Saya dilahirkan dan bertumbuh di gereja tradisi dan sekarang ini tetap bergereja di gereja tradisi melayani sebagai penatua. Di gereja kita, Perjamuan Kudus (makan roti dan minum anggur) dilakukan 4 kali dalam setahun, atau 3 bulan sekali. Perjamuan kudus di gereja hanya boleh dilayani oleh Pendeta, dan menurut pengajaran di gereja kita adalah sebagai simbol untuk memperingati sengsara dan wafat Kristus di kayu salib.
Setan tidak takut kepada benda-benda duniawi, bagaimanapun bentuknya. Setan hanya takut kepada Roh Kudus, Tuhan Yesus dan Allah Bapa. Kalau ada yang mengatakan benda-benda simbol kekristenan bisa mengusir setan, justru itu adalah tipuan dari setan itu sendiri.
Saya melayani seorang Ibu yang sakit kangker. Namanya Ibu Maria Phoea atau Ibu Lusi Tan. Sakitnya sudah cukup lama, namun masih bisa beraktivitas. Dan masih bisa ke gereja setiap hari Minggu.
Dalam beberapa peristiwa ketika kita masuk ke toko bahkan hotel internasional, ada boneka "kucing hoki" (maneki neko) yang diletakkan di samping kasir.
Yang menarik adalah, di dalam Roh, Tuhan Yesus menunjukkan adanya roh yang berdiri di dekat kucing hoki itu bentuknya serupa kuntilanak, perempuan rambut panjang pucat dengan baju putih panjang. Roh kuntilanak yang sejenis terlihat di tempat-tempat yang memajang kucing hoki, baik di warung, toko, hotel maupun hotel internasional sekalipun.