ia hendak bunuh diri, Paulus berkata, "Jangan membahayakan dirimu sendiri karena kami semua di sini!" (Kisah Para Rasul 16:28, AYT)
Dengan gemetar, ia tersungkur di hadapan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka keluar sambil berkata, "Tuan-tuan, apa yang harus aku lakukan agar diselamatkan?” Dan, mereka menjawab, “Percayalah dalam Tuhan Yesus dan kamu akan diselamatkan, kamu dan semua orang yang tinggal di rumahmu." (Kisah Para Rasul 16:30-31, AYT) Kemudian, mereka memberitakan firman Tuhan kepada dia dan seisi rumahnya. Ia dan keluarganya memberikan diri untuk dibaptis. Lalu, ia membawa Paulus dan Silas ke rumahnya, membersihkan luka-luka mereka, dan menghidangkan makanan untuk mereka. Ia dan seisi rumahnya sangat bersukacita sebab mereka boleh percaya kepada Allah.
Pembesar-pembesar kota akhirnya tahu bahwa Paulus dan Silas ternyata warga negara Romawi padahal mereka telah mendera dua orang itu. Wali kota itu pun datang ke penjara dan meminta maaf kepada Paulus dan Silas, lalu meminta mereka meninggalkan penjara dan kota itu. Akan tetapi, Paulus dan Silas pergi ke rumah Lidia untuk bertemu dengan saudara-saudara Kristen di sana dan memberi mereka semangat untuk meneruskan pelayanan mereka di Filipi.
Dari Filipi, Paulus dan Silas pergi ke Tesalonika. Selama tiga hari Sabat berturut-turut, Paulus memberitakan firman Allah di rumah ibadat Yahudi dan berhasil memenangkan banyak orang Yahudi dan Yunani. Sekali lagi, orang Yahudi menjadi iri hati dan membuat keributan. Walaupun begitu, para rasul berhasil mendirikan jemaat yang kuat sebelum mereka diusir keluar dari kota itu.
Dari Tesalonika Paulus dan Silas pergi ke Berea. Orang-orang di sana mendengarkan Rasul Paulus, kemudian mereka mempelajari Kitab Suci untuk membuktikan kebenaran yang dikatakan oleh rasul itu. Banyak orang Yahudi dan Yunani percaya dan menjadi orang Kristen. Ketika orang Yahudi di Tesalonika mendengar tentang keberhasilan Rasul Paulus, mereka marah dan pergi ke Berea untuk mengusir mereka. Lalu, Paulus pergi meninggalkan Berea, tetapi Silas dan Timotius tetap tinggal di sana.
Beberapa teman Paulus menolongnya meneruskan perjalanan ke Athena lewat laut. Ketika teman-temannya kembali ke Berea, Paulus mengirimkan pesan untuk Silas dan Timotius supaya mereka secepat mungkin datang ke Athena.
Athena adalah kota sejarah, seni, budaya dan filsafat yang indah. Pada saat Paulus berjalan-jalan di kota itu, ia melihat banyak kuil, tempat suci, mazbah, dan patung-patung penyembahan. Hatinya sedih melihat semuanya ini, terutama ketika melihat sebuah mazbah dengan tulisan: KEPADA ALLAH YANG TAK DIKENAL. Ia menyadari bahwa orang-orang di sana telah lama mencari Allah yang hidup dan benar. Paulus tidak bermaksud untuk memberitakan firman di Athena, tetapi sekarang ia tidak dapat berdiam diri lebih lama lagi. Ia harus menyatakan kebenaran tentang Tuhan dan Juru Selamat yang sesungguhnya.
Paulus pun mulai memberitakan firman Allah di rumah ibadat dan pasar, dan orang-orang mulai mendengarkannya. Sesudah itu, ia dibawa ke dewan kota itu karena ingin menjelaskan tentang Allah yang ia kenal, yaitu Sang Pencipta langit dan bumi, sumber kehidupan dan kekuatan. Selanjutnya, Paulus menjelaskan tentang pentingnya pertobatan dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit dari kubur. Namun, saat ia mulai berbicara tentang kebangkitan orang mati, orang-orang itu mulai tertawa dan mengejeknya. Akan tetapi, yang lain berkata, "Kami ingin mendengar engkau berbicara mengenai hal ini lagi." Ada beberapa orang dari mereka menjadi percaya.
Kemudian, Paulus meninggalkan Athena dan pergi ke Korintus. Korintus adalah kota yang kaya dan kuat, tetapi kota ini adalah kota yang penuh dengan dosa. Banyak orang Yahudi di kota ini. Salah satu dari orang-orang ini adalah Akwila dan istrinya, Priskila.
Mereka bekerja sebagai tukang kemah dan Paulus bergabung dengan mereka agar ia dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia tinggal bersama-sama dengan mereka, dan setiap hari Sabat pergi ke rumah ibadat untuk memberitakan firman Allah kepada orang Yahudi dan Yunani. Paulus terus bersaksi kepada orang Korintus. Ia memiliki teman-teman baru, bekerja, dan mengajar firman Tuhan kapan pun ada kesempatan.
Paulus sangat bersukacita ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia. Mereka bersemangat ketika mengetahui bahwa jemaat di Tesalonika kuat imannya.
Jemaat Korintus semakin kuat sehingga orang-orang Yahudi mulai membuat masalah. Paulus berkata kepada mereka, ".... Darahmu ada di atas kepalamu sendiri! Aku bersih. Mulai sekarang dan seterusnya, aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain." (Kisah Para Rasul 18:6, AYT)
Paulus pergi ke rumah Titus Yustus yang tinggal di sebelah rumah ibadat. Krispus, kepala rumah ibadat itu, juga percaya kepada Kristus bersama seluruh keluarganya. Banyak orang menjadi percaya dan dibaptis.
Pada suatu malam, Paulus menerima sebuah penglihatan dari Allah dan Allah berfirman bahwa Ia akan selalu memberikan perlindungan dan bimbingan kepadanya. Paulus pun menetap di sana untuk mengajar firman Allah (lih. Kisah Para Rasul 18:11).
Akan tetapi, ketika Galio menjadi gubernur, orang-orang Yahudi berusaha mengusir Paulus dari Korintus. Lalu, ia dibawa ke hadapan Galio dengan tuduhan mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan Hukum Taurat. Akan tetapi, Galio berkata kepada mereka bahwa ia tidak mau mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan agama. Persidangan itu pun dibubarkan dan orang-orang Yahudi diusir keluar.
Paulus berada di Korintus selama hampir dua tahun. Ketika sudah waktunya ia kembali pulang, Paulus menyadari bahwa ia perlu membantu jemaat-jemaat supaya mereka menjadi kuat dan tidak goyah. Paulus pun menulis surat pertamanya untuk jemaat di Tesalonika.
Paulus telah mengunjungi banyak tempat dan memberitakan firman Allah selama tiga tahun, dan ia tidak sabar untuk kembali ke Antiokhia. Paulus meninggalkan Korintus bersama-sama dengan Akwila dan Priskila. Namun, ia menyempatkan diri berhenti di Efesus dan memberitakan firman Allah di sana. Akwila dan Priskila tinggal di Efesus. Setelah itu, Paulus pergi ke Yerusalem untuk waktu yang tidak lama, lalu ke Antiokhia. Sekali lagi, ia mendapatkan kesempatan untuk melaporkan pelayanan yang luar biasa, yaitu bahwa Tuhan telah memberkati bangsa-bangsa lain di daerah barat.
"Aku kagum akan penyertaan dan kuasa yang Kau berikan bagi orang-orang yang memberitakan Injil, seperti Paulus dan Timotius. Aku berdoa, terkhusus untuk para pelayan Tuhan yang saat ini sedang bekerja di ladang Tuhan, kiranya Engkau juga terus menyertai mereka dengan kuasa-Mu sehingga nama-Mu saja yang dimuliakan. Amin."